Peran dan Kepentingan Stakeholder

Implementasi dari kegiatan pengelolaan KKLD yang telah di rencanakan merupakan kunci untuk menjaga sumberdaya pesisir. Dari hasil pengamatan di lapangan, keberadaan KKLD yang telah berjalan sejak diterbitkannya SK Bupati Indramayu seperti tersebut di atas, belum dapat memberikan perubahan yang signifikan baik pengaturan dan pengelolan sumberdaya alam pesisir, laut dan pulau-pulau kecil khususnya terumbu karang yang ada di kawasan tersebut. Tahun 2006 pemerintah daerah Kabupaten Indramayu menetapkan Forum Pengelola KKLD Kabupaten Indramayu melalui Keputusan Bupati Indramayu Nomor: 523.1.05Kep.80A-Diskanla2006, sehingga idealnya segala bentuk pengelolaan KKLD Pulau Biawak dan sekitarnya dapat dilaksanakan oleh forum ini, terutama terkait dengan proses perencanaan, pengorganisasian, penerapan dan pemantauan pengelolaan terumbu karang di kawasan tersebut. Untuk itu, perlu adanya kebijakan operasional yang tepat dalam melaksanakan pengelolaan terumbu karang di kawasan tersebut. Salah satu pedoman yang dapat digunakan dalam menyusun kebijakan operasional pengelolaan terumbu karang adalah pedoman umum pengelolaan terumbu karang berdasarkan pada Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: Kep.38men2004 Tentang Pedoman umum pengelolaan terumbu karang. Forum pengelola KKLD Pulau Biawak dalam menetapkan kebijakan operasional dalam pengelolaan terumbu karang di KKLD Pulau Biawak diamanatkan mengacu pada pedoman umum tersebut. Kebijakan operasional pengelolaan terumbu karang dijabarkan menjadi 7 kebijakan. Dalam melaksanakan kebijakan operasional pengelolaan terumbu karang di KKLD Pulau Biawak dan sekitarnya, perlu adanya skala prioritas sesuai dengan kebutuhan. Analisis A’WOT digunakan untuk menentukan skala prioritas dari 7 kebijakan operasional pengelolaan terumbu karang dengan menggabungkan faktor-faktor komponen SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats dengan Analysis Hierarchy Process AHP. Untuk membantu penentuan faktor SWOT, dilakukan wawancara dan kuesioner terkait kebijakan pengelolaan terumbu karang di KKLD Pulau Biawak dan sekitarnya terhadap 50 responden Gambar 38 dan dalam penentuan AHP dilakukan wawancara dan kuesioner kepada stakeholder yang berperan dalam pengelolaan terumbu karang yaitu Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Indramayu, Kementerian Kelautan dan Perikanan, DPRD, Bappeda, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata, LSM, Universitas Wiralodra, Pakar dan Tokoh Masyarakat. Gambar 38 Grafik persepsi masyarakat terkait pengelolaan terumbu karang. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa beberapa faktor kekuatan Strengths yang menjadi pendukung pengelolaan terumbu karang di lokasi KKLD Pulau Biawak dan sekitarnya diantaranya adalah; 1 adanya upaya perlindungan terhadap sumberdaya terumbu karang dengan ditetapkannya Pulau Biawak dan sekitarnya sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah; 2 terumbu karang hampir mengelilingi seluruh pulau dan bisa dijumpai di ketiga pulau sehingga memiliki sebaran yang luas; dan 3 memiliki kenekaragaman karang yang tinggi sehingga memiliki potensi wisata bahari. Faktor kelemahan yang teridentifikasi adalah; 1 lemahnya pengawasan dan penegakan hukum terhadap eksploitasi terumbu karang; 2 akses penyebrangan dari daratan menuju Pulau Biawak memakan waktu cukup lama antara 4 sampai 6 jam perjalanan dengan perahu nelayan 20 PK; 3 kurangnya penelitian dan kajian ilmiah mengenai terumbu karang yang mampu mendukung pengelolaannya; dan 4 biaya operasional tinggi, hal ini sangat dirasakan oleh masyarakat nelayan sekitar. Faktor Peluang yang mendukung pengelolaan terumbu karang adalah; 1 tingginya perhatian pemerintah terhadap kelestarian terumbu karang, diantaranya dengan dibentuknya Forum Pengelola KKLD Kabupaten Indramayu melalui Keputusan Bupati Indramayu Nomor: 523.1.05Kep.80A-Diskanla2006 dimana Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu sebagai Ketua Forum dengan dibantu oleh perwakilan dinas-dinas dan instansi lainnya sebagai anggota pengelola diantaranya Dinas Kehutan dan Perkebunan, POLAIRUD, Kepala Danlanal, Universitas Wiralodra Indramayu UNWIR, Dinas Perhubungan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup dan BAPPEDA Indramayu; 2 permintaan terhadap hasil perikanan dan objek wisata yang makin meningkat; dan 3 tersedianya teknologi monitoring dan transplantasi karang. Faktor ancaman dalam pengelolaan terumbu karang adalah; 1 kerusakan terumbu karang akibat pencemaran, sebagai contoh tumpahan minyak pada tahun 2005 di perairan Pulau Biawak dan sekitarnya; 2 kegiatan penangkapan ikan yang merusak lingkungan, seperti penggunaan bom atau racun; dan 3 eksploitasipemanfaatan terumbu karang untuk tujuan komersil, seperti pengambilan karang hias ilegal. Faktor kekuatan strengths, kelemahan weaknesses, peluang opportunities dan ancaman threats pada KKLD Pulau Biawak dan sekitarnya dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 Faktor kekuatan strengths, kelemahan weaknesses, peluang opportunities dan ancaman threats pada KKLD Pulau Biawak dan sekitarnya STRENGTHS a. Statusnya sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah, yang pemanfaatan sumberdaya alamnya mengandung misi konservasi. b. Luasnya sebaran terumbu karang di sekitar perairan Pulau Biawak dan sekitarnya. c. Keanekaragaman karang tinggi sehingga memiliki potensi wisata bahari. WEAKNESSES d. Lemahnya Pengawasan dan penegakan hukum terhadap eksploitasi terumbu karang. e. Akses penyebrangan dari daratan menuju Pulau Biawak memakan waktu yang lama kira-kira 4 – 6 jam f. Kurangnya penelitian ilmiah mengenai terumbu karang yang mampu mendukung pengelolaannya g. Biaya operasional tinggi OPPORTUNITIES h. Tingginya perhatian pemerintah terhadap kelestarian terumbu karang dibentuknya Forum Pengelola KKLD Kab. Indramayu i. Permintaan terhadap hasil perikanan dan objek wisata yang makin meningkat j. Tersedianya teknologi monitoring dan transplantasi karang THREATS k. Kerusakan terumbu karang akibat pencemaran l. Kegiatan penangkapan ikan yang merusak lingkungan bom, racun m. Eksploitasipemanfaatan terumbu karang untuk tujuan komersil Hasil analis dari faktor strengths, weaknesses, opportunities dan threats bisa dilihat pada Gambar 39 dan Tabel 16 berikut: Gambar 39 Grafik prioritas faktor SWOT terhadap kebijakan pengelolaan terumbu karang KKLD Pulau Biawak dan sekitarnya. Tabel 16 Hasil analisis komponen SWOT KKLD Pulau Biawak dan sekitarnya Komponen SWOT Bobot Prioritas Relatif Strengths kekuatan 0,331 P2 Weaknesess kelemahan 0,153 P3 Opportunities peluang 0,127 P4 Threats ancaman 0,389 P1