Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Kecerahan perairan adalah suatu kondisi yang menunjukan kemampuan cahaya untuk menembus lapisan air pada kedalaman tertentu. Pada perairan alami kecerahan sangat penting karena erat kaitannya dengan fotosintesa. Kecerahan perairan didapatkan dari perbandingan antara kedalaman secchi disc dengan kedalaman perairan di kali 100. Tingkat kecerahan yang berbeda-beda antar lokasi antara 80-100 Diskanla 2005. Berdasarkan hasil pengamatan, kecerahan berkisar antara 80-95. Variasi rata-rata temperatur air di Pulau Biawak, Pulau Gosong, dan Pulau Candikian berkisar antara 28 –30 o C Diskanla 2005. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, suhu berkisar antara 26 –29 o C. Adanya variasi tersebut dipengaruhi oleh kedalaman pulau yang bervariasi. Secara umum apabila kedalaman semakin kecil maka temperatur air laut pada saat siang hari akan semakin besar, karena adanya pengaruh penetrasi cahaya matahari. Meskipun demikian karena adanya mekanisme naik turunnya air laut oleh karena pasang surut maka temperatur perairan akan berkisar pada temperatur normal pada umumnya. Tingkat kedalaman perairan laut di Pulau Biawak dan sekitarnya berdasarkan peta dasar yang diterbitkan Dinas Hidro Oseonografi Tahun 2002 yaitu 36 meter sampai dengan 50 meter di bawah permukaan laut. Sedangkan kedalaman laut di sekitar pulau antara 36 meter hingga 46 meter di bawah permukaan laut. Daerah yang paling dalam terdapat pada bagian tengah perairan selat antara Pulau Biawak dengan Pulau Gosong dan Pulau Gosong dengan Pulau Candikian dengan kisaran kedalaman 50 meter di bawah permukaan laut, pada daerah ini arus air laut yang ada sangat deras. Hasil pengukuran kondisi perairan Pulau Biawak dan sekitarnya yang diamati pada saat penelitian pada lima stasiun pengamatan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Parameter fisik perairan Pulau Biawak dan sekitarnya Stasiun Waktu Pengamatan WIB Salinitas ‰ Suhu ˚C Kecepatan arus mdet Kecerahan 1 10.40 33 26 95 2 15.00 28 26 0,167 85 3 15.00 30 28 0,167 90 4 09.46 31 29 0,167 80 5 12.00 30 29 0,167 85 Sumber: pengumpulan data 2010

4.2 Kondisi Terumbu Karang

4.2.1 Persentase Tutupan Karang

Dari hasil survei di lapangan, tipe terumbu karang di Pulau Biawak dan sekitarnya merupakan terumbu karang tepi fringing reef. Pengamatan kondisi tutupan karang dilakukan dengan menggunakan metode transek garis menyinggung TGM pada 5 stasiun pengamatan. Penyelaman dilakukan sebanyak 1 satu kali penyelaman pada masing-masing stasiun, pada musim kemarau dengan kondisi fisik perairan terlihat pada Tabel 6. Komponen penyusun terumbu karangnya sangat padat dan banyak didominasi oleh karang-karang keras dari famili Acroporidae, Faviidae dan Poritidae. Jumlah genus yang ditemukan selama penelitian sebanyak 39 genus dari 13 famili karang Lampiran 1. Persen kehadiran terbesar dari genus Porites sp sebanyak 20,58 yang disusul kemudian dari genus Acropora sp 11,59 dan Diploastrea sp 9,15. Sumber foto: Foto survei, 2010 Gambar 10 Kondisi Terumbu Karang Pulau Biawak dengan kehadiran genus Porites sp terbesar. Sumber foto: Foto survei, 2010 Gambar 11 Kegiatan sampling terumbu karang dengan metode TGM. Kelimpahan karang bervariasi di setiap lokasi pengamatan, hasil pengamatan di kelima stasiun terhadap persentase tutupan karang keras di Pulau Biawak dan sekitarnya diperoleh:

a. Bagian Barat Pulau Biawak Stasiun 1

Gambar 12 Grafik persentase tutupan karang di Stasiun 1 di kedalaman 3 m dan 10 m pada setiap titik sampling. Pada lokasi bagian barat Pulau Biawak, pada kedalaman 3 m persentase tutupan karang hidup bervariasi antara 31,4-47,8, dan pada kedalaman 10 m bervariasi antara 19,4-39,4. Pada kedalaman 3 m, Porites sp dan Acropora sp merupakan genus karang dengan persen tutupan terbesar dibandingkan yang lainnya. Ciri khas dari Porites antara lain adalah adanya tiga septa yang bergabung menjadi satu disebut triplet dengan satu pali Suharsono 2008. Porites mempunyai jenis sekitar 25 jenis, tersebar di seluruh perairan Indonesia Suharsono 2008. Pada kedalaman 10 m, Turbinaria sp merupakan genus dengan tutupan karang terbesar. Turbinaria merupakan koloni berbentuk gada, lembaran atau daun. Koralit membulat, setengah tenggelam atau berupa tabung kecil dengan dinding yang porus dengan struktur yang seragam di seluruh permukaan. Septa kecil dan pendek, kolumela besar dan padat. Polip relatif besar dan pendek. Genus ini tersebar di seluruh perairan Indonesia sebanyak 15 jenis Suharsono 2008. A B Sumber foto: Foto survei, 2010 Gambar 13 Karang dengan persen tutupan tebesar di stasiun 1, Gambar A: Porites sp , Gambar B: Turbinaria sp.

b. Bagian Selatan Pulau Biawak Stasiun 2

Gambar 14 Grafik persentase tutupan karang di Stasiun 2 di kedalaman 3 m dan 10 m pada setiap titik sampling. Pada lokasi bagian selatan Pulau Biawak, pada kedalaman 3 m persentase tutupan karang hidup bervariasi antara 32,6-51,4, dan pada kedalaman 10 m bervariasi antara 23,8-64,9. Pada kedalaman 3 m, Acropora sp merupakan genus karang yang ditemukan dengan persen tutupan terbesar di lokasi. Acropora tersebar di seluruh perairan Indonesia sekitar 113 jenis Suharsono 2008. Pada kedalaman 10 m, karang massive ditemukan banyak terdapat di lokasi ini, diantaranya Porites sp dan Diploastrea sp. Genus Diploastrea merupakan koloni massive dengan ukuran besar dan membulat, tersebar di seluruh perairan Indonesia dan hanya mempunyai satu jenis yaitu Diploastrea heliopora Suharsono 2008. . A B Sumber foto: Foto survei, 2010 Gambar 15 Karang dengan persen tutupan terbesar di stasiun 2, Gambar A: Acropora, Gambar B: Diploastrea.

c. Bagian Utara Pulau Biawak Stasiun 3

Gambar 16 Grafik persentase tutupan karang di Stasiun 3 di kedalaman 3 m dan 10 m pada setiap titik sampling. Pada lokasi bagian Utara Pulau Biawak, pada kedalaman 3 m persentase tutupan karang hidup bervariasi antara 16,9-13,0, dan pada kedalaman 10 m bervariasi antara 9,8-40,2. Genus Acropora sp merupakan genus karang dengan tutupan karang terbesar di kedalaman 3 m. Pada kedalaman 10 m Diploastrea sp merupakan genus dengan tutupan karang terbesar.

d. Pulau Gosong Stasiun 4

Gambar 17 Grafik persentase tutupan karang di Stasiun 4 di kedalaman 3 m dan 10 m pada setiap titik sampling. Pada lokasi Pulau Gosong, pada kedalaman 3 m persentase tutupan karang hidup bervariasi antara 31,0-63,6, dan pada kedalaman 10 m bervariasi antara 40,5-47,1. Pada kedalaman 3 m Porites sp merupakan genus karang dengan persen tutupan terbesar di lokasi. Pada kedalaman 10 m, jenis karang dengan tutupan karang terbesar adalah Pocillopora sp. Karang Pocillopora merupakan koloni bercabang, submassive, koralit hampir tenggelam, septa bersatu dengan kolumela. Percabangan relatif besar dengan permukaan berbintil-bintil yang disebut verucosae. Sebarannya ditemukan di seluruh Indonesia Suharsono 2008. Karang ini ditemukan dari terumbu di perairan dangkal hingga perairan dalam. Karang Pocillopora merupakan salah satu karang perintis di ekosistem terumbu karang. Keberadaannya sangat menentukan keberhasilan penempelan jenis karang lainnya Munasik et al. 2006.