Kebijakan umum sebagaimana tersebut di atas, dijabarkan menjadi tujuh kebijakan operasional sebagai berikut Keputusan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor: KEP.38MEN2004:
a. Kebijakan 1
Mengupayakan pelestarian, perlindungan, dan peningkatan kondisi ekosistem terumbu karang, terutama bagi kepentingan masyarakat yang
kelangsungan hidupnya sangat bergantung pada pemanfaatan ekosistem tersebut, berdasarkan pada kesadaran hukum dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku serta mengacu kepada standar-standar nasional dan internasional dalam pengelolaan sumberdaya alam.
b. Kebijakan 2
Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah KabupatenKota, dengan meningkatkan
hubungan kerjasama antar institusi untuk dapat menyusun dan melaksanakan program-program pengelolaan ekosistem terumbu karang
berdasarkan prinsip keseimbangan antara pemanfaatan sumberdaya alam yang sesuai dengan nilai-nilai kearifan masyarakat dan karakteristik
biofisik dan kebutuhan pembangunan wilayah.
c. Kebijakan 3
Menyusun rencana tata ruang pengelolaan wilayah pesisir dan laut untuk mempertahankan kelestarian ekosistem terumbu karang dan sumberdaya
alam pesisir dan laut secara nasional serta mampu menjamin kelestarian fungsi ekologis terumbu karang dan pertumbuhan ekonomi kawasan.
d. Kebijakan 4
Meningkatkan kerjasama, koordinasi dan kemitraan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah KabupatenKota, serta masyarakat dalam
pengambilan keputusan mengenai pengelolaan ekosistem terumbu karang yang meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi,
pengawasan dan penegakan hukum.
e. Kebijakan 5
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pengembangan kegiatan ekonomi kerakyatan, dengan mempertimbangkan sosial budaya
masyarakat setempat dan tetap memperhatikan kelestarian ekosistem terumbu karang dan lingkungan sekitar.
f. Kebijakan 6
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian, sistem informasi, pendidikan dan pelatihan dalam pengelolaan ekosistem terumbu
karang dengan meningkatkan peran sektor swasta dan kerjasama internasional.
g. Kebijakan 7
Menggali dan meningkatkan pendanaan untuk pengelolaan ekosistem terumbu karang.
Kebijakan tidak hanya membatasi diri pada pengujian-pengujian teori deskriftif umum maupun teori-teori ekonomi, karena masalah-masalah kebijakan
yang kompleks, dimana teori-teori semacam ini seringkali gagal untuk memberikan informasi yang memungkinkan para pengambil kebijakan
mengontrol dan memanipulasi proses-proses kebijakan. Walaupun demikian analisis kebijakan juga menghasilkan informasi yang relevan dengan kebijakan
yang dapat dimanfaatkan untuk memecahkan suatu masalah dan juga menghasilkan informasi mengenai nilai-nilai serta arah tindakan yang lebih baik.
Jadi analisis kebijakan mencakup kegiatan evaluasi dan anjuran kebijakan. Quandun in Dunn 2001 menyebutkan bahwa analisis kebijakan adalah
setiap jenis analisa yang menghasilkan dan menyajikan informasi sehingga dapat menjadi dasar bagi para pengambil kebijakan dalam menguji pendapat mereka.
Kata “analisis” digunakan dalam pengertian yang paling umum yang secara tidak langsung menunjukkan penggunaan intuisi dan pertimbangan yang mencakup
tidak hanya pengujian kebijakan dalam pemecahan terhadap komponen- komponen tapi juga merencanakan dan mencari sintesa atas alternatif-alternatif
baru. Aktivitas ini meliputi sejak penelitian untuk memberi wawasan terhadap masalah atau isu yang mendahului atau untuk mengevaluasi program yang sudah
selesai. Dalam analisis kebijakan terdapat tiga pendekatan yaitu: