Analisis Data Coral Reefs Management Evaluation at Marine Conservation Area of Biawak Islands of Indramayu, West Java Province

antara peneliti dan informan. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik informan merupakan pola media yang melengkapi informasi lisan yang disampaikan oleh informan. Keputusan alternatif dievaluasi dengan respek untuk masing-masing faktor SWOT dengan penggunaan AHP. Dalam hal ini, analisis SWOT digunakan sebagai frame dasar yang akan menghasilkan keputusan situasional, sedangkan AHP digunakan untuk membantu meningkatkan analisis SWOT dalam mengelaborasikan hasil analisis sehingga keputusan kebijakan operasional pengelolaan ekosistem terumbu karang dapat diprioritaskan. Penentuan faktor- faktor masing-masing komponen SWOT dilakukan secara partisipatoris. Setelah dilakukan penentuan faktor-faktor, SWOT kemudian dilakukan analisis AHP. Dalam Analisis AHP juga digunakan AHP partisipatif, yaitu respondennya adalah seluruh stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang. Tahapan metode AWOT adalah: 1 Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang dengan metode SWOT; dan 2 Melakukan analytical hierarchy process AHP. Hirarki AWOT penentuan kebijakan operasional pengelolaan ekosistem terumbu karang pada Gambar 7. Selanjutnya data yang sudah diperoleh diolah dengan menggunakan program komputer Expert Choice 2000 Budiharsono et al. 2006. Gambar 7 Hirarki analisis A’WOT. 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Kawasan Konservasi Laut Daerah Pulau Biawak dan sekitarnya terletak di perairan sebelah utara Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Secara administratif, KKLD Pulau Biawak dan sekitarnya terletak di Kecamatan Kota Indramayu, Kabupaten Indramayu. KKLD Pulau Biawak dan sekitarnya meliputi Pulau Biawak, Pulau Gosong dan Pulau Candikian. Secara geografis Pulau Biawak terletak pada posisi 05 o 56’022’’ LS dan 108 o 22’015’’ BT, Pulau Gosong terletak pada posisi 5 o 52’076” LS dan 108 o 24’337’’ BT dan Pulau Candikian terletak 5 o 48’089” LS dan 108 o 24’487’’ BT. Berdasarkan rencana pengelolaan management plan KKLD Pulau Biawak dan sekitarnya tahun 2005, luas total KKLD Kabupaten Indramayu ±15.540 ha, yang terdiri atas luas wilayah perairan ±14.798 ha dan luas daratan ±742 ha Pulau Biawak ± 130 ha, Pulau Gosong ±312 ha dan Pulau Candikian ±300 ha. Pulau Biawak terletak di lepas pantai Laut Jawa, terletak 26 mil ±50 km di sebelah utara pantai Indramayu. Keadaan topografi datar, beberapa bagian pulau yang ditumbuhi mangrove tergenang air laut terutama pada saat pasang naik. Panjang pulau dari timur ke barat ± 1 km dan dari utara ke selatan ± 0,5 km. Pulau ini dinamakan Pulau Biawak karena di pulau ini hidup satwa endemik yaitu Biawak Varanus salvator. Sumber foto: Foto survei, 2010 Gambar 8 Satwa endemik di Pulau Biawak Biawak dari jenis Varanus salvator. Di Pulau Biawak tidak terdapat perkampungan, yang bermukim hanya petugas penjaga mercusuar dari Direktorat Jendral Perhubungan Laut. Para petugas bergilir untuk masa-masa tertentu. Pada umumnya setiap 6 enam bulan mereka menjaga mercusuar. Mercusuar dibangun pada tahun 1872 dan diresmikan oleh Z.M. Willem III. Menara ini merupakan salah satu daya tarik pengunjung obyek wisata. Kondisi pulau yang jaraknya relatif jauh dari daratan Indramayu Pulau Jawa menjadikan pulau ini jarang dikunjungi terkecuali nelayan-nelayan yang melakukan penangkapan ikan di sekitar perairan pulau tersebut, sedangkan pada Pulau Gosong dan Pulau Candikian sama sekali tidak ada manusia yang menghuni. Kedua pulau tersebut dikunjungi hanya untuk menangkap ikan. Pulau Biawak dan Pulau Gosong dijadikan tempat berlabuh bagi para nelayan ketika mereka terkena badai sehingga mereka dapat terhindar dari arus gelombang yang tinggi. Sumber foto: Foto survei, 2010 Gambar 9 Gerbang masuk Pulau Biawak. Pulau Gosong terletak sekitar 7 km dari arah timur laut Pulau Biawak. Biota laut sebagai komoditi perikanan masih banyak dijumpai. Pulau ini berbentuk cincin akibat pengerukan yang dilakukan oleh Pertamina Balongan Exor I untuk penimbunan wilayah pantai di kawasan industri pada awal tahun 1990-an. Di pulau ini dijumpai hanya beberapa vegetasi tumbuhan. Pulau ini merupakan karang dan biasanya muncul pada saat sedang surut. Pulau Candikian terletak sekitar 14 km arah timur laut Pulau Biawak. Pulau Candikian sebagian kecil saja daratan yang berada di atas permukaan air