Kebijakan 7 Coral Reefs Management Evaluation at Marine Conservation Area of Biawak Islands of Indramayu, West Java Province
buku yang dipublikasikan, hasil penelitian yang terkait, laporan, serta bahan publikasi lainnya. Pengumpulan data pada kajian tesis ini mengandung 2 dua
jenis pengumpulan data yaitu pengumpulan data biofisik dan pengumpulan data sosial ekonomi.
a Pengumpulan data biofisik
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data lifeform komunitas karang, ikan karang dan benthos. Pengambilan data lifeform terumbu karang
diambil dengan menggunakan metode Transek Garis Menyinggung TGM dari English et al. 1997, dengan beberapa modifikasi. Pengamatan dilakukan pada
dua kedalaman yaitu 3 m dan 10 m, masing-masing kedalaman diletakkan 3 transek masing-masing berukuran 20 m dari 0-20 m titik sampling 1, 25-45 m
titik sampling 2 dan 50-70 m titik sampling 3 dengan jarak antar transek 5 m yang terletak pada satu garis sepanjang 70 m sejajar pantai. Masing-masing
transek dihitung sebagai 1 satu titik sampling Gambar 3. Semua biota dan substrat yang berada tepat di garis tersebut dicatat dengan ketelitian hingga
sentimeter. Metode pengamatan yang digunakan dalam pengumpulan data ikan karang
adalah dengan metode underwater visual census UVC, dimana ikan-ikan yang terlihat di dalam transek dicatat jenis dan jumlahnya. Posisi transek ini sama
dengan posisi garis transek pada pengamatan tutupan terumbu karang. Ikan karang yang diambil datanya untuk dicatat adalah ikan-ikan yang berada di wilayah
transek pada saat pengambilan data dilakukan. Ikan-ikan yang ditemui dicatat. Sensus dilakukan dengan radius pandang 2,5 m ke sebelah kiri dan 2,5 m ke
sebelah kanan garis transek yang telah dipasang 3 buah dari 0-20 m titik sampling 1, 25-45 m titik sampling 2, dan 50-70 m titik sampling 3, sehingga
luas bidang yang teramati pada setiap transeknya adalah 5 m x 20 m = 100 m
2
. Jenis dan kepadatan individu ikan karang diamati pada setiap transek. Spesies
ikan yang didata dikelompokkan kedalam tiga kelompok utama, yaitu: ikan target, ikan indikator dan ikan major English et al. 1997.
Pengumpulan data benthos dilakukan untuk menghitung jumlah biota bentik yang hidup berasosiasi dan berperan dalam menunjang tingkat kesuburan
karang dan terumbu karang Manuputty et al. 2006. Peralatan dan bahan yang digunakan sama dengan metode TGM. Sampling dilakukan setelah kegiatan
TGM, dengan metode reef check benthos RCB, yaitu berupa transek yang sama sepanjang 70 m dengan lebar 1 meter ke kanan dan 1 meter ke kiri dari garis
transek yang telah dipasang 3 buah dari 0-20 m titik sampling 1, 25-45 m titik sampling 2, dan 50-70 m titik sampling 3. Total bidang pengambilan dan
pencatatan biota bentik: 2x20 m
2
= 40 m
2
. Penyelaman untuk pengumpulan data karang, ikan dan benthos dilakukan
dengan satu kali penyelaman dan sau kali pencatatan data pada satu transektitik sampling yang diambil datanya.
Gambar 3 Metode pengumpulan data karang, ikan karang dan benthos.
b Pengumpulan data sosial ekonomi
Pengumpulan data
sosial ekonomi
dilakukan dengan
metode wawancarainterview dan kuesioner untuk mendapatkan data stakeholder,
kebijakan operasional pengelolaan terumbu karang dan persepsi masyarakat terhadap pengelolaan terumbu karang. Wawancara dimaksudkan untuk
mendapatkan keterangan dari responden yang tinggal di sekitar lokasi penelitian dengan berpedoman pada suatu daftar pertanyaan kuesioner yang telah disusun
sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Hadi dan Sudharto 2005 wawancara dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1 Wawancara bebas atau tanpa pedoman pertanyaan. Wawancara bebas
dapat dilakukan pada waktu peninjauan di lapangan dimana peneliti menginventarisir issu dan permasalahan.
2 Wawancara dengan menggunakan pedoman pertanyaan. Pedoman
digunakan sebagai panduan dalam wawancara. Wawancara dilakukan secara terstruktur, yaitu dengan menggunakan pedoman pertanyaan
untuk menghimpun data dari responden. Pengumpulan data stakeholder dilakukan dengan cara
: 1 mengidentifikasi sendiri berdasarkan pengalaman berkaitan dengan perencanaan
kebijaksanaan dan berdasarkan catatan statistik serta laporan penelitian. Hasilnya berupa daftar panjang individu dan kelompok yang terkait pengelolaan
ekosistem terumbu karang, 2 identifikasi stakeholder menggunakan pendekatan partisipatif dengan teknik snow ball dimana setiap stakeholder mengidentifikasi
stakeholder lainnya. Berdiskusi dengan stakeholder yang teridentifikasi
pertamakali dapat mengungkapkan pandangan mereka tentang keberadaan stakeholder
penting lain yang berkaitan dengannya. Metode ini dapat membantu pengertian yang lebih mendalam terhadap kepentingan dan keterkaitan
stakeholder . Stakeholder penentu pengambil kebijakan dan lembaga legislatif,
stakeholder penunjang LSM, Perguruan Tinggi, pengusaha dan lembaga donor
swasta, stakeholder kunci nelayan, dan lainnya dimana sumber ekonominya sangat bergantung dengan KKL.
Pengumpulan data untuk menentukan prioritas kebijakan operasional pengelolaan terumbu karang dilakukan dengan metode wawancara dan kuesioner.
Responden terdiri dari pengambil kebijakan, pakar dan praktisi yang terkait dengan pengelolaan KKLD Pulau Biawak dan sekitarnya, seperti pemerintah,
DPRD, Bappeda, LSM, Perguruan Tinggi, pakar lingkungan, dan tokoh masyarakat.
Pengumpulan data terhadap persepsi masyarakat terkait pengelolaan terumbu karang di KKLD Pulau Biawak dan sekitarnya dengan metode
wawancara dan kuesioner. Responden merupakan stakeholder yang terkait dengan pengelolaan dan pemanfaatan KKLD Pulau Biawak dan sekitarnya. Pemilihan
responden menggunakan teknik purpossive sampling, sehingga pemilihan