37.14 An analysis of environmental quality of medium and small cities in Kalimantan

Dalam penyusunan kebijakan pada skala kawasan, pengelompokan kota dapat memberikan informasi kluster yang ada pada suatu wilayah. Upaya pengelompokan yang dilakukan merupakan bentuk penyederhanaan masalah, dimana kebijakan serupa yang diberlakukan pada kota - kota yang berada pada kelompok yang sama, diharapkan memberikan hasil yang tidak jauh berbeda. Sebaliknya untuk kota - kota yang berada dalam kelompok yang tidak sama, harus diberlakukan kebijakan yang sesuai dengan perbedaan kondisi kota - kota tersebut. Pengelompokan kota yang dilakukan dengan menggunakan analisis gerombol maupun yang dilakukan berdasarkan kategori nilai indeks kualitas lingkungan dapat membantu penyusunan kebijakan untuk kota - kota yang berada pada satu kelompok maupun kota - kota pada kelompok yang berlainan. Dua hal yang membedakan antar keduanya adalah tingkat kecepatan dan tingkat kedetailan informasi yang diperoleh dari masing - masing metode analisis. Pengelompokan hasil analisis gerombol dapat dipilih bila perlu dilakukan pengelompokan secara cepat tanpa harus melihat secara detail masing - masing kota yang menjadi obyek analisis. Sebaliknya pengelompokan berdasarkan kategori nilai indeks lebih sesuai bila faktor waktu pengolahan data tidak menjadi kendala, dan tingkat kedetailan informasi masing - masing kota menjadi tujuan analisis. 5.4 Analisis Pengaruh Alokasi Anggaran Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kebersihan terhadap Nilai Indeks Kualitas Lingkungan Kota - Kota Sedang dan Kecil di Kalimantan Kualitas lingkungan suatu wilayah bergantung pada tinggi rendahnya tingkat pencemaran media tanah, air dan udara serta daya tampung dan daya dukung yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam mengelola lingkungan diasumsikan mampu menekan penurunan kualitas lingkungan yang terjadi, sehingga dilakukan juga analisis pada besarnya alokasi anggaran yang telah dikeluarkan terkait dengan pengelolaan lingkungan dan kebersihan kota. Analisis data panel dilakukan untuk melihat hubungan perubahan nilai indeks kualitas lingkungan kota terhadap alokasi anggaran satuan kerja daerah yang berkaitan langsung dengan pengelolaan lingkungan hidup kota tersebut. Sehubungan dengan keterbatasan data yang dimiliki, analisis hanya mencakup peubah alokasi anggaran kegiatan pengelolaan lingkungan hidup dan alokasi anggaran kegiatan pengelolaan kebersihan pada 37 tiga puluh tujuh kota sedang dan kecil di Kalimantan seperti ditunjukkan pada Lampiran 5. Dalam analisis tersebut, nilai indeks kualitas lingkungan IKL merupakan peubah respon, sedangkan persentase anggaran kegiatan pengelolaan lingkungan hidup LH dan persentase anggaran kegiatan pengelolaan kebersihan KBR merupakan peubah bebas. Dalam analisis data panel yang dilakukan pada rentang tahun 2006 hingga 2010, tahapan analisis didahului dengan uji korelasi antar peubah bebas seperti ditujukkan pada Lampiran 6. Nilai korelasi antar peubah bebas menunjukkan angka lebih kecil dari 0.8. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar peubah bebas LH dan KBR. Analisis dilanjutkan dengan Likelihood ratio test dan Hausman - test yang menunjukkan bahwa model fixed effects merupakan model yang paling sesuai untuk menjelaskan hubungan -