Tabel 2 Sumber perolehan nilai komponen indeks kualitas lingkungan hidup kota
No Komponen Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup Kota Sumber Perolehan
Indikator - Indikator Pengelolaan Kebersihan
1 Nilai indeks kebersihan kawasan
permukiman Nilai rata - rata persentase tutupan sampah
area tidak terbangun pada kawasan permukiman
2 Nilai indeks kebersihan kawasan pasar
Nilai rata - rata persentase tutupan sampah area tidak terbangun pada kawasan pasar
tradisional 3
Nilai indeks kebersihan kawasan taman kota
Nilai rata - rata persentase tutupan sampah area tidak terbangun pada kawasan taman
kota 4
Nilai indeks pengendalian pencemaran TPA
Nilai ketersediaan sarana pengendalian pencemaran TPA
5 Nilai indeks pengelolaan sampah TPA
Nilai penutupan sampah pada zona aktif TPA
Indikator - Indikator Tutupan Tajuk Peneduh
6 Nilai indeks sebaran peneduh kawasan
permukiman Nilai rata - rata perentase tutupan tajuk
peneduh area tidak terbangun pada kawasan permukiman
7 Nilai indeks sebaran peneduh kawasan
pasar Nilai rata - rata persentase tutupan tajuk
peneduh area tidak terbangun pada kawasan pasar tradisional
8 Nilai indeks sebaran peneduh kawasan
taman kota Nilai rata - rata persentase tutupan tajuk
area tidak terbangun pada kawasan taman kota
9 Nilai indeks penghijauan TPA
Nilai persentase penghijauan terhadap zona non aktif TPA
3.4 Matriks Keterkaitan Tujuan Penelitian dengan Jenis dan Sumber Data,
Teknik Analisis Data dan Keluaran
Jenis data, sumber data, teknik analisis data maupun hasil keluaran yang diharapkan tertera pada Tabel 3.
Tabel 3 Jenis data, sumber data, teknik analisis data dan hasil keluaran yang diharapkan
No Tujuan
Metode Jenis Data
Sumber Data
Teknik Analisis
Data Keluaran
1 Mengelompok-
kan kota - kota sedang dan
kecil di Kalimantan
berdasarkan kesamaan
karakteristik kualitas
lingkungan hidup
Analisis statistik
deskriptif Data nilai indeks
kualitas pengelolaan
lingkungan hidup kota sedang dan
kecil di Kalimantan KLH, Pusat
Pengelolaan Ekoregion
Kalimantan Analisis
Gerombol Kelompok
kluster kota sedang dan
kecil berdasarkan
kualitas lingkungan
Tabel 3 Lanjutan
No Tujuan
Metode Jenis Data
Sumber Data
Teknik Analisis
Data Keluaran
2 Menganalisis
faktor - faktor yang berpengaruh
pada indeks kualitas
lingkungan kota sedang dan kecil
di Kalimantan Analisis
statistik deskriptif
Data nilai indeks kebersihan
kawasan permukiman,
Data nilai indeks kebersihan
kawasan pasar, Data nilai indeks
kebersihan taman kota, Data nilai
indeks pengendalian
pencemaran TPA, Data nilai indeks
pengelolaan sampah TPA, Data
nilai indeks sebaran peneduh
kawasan permukiman,
Data nilai indeks sebaran peneduh
kawasan pasar, Data nilai indeks
sebaran peneduh taman kota dan
Data nilai indeks penghijauan TPA
KLH, Pusat Pengelolaan
Ekoregion Kalimantan
Analisis Komponen
Utama Nilai indeks
kualitas lingkungan
hidup kota dan
variabel - variabel utama
kualitas lingkungan
hidup kota
3 Menganalisis
hubungan alokasi anggaran kegiatan
pengelolaan lingkungan hidup
dan kegiatan pengelolaan
kebersihan dengan indeks kualitas
lingkungan hidup kota sedang dan
kecil di Kalimantan
Analisis statistik
inferensial Data persentase
APBD pengelolaan lingkungan hidup
dan kegiatan pengelolaan
kebersihan kabupaten kota
sedang dan kecil se Kalimantan
Pemerintah Kabupaten
Kota Kalimantan
Analisis Panel
Intensitas pengaruh
alokasi APBD terhadap
kualitas lingkungan
kota
4 Menganalisis
hubungan kepadatan
penduduk dengan indeks kualitas
lingkungan hidup kota sedang dan
kecil di Kalimantan
Analisis statistik
inferensial Data jumlah
penduduk kota dan Data luas wilayah
kota Pemerintah
Kabupaten Kota
Kalimantan Analisis
Panel Intensitas
pengaruh kepadatan
penduduk terhadap
kualitas lingkungan
kota
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Analisis Gerombol Cluster Analysis
Analisis gerombol merupakan alat bantu analisis yang ditemukan oleh Tryon pada tahun 1939 yang dapat digunakan untuk melakukan pengelompokan
obyek. Pengelompokan yang dilakukan sedemikian rupa menyebabkan obyek - obyek yang berada dalam suatu kelompok memiliki kemiripan lebih tinggi
dibandingkan dengan obyek dalam kelompok yang lain Pribadi et al. 2011.
Analisis gerombol dapat digunakan dalam mengelompokkan kota - kota berdasarkan kemiripan atas karakteristik yang dimiliki masing - masing kota.
Menurut Pribadi et al. 2011 dalam analisis kluster langkah - langkah pengelompokan dari variabel - variabel asal ditentukan melalui : 1 Berapa
kelompok wilayah yang diperoleh, 2 Bagaimana gambaran karakteristik dari setiap kelompok wilayah, dan 3 Wilayah - wilayah mana saja yang masuk dalam
kelompok wilayah tertentu. Informasi - informasi tersebut nantinya dapat digunakan sebagai penentu variabel - variabel penciri utama suatu wilayah kota.
Tahapan analisis kluster untuk melakukan pengelompokan kawasan terdiri atas : 1 Proses identifikasi tingkat kemiripan antar kota didasari indikator atau
kategori tertentu dan 2 Pembentukan kelompok kota berdasarkan aturan atau
definisi pengelompokan tertentu. Pengelompokan dapat dilakukan melalui dua metode, yaitu metode berhirarki hierarchycal clustering method dan metode tak
berhirarki non - hierarchycal clustering method. Metode berhirarki merupakan metode pengelompokan yang dilakukan melalui pembentukan hirarki berdasarkan
jarak antar individu yang umum dikenal dengan dendogram. Berbeda dengan metode berhirarki, metode tak berhirarki membentuk kelompok didasari atas
jumlah kelompok yang dibutuhkan. Melalui proses iterasi secara berulang diperoleh titik pusat masing - masing kelompok. Kemudian tiap obyek anggota
kelompok ditentukan berdasarkan kedekatan jarak titik - titik pusat tersebut Pribadi et al. 2011.
Analisis gerombol menggunakan metode analisis berhirarki dipilih untuk mengelompokkan kota - kota sedang dan kecil di Kalimantan. Dalam pengolahan
data penelitian yang dilakukan, proses klasifikasi atau penentuan kelompok kota dilakukan atas nilai indeks kualitas lingkungan baik dari aspek kebersihan dan
sebaran tutupan tajuk tanaman peneduh kota. Adapun pengelompokan yang dilakukan bertujuan membagi kota - kota dalam 5 lima kelompok.
Pengelompokan
dilakukan dengan
mengukur tingkat
kemiripan dan
ketidakmiripan antar masing - masing kota. Setiap pengelompokan akan membentuk struktur hirarki berdasarkan jarak tingkat kemiripan antar kota yang
lebih umum dikenal dengan nama dendogram. Suatu kota menjadi anggota suatu kelompok bila tingkat kemiripan kota tersebut lebih dekat dengan anggota sesama
kelompok tersebut dibandingkan dengan kota - kota pada kelompok lain. Adapun lima kelompok yang terbentuk masing - masing mewakili kategori “sangat baik”,
“baik”, “cukup”, “buruk” dan “sangat buruk”. Hasil pengelompokan kota yang didapatkan dari analisis gerombol tersebut, selanjutnya akan dibandingkan dengan
hasil pengelompokan berdasarkan kategori nilai indeks kualitas lingkungan kota melalui teknik analisis komponen utama.
3.5.2 Analisis Komponen Utama
Analisis komponen utama PCA merupakan suatu proses pengolahan data yang bertujuan mengurangi dimensi dari satu set indikator. Pengurangan variabel
tersebut dilakukan melalui proses transformasi dan dengan cara mempertahankan agar nilai ragam maksimal. Variabel - variabel baru yang terbentuk selain lebih
sederhana juga dapat mewakili nilai variabel - variabel asalnya. Tiap variabel asal memiliki tingkat besar pengaruh yang berbeda satu dengan yang lainnya. PCA
pada penelitian ini digunakan untuk mendapatkan besarnya pengaruh variabel - variabel kualitas lingkungan hidup kota disamping untuk memperoleh nilai indeks
kualitas lingkungan hidup kota. Menurut Pribadi et al. 2011, melalui teknik PCA dapat diperoleh penciri - penciri utama yang memiliki sifat saling bebas. Prinsip -
prinsip PCA adalah sebagai berikut : 1 Menyederhanakan variabel agar diperoleh variabel baru yang memiliki jumlah lebih sedikit namun dapat
menggambarkan karakteristik - karakteristik penting pembeda wilayah, 2 Pembentukan variabel - variabel baru yang mewakili variabel lama serta
bersifat saling bebas satu terhadap yang lain tidak memiliki sifat multikolinearitas atau korelasi antar variabel, serta 3 membuat variabel -
variabel baru terurut mulai dari pembeda paling penting hingga kurang penting.
Analisis komponen utama pada mulanya ditemukan oleh Karl Pearson pada tahun 1901 dan lebih lanjut dikembangkan oleh Hotelling pada tahun 1933.
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menyederhanakan dimensi dari satu set indikator. Penyederhanaan variabel tersebut dilakukan melalui proses transformasi
untuk mendapatkan variabel baru yang berjumlah lebih sedikit, saling bebas, dan teranking berdasarkan kemampuannya sebagai pembeda antar unit data Pribadi
et al.
2011. Dalam melakukan analisis komponen utama kota sedang dan kecil pada
kurun waktu 2006 hingga 2010 di Kalimantan, analisis yang dilakukan mencakup variabel - variabel indikator kualitas lingkungan berupa nilai indeks pengelolaan
kebersihan dan tutupan peneduh yang terdiri atas sub komponen lokasi permukiman, pasar tradisional, taman kota dan TPA. Berdasarkan variabel ini
dibangun kombinasi linear untuk menghasilkan variabel baru yang disebut sebagai komponen utama.
Variabel baru hasil PCA memiliki eigen value yang menunjukkan nilai keragaman bagi variabel baru tersebut. Variabel baru yang terpilih adalah variabel
yang memiliki eigen value ≥ 1 Pribadi et al. 2011. Variabel baru hasil PCA juga memiliki nilai eigen vector yang mewakili koefisien untuk masing - masing
variabel asal, sehingga dapat digunakan dalam menyusun kombinasi linear dari komponen utama. Nilai eigen vector dari variabel baru menunjukkan nilai data
baru hasil transformasi dari variabel asal yang memiliki jumlah banyak dan saling berkorelasi satu dengan lainnya menjadi variabel baru yang lebih sederhana dan
bersifat saling bebas orthogonal. Hubungan antar masing - masing variabel baru dengan vaiabel asal ditunjukkan dalam kombinasi linear sebagai berikut :
Z
1
= a
11
X
1
+ a
12
X
2
+ … + a
1p
X
p
Z
2
= a
21
X
1
+ a
22
X
2
+ … + a
2p
X
p
… Z
q
= a
q1
X
1
+ a
q2
X
2
+ … + a
qp
X
p
Selanjutnya Z
1
disebut sebagai komponen utama pertama, Z
2
komponen utama kedua dan seterusnya. Urutan ini merupakan cerminan dari besarnya ragam
yang dimiliki oleh masing - masing variabel, atau secara matematis dinotasikan sebagai var Z
1
≥ var Z
2
≥ ... ≥ var Z
p
, dimana var Z
i
adalah ragam dari Z
i
dalam data yang dianalisis. Dalam analisis komponen utama diharapkan ragam dari sebagian besar
variabel memiliki nilai sekecil mungkin, sehingga bisa diperoleh variabel Z dengan jumlah sedikit. Namun demikian variabel Z dengan jumlah sedikit tersebut
memiliki ragam yang besar. Proses ini umum dikenal dengan dengan proses reduksi variabel. Semakin sedikit Z, maka semakin mudah menginterpretasi data
yang dimiliki. Salah satu sifat dari variabel Z
i
adalah tidak adanya korelasi antara satu variabel dengan variabel lainnya, hal ini berarti bahwa skor dari masing -
masing variabel akan menunjukkan dimensi yang berbeda Soedibjo 2008. Hubungan antara variabel baru dan variabel asal ditunjukkan melalui nilai
factor loading . Melalui proses PCA dapat pula diketahui besar pengaruh satu
variabel terhadap variabel lainnya, sehingga salah satu informasi yang dapat diperoleh dalam proses ini adalah nilai perbandingan suatu indikator terhadap
indikator lainnya yang bisanya dinotasikan dalam bentuk angka pada kisaran 0 hingga 1. Lebih lanjut bobot masing - masing indikator dapat digunakan untuk
mendapatkan indeks kualitas lingkungan hidup kota melalui perhitungan :
I
LH
= n
1
M
1
+ n
2
M
2
+ n
3
M
3
+ n
4
M
4
+ n
5
M
5
+ n
6
M
6
+ n
7
M
7
+ n
8
M
8
+ n
9
M
9
keterangan : I
LH
= Nilai indeks kualitas lingkungan hidup kota n
1
= Bobot
nilai indeks kualitas kebersihan kawasan permukiman
n
2
= Bobot
nilai indeks sebaran dan tutupan tajuk peneduh kawasan permukiman
n
3
= Bobot
nilai indeks kualitas kebersihan kawasan pasar tradisional
n
4
= Bobot
nilai indeks sebaran dan tutupan tajuk peneduh kawasan pasar tradisional
n
5
= Bobot
nilai indeks persentase tutupan tajuk peneduh kawasan taman kota
n
6
= Bobot
nilai indeks kualitas kebersihan kawasan taman kota
n
7
= Bobot
nilai indeks pengendalian pencemaran TPA
n
8
= Bobot
nilai indeks pengelolaan sampah TPA
n
9
= Bobot
nilai indeks kualitas penghijauan TPA
M
1
= N
ilai indeks kualitas kebersihan kawasan permukiman
M
2
= N
ilai indeks sebaran dan tutupan tajuk peneduh kawasan permukiman
M
3
= N
ilai indeks kualitas kebersihan kawasan pasar tradisional
M
4
= N
ilai indeks sebaran dan tutupan tajuk peneduh kawasan pasar tradisional
M
5
= N
ilai indeks persentase tutupan tajuk peneduh kawasan taman kota
M
6
= N
ilai indeks kualitas kebersihan kawasan taman kota
M
7
= N
ilai indeks pengendalian pencemaran TPA
M
8
= N
ilai indeks pengelolaan sampah TPA
M
9
= N
ilai indeks kualitas penghijauan TPA
Selanjutnya nilai indeks kualitas lingkungan kota sedang dan kecil tersebut akan dibagi menjadi 5 lima kategori menggunakan sebaran distribusi normal.
Pembagian pada tiap selang nilai akan memenuhi kategori “sangat tinggi”, “tinggi”, “sedang”, “rendah”, dan “sangat rendah”.
3.5.3 Analisis Regresi Data Panel
Data panel atau pooled data merupakan kumpulan data yang mewakili lebih dari satu obyek pengamatan atau sampel pada rentang waktu tertentu. Secara
lebih sederhana data panel dapat pula dinyatakan sebagai bentuk gabungan antara data cross section dan data time series. Dengan kata lain metode data panel
merupakan metode analisis yang memiliki dimensi ruang multi variabel dan waktu. Metode data panel merupakan suatu bentuk analisis empiris yang
diharapkan dapat memberikan gambaran analisis bagi banyak individu sampel pada selang waktu tertentu, ketika analisis data cross section maupun time series
belum mampu memberikan gambaran analisis secara tepat pada banyak individu sampel tersebut. Pemanfaatan metode data panel ini diharapkan dapat mengatasi
kelemahan dan menjawab permasalahan - permasalahan yang tidak dapat diatasi oleh metode analisis data cross section dan time series.
Serupa dengan metode analisis regresi sederhana, metode analisis data panel juga digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab - akibat antara peubah
respon dependent variable dengan variabel - variabel bebas independent variable
. Perbedaaan antar keduanya terkait dengan kemampuan metode data panel dalam menganalisis dimensi waktu yang dimiliki obyek sampel.
Metode data panel banyak digunakan dalam bidang ilmu Statistika dan Ekonomi guna menganalisis atau membuat model prediksi kondisi obyek sampel
pada masa yang akan datang. Adapun keunggulan yang dimiliki metode ini : Mampu mengontrol heterogenitas individu dengan melakukan estimasi secara
eksplisit dengan memasukkan unsur heterogenitas individu Mengurangi kolinearitas antar variabel, meningkatkan degree of freedom,
sehingga diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien Mampu mengidentifikasi dan mengukur efek yang secara sederhana tidak
dapat diperoleh dari data cross section atau time series Dapat menguji dan membangun model peramalan yang lebih kompleks,
Mampu menggambarkan perubahan dinamis obyek sampel berbentuk data observasi cross section yang berulang Gujarati 2004
Analisis regresi panel data dilakukan untuk melihat pengaruh besar alokasi anggaran pada kegiatan pengelolaan lingkungan hidup dan kegiatan pengelolaan
kebersihan serta kepadatan penduduk terhadap indeks kualitas lingkungan hidup kota. Hubungan indeks kualitas lingkungan hidup terhadap peubah - peubah bebas
di atas terlihat dalam bentuk persamaan berikut :
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ ε keterangan :
Y =
Nilai indeks kualitas lingkungan hidup kota a
= Intercept
b
1
= Koefisien persentase APBD kegiatan pengelolaan lingkungan hidup
b
2
= Koefisien persentase APBD kegiatan pengelolaan kebersihan kota
b
3
= Koefisien kepadatan penduduk kota
X
1
= Persentase APBD kegiatan pengelolaan lingkungan hidup
X
2
= Persentase APBD kegiatan pengelolaan kebersihan kota
X
3
= Kepadatan penduduk kota
ε =
Error atau Residual