V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Pengelompokan Clustering Kualitas Lingkungan Kota - Kota Sedang dan Kecil di Kalimantan
Setiap kota sedang maupun kota kecil di Kalimantan pada dasarnya masing - masing memiliki karakteristik yang berbeda bila dilihat dari berbagai
macam aspek yang dimiliki. Aspek - aspek tersebut dapat mencakup posisi kota tersebut berada, keadaan masyarakat yang menempati, infrastuktur berupa fasilitas
umum yang dimiliki, sektor utama penggerak perekonomian yang ada, maupun kondisi lingkungan hidup setempat. Aspek - aspek tersebut dapat pula disebut
sebagai penciri bagi suatu kota. Namun bila dilihat secara lebih teliti, bisa didapatkan dua atau lebih kota yang memiliki kemiripan dalam beberapa aspek.
Kemiripan yang dimiliki oleh dua atau lebih kota tersebut dapat digunakan untuk mengelompokkan kota - kota yang memiliki karakteristik sama, atau lebih lanjut
dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar kecil kemiripan antar kota - kota yang berada pada satu kluster atau di luar kluster.
Pengelompokan kota bila dilihat melalui sudut pandang makro, dapat mempermudah proses analisis maupun penyusunan kebijakan bagi kota - kota
yang menjadi obyek tersebut. Kemiripan yang tinggi pada dua kota berbeda menunjukkan besarnya peluang hasil analisis pada suatu aspek yang dilakukan
pada kota pertama akan memiliki kesamaan bila dilakukan pada kota kedua. Kesesuaian dalam penentuan kebijakan yang dilakukan pada kota pertama tentu
juga dapat menggambarkan besarnya peluang sama terjadi pada kota kedua. Sementara untuk kota - kota yang tidak memiliki kemiripan dalam berbagai aspek
perlu dilakukan analisis maupun penyusunan kebijakan yang berbeda pula. Keadaan di atas menunjukkan pentingnya dilakukan analisis yang dapat
mengelompokkan kota - kota dengan karakteristik yang serupa.
Aspek kondisi lingkungan dalam penelitian ini dipilih sebagai dasar dalam proses pengelompokan kota - kota sedang dan kecil di Kalimantan. Kota - kota
dengan kondisi kualitas lingkungan serupa digabungkan dalam kluster yang sama. Disamping itu, dilakukan pula perhitungan secara kuantitatif untuk mendapatkan
tingkat kemiripan atau ketidakmiripan satu kota terhadap kota lainnya. Hasil analisis memberikan informasi ukuran tingkat kemiripan antar kota melalui
pendekatan jarak. Jarak digunakan sebagai ukuran pembeda suatu kota terhadap kota lain baik di dalam atau di luar kluster. Semakin besar nilai jarak suatu kota
semakin rendah kemiripan kota tersebut dengan kota lainnya, sebaliknya semakin kecil nilai jarak suatu kota semakin tinggi kemiripan kota tersebut dengan kota
lainnya. Bentuk pengelompokan maupun jarak dalam analisis gerombol umumnya digambarkan dengan diagram berupa dendogram.
Melalui analisis yang dilakukan pada 47 kota sedang dan kecil di Kalimantan, diambil 5 lima kategori kluster. Adapun pengelompokan tersebut
didapatkan pada jarak ambang 203.88. Jarak ambang menunjukkan nilai maksimum pembeda kota - kota yang
menjadi anggota dalam suatu kluster. Dendogram yang menggambarkan struktur dan jarak ambang pengelompokan
kota sedang dan kecil di Kalimantan ditunjukkan pada Lampiran 2.
Dalam analisis gerombol, jarak digunakan untuk menggambarkan tingkat kemiripan kota - kota yang menjadi anggota masing - masing kluster secara
umum, namun belum dapat menggambarkan tingkat kemiripan kota - kota secara rinci. Untuk memperoleh tingkat kemiripan kota - kota secara rinci, digunakan
nilai tengah means. Dalam analisis gerombol, nilai tengah variabel - variabel indikator kualitas lingkungan merupakan titik pusat atau centroid yang mewakili
anggota kluster kota yang berada di dalamnya serta sebagai pembeda antara kluster satu dengan lainnya. Adapun nilai tengah untuk masing - masing variabel
dapat dilihat pada Tabel 22.
Variabel - variabel indikator kualitas lingkungan merupakan variabel - variabel yang bersifat saling bebas atau memiliki dimensi yang saling berbeda
satu sama lain, namun variabel - variabel tersebut memiliki rentang nilai yang sama yaitu 0 - 100. Oleh sebab itu dimungkinkan untuk mendapatkan gambaran
umum tiap anggota kluster melalui perhitungan nilai rata - rata variabel - variabel tersebut tanpa melalui proses normalisasi. Melalui perhitungan nilai rata - rata
variabel - variabel indikator kualitas lingkungan untuk kluster 1, 2, 3, 4 dan 5 didapatkan nilai masing - masing 67.22, 54.82, 43.91, 34.80 dan 18.69, atau dapat
dituliskan :
x
1
x
2
x
3
x
4
x
5
keterangan : x
1
= nilai rata - rata variabel - variabel indikator kota - kota anggota kluster 1 x
2
= nilai rata - rata variabel - variabel indikator kota - kota anggota kluster 2 x
3
= nilai rata - rata variabel - variabel indikator kota - kota anggota kluster 3 x
4
= nilai rata - rata variabel - variabel indikator kota - kota anggota kluster 4 x
5
= nilai rata - rata variabel - variabel indikator kota - kota anggota kluster 5 Kondisi ini menggambarkan bahwa secara umum kota - kota anggota
kluster 1 memiliki kualitas lingkungan lebih baik dibandingkan dengan kota - kota anggota kluster 2, 3, 4 dan 5. Kota - kota anggota kluster 2 memiliki kualitas
lingkungan lebih rendah dibandingkan dengan kota - kota anggota kluster 1, namun lebih baik dibandingkan dengan kota - kota anggota kluster 3, 4 dan 5.
Kota - kota anggota kluster 3 memiliki kualitas lingkungan lebih rendah dibandingkan dengan kota - kota anggota kluster 1 dan 2, namun lebih baik
dibandingkan dengan kota - kota anggota kluster 4 dan 5. Kota - kota anggota kluster 4 memiliki kualitas lingkungan lebih rendah dibandingkan dengan kota -
kota anggota kluster 1, 2 dan 3, namun lebih baik dibandingkan dengan kota - kota anggota kluster 5. Karena itu secara berurutan untuk kluster 1, 2, 3, 4 dan 5
masing - masing dinotasikan sebagai kelompok kota dengan kategori “sangat baik”, “baik”, “cukup”, “buruk” dan “sangat buruk”. Distribusi nilai tengah yang
menunjukkan perbandingan masing - masing kluster diilustrasikan pada Gambar 6.
Kota - kota anggota kelompok kluster 1 dengan kategori “sangat baik”, kluster 2 dengan kategori “baik”, kluster 3 dengan kategori “cukup”, kluster 4
dengan kategori “buruk” dan kluster 5 dengan kategori “sangat buruk”, masing - masing seperti pada Tabel 23, 24, 25, 26 dan 27.
Pembagian kluster kota - kota sedang dan kecil di Kalimantan berdasarkan kategori “sangat baik”, “baik”, “cukup”, “buruk” dan “sangat buruk” secara
spasial ditunjukkan pada Gambar 7. Tabel 22 Nilai tengah variabel - variabel indikator kualitas lingkungan pada tiap
kluster kota sedang dan kecil di Kalimantan tahun 2010
No Variabel
Kluster 1 Kategori
“Sangat Baik”
Kluster 2 Kategori
“Baik” Kluster 3
Kategori “Cukup”
Kluster 4 Kategori
“Buruk” Kluster 5
Kategori “Sangat
Buruk” 1
Kebersihan Kawasan Permukiman 71.41
61.90 57.64
53.24 51.67
2 Sebaran Peneduh Kawasan Permukiman
67.69 62.31
59.09 55.49
45.94 3
Kebersihan Kawasan Pasar 67.57
53.45 52.79
34.11 30.83
4 Sebaran Peneduh Kawasan Pasar
55.90 33.04
27.58 19.28
18.96 5
Sebaran Peneduh Kawasan Taman Kota 74.17
67.74 70.26
59.39 0.00
6 Kebersihan Kawasan Taman Kota
75.74 72.86
67.16 48.59
0.00 7
Pengendalian Pencemaran TPA 64.35
40.90 2.63
3.03 0.00
8 Pengelolaan Sampah TPA
59.03 40.48
11.54 7.61
4.17 9
Penghijauan Kawasan TPA 69.17
60.71 46.49
32.42 16.67
Nilai rata - rata 67.22
54.82 43.91
34.80 18.69
Gambar 6 Grafik nilai tengah variabel - variabel indikator kualitas lingkungan pada tiap kluster kota sedang dan kecil di Kalimantan tahun 2010
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00
N il
ai I
n d
ik at
o r
Variabel - variabel indikator kualitas lingkungan
Kluster 1 Kategori
“Sangat Baik”
Kluster 2 Kategori
“Baik” Kluster 3
Kategori “Cukup”
Kluster 4 Kategori
“Buruk” Kluster 5
Kategori “Sangat
Buruk”