Secara umum Kalimantan Timur beriklim panas dengan suhu udara pada tahun 2010 berkisar dari 21.3º C sampai dengan 36.2 º C, sedangkan curah hujan
di daerah Kalimantan Timur sangat beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Adapun catatan curah hujan rata - rata tahun 2010 menurut stasiun
dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21 Rata - rata suhu udara, kelembaban, tekanan udara, kecepatan angin dan curah hujan bulanan melalui stasiun Samarinda, Balikpapan, Tarakan,
Tanjung Selor, Tanjung Redeb dan Nunukan tahun 2010
Uraian Stasiun
Samarinda Balikpapan
Tarakan
1 Suhu Udara °C 27.30
26.90 27.00
- Minimum 23.80
22.90 23.90
- Maksimum 32.90
33.70 30.60
2 Kelembaban Udara 82.00
89.00 87.00
3 Tekanan Udara mb 1 011.30
1 010.00 1 010.80
4 Kecepatan Angin Knot 3.00
5.00 5.00
5 Curah Hujan mm 249.20
245.70 345.20
6 Penyinaran Matahari mm 39.00
44.00 43.00
Tabel 21 Lanjutan
Uraian Stasiun
Tanjung Selor Tanjung Redeb
Nunukan
1 Suhu Udara °C
27.10 26.70
27.10 - Minimum
23.90 23.40
22.70 - Maksimum
32.40 32.30
31.00 2 Kelembaban Udara
84.00 87.00
85.00 3 Tekanan Udara mb
1 010.50 1 010.50
1 008.40 4 Kecepatan Angin Knot
4.00 5.00
3.00 5 Curah Hujan mm
294.80 188.40
259.80 6 Penyinaran Matahari mm
48.00 56.00
56.00 Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur 2011
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Pengelompokan Clustering Kualitas Lingkungan Kota - Kota Sedang dan Kecil di Kalimantan
Setiap kota sedang maupun kota kecil di Kalimantan pada dasarnya masing - masing memiliki karakteristik yang berbeda bila dilihat dari berbagai
macam aspek yang dimiliki. Aspek - aspek tersebut dapat mencakup posisi kota tersebut berada, keadaan masyarakat yang menempati, infrastuktur berupa fasilitas
umum yang dimiliki, sektor utama penggerak perekonomian yang ada, maupun kondisi lingkungan hidup setempat. Aspek - aspek tersebut dapat pula disebut
sebagai penciri bagi suatu kota. Namun bila dilihat secara lebih teliti, bisa didapatkan dua atau lebih kota yang memiliki kemiripan dalam beberapa aspek.
Kemiripan yang dimiliki oleh dua atau lebih kota tersebut dapat digunakan untuk mengelompokkan kota - kota yang memiliki karakteristik sama, atau lebih lanjut
dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar kecil kemiripan antar kota - kota yang berada pada satu kluster atau di luar kluster.
Pengelompokan kota bila dilihat melalui sudut pandang makro, dapat mempermudah proses analisis maupun penyusunan kebijakan bagi kota - kota
yang menjadi obyek tersebut. Kemiripan yang tinggi pada dua kota berbeda menunjukkan besarnya peluang hasil analisis pada suatu aspek yang dilakukan
pada kota pertama akan memiliki kesamaan bila dilakukan pada kota kedua. Kesesuaian dalam penentuan kebijakan yang dilakukan pada kota pertama tentu
juga dapat menggambarkan besarnya peluang sama terjadi pada kota kedua. Sementara untuk kota - kota yang tidak memiliki kemiripan dalam berbagai aspek
perlu dilakukan analisis maupun penyusunan kebijakan yang berbeda pula. Keadaan di atas menunjukkan pentingnya dilakukan analisis yang dapat
mengelompokkan kota - kota dengan karakteristik yang serupa.
Aspek kondisi lingkungan dalam penelitian ini dipilih sebagai dasar dalam proses pengelompokan kota - kota sedang dan kecil di Kalimantan. Kota - kota
dengan kondisi kualitas lingkungan serupa digabungkan dalam kluster yang sama. Disamping itu, dilakukan pula perhitungan secara kuantitatif untuk mendapatkan
tingkat kemiripan atau ketidakmiripan satu kota terhadap kota lainnya. Hasil analisis memberikan informasi ukuran tingkat kemiripan antar kota melalui
pendekatan jarak. Jarak digunakan sebagai ukuran pembeda suatu kota terhadap kota lain baik di dalam atau di luar kluster. Semakin besar nilai jarak suatu kota
semakin rendah kemiripan kota tersebut dengan kota lainnya, sebaliknya semakin kecil nilai jarak suatu kota semakin tinggi kemiripan kota tersebut dengan kota
lainnya. Bentuk pengelompokan maupun jarak dalam analisis gerombol umumnya digambarkan dengan diagram berupa dendogram.
Melalui analisis yang dilakukan pada 47 kota sedang dan kecil di Kalimantan, diambil 5 lima kategori kluster. Adapun pengelompokan tersebut
didapatkan pada jarak ambang 203.88. Jarak ambang menunjukkan nilai maksimum pembeda kota - kota yang
menjadi anggota dalam suatu kluster. Dendogram yang menggambarkan struktur dan jarak ambang pengelompokan
kota sedang dan kecil di Kalimantan ditunjukkan pada Lampiran 2.