dan sebaran RTH di wilayah tersebut. Berdasarkan riset lapangan yang dilakukan pada Agustus 2010, diketahui jumlah penduduk semenanjung Macau mencapai
542 400 jiwa dan masih terdapat 26.9 dari kawasannya masih berupa kawasan RTH. Diharapkan melalui penetapan regulasi yang ketat dalam menjaga kawasan
RTH dan inovasi yang tepat dalam pemanfaatan ruang, proporsi seimbang antara jumlah penduduk dan ketersediaan RTH wilayah tersebut dapat dicapai Min et al.
2011.
Dalam studi yang dilakukan oleh Siriwardena et al. 2006 di daerah Queensland, Australia ditunjukkan hubungan vegetasi pada daerah tangkapan air
terhadap sistem hidrologi wilayah. Peran vegetasi pada daerah tangkapan air yang didominasi tumbuhan Acacia sp. tersebut memiliki pengaruh terhadap skala
maupun dampak limpasan air. Penurunan jumlah vegetasi menyebabkan penurunan kemampuan lahan dalam menyimpan air disamping meningkatkan
erosi tanah terutama pada saat curah hujan tinggi. Indikasi penurunan kemampuan lahan dalam menyimpan air tersebut tergambar dari peningkatan debit air sungai
di kawasan tersebut pada masa setelah terjadinya penurunan luasan tutupan vegetasi pada kawasan tangkapan air terhadap masa sebelum terjadinya
penurunan luasan di saat - saat terjadinya hujan dengan intensitas yang sama. Pada penelitian ini dilakukan pula permodelan yang menggambarkan hubungan
perubahan luasan tutupan vegetasi terhadap kondisi hidrologi kawasan. Model yang dibuat mencoba menggambarkan pengaruh perubahan luas tutupan vegetasi
terhadap faktor - faktor lain seperti intensitas debit sungai, tingkat erosi tanah pada keadaan intensitas hujan tertentu.
Hasil penelitian yang lebih awal yang dilakukan oleh Eschner dan Satterlund 1966 menunjukkan kondisi hidrologi kawasan secara lambat, dan
konsisten dalam penggunaan lahan dan perubahan tutupan vegetasi selama periode 39 tahun 1912 - 1950 di wilayah Timur Laut Amerika Serikat.
Menggunakan metode regresi berganda ditunjukkan bahwa peningkatan kerapatan vegetasi dan tutupan tajuk pohon berkaitan dengan laju aliran air run off dan debit
aliran air sungai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa upaya pertambahan vegetasi pada daerah tangkapan air dapat menurunkan intensitas air run off
disamping dibutuhkan pula ketersediaan saluaran air limpasan seperti drainase Siriwardena et al. 2006.
2.4.3 Pencemaran Badan Air
Air merupakan salah satu unsur utama yang dibutuhkan oleh makhluk hidup termasuk manusia. Kebutuhan akan air untuk minum, sarana pendukung
sanitasi maupun untuk kebutuhan - kebutuhan penting lainnya mutlak diperlukan. Media lingkungan berupa air merupakan sarana penting yang menyediakan
kebutuhan - kebutuhan tersebut, sehingga tercukupinya air dari sisi jumlah dan kualitas untuk penunjang sarana kehidupan manusia tidak dapat ditawar lagi.
Namun dilihat dari sudut pandang yang lain media lingkungan air terkadang juga dilihat sebagai sarana tempat pembuangan sampah maupun limbah yang praktis.
Kondisi tersebut yang menyebabkan terjadinya dilema ketika pada satu sisi air merupakan salah satu sumber sarana penunjang kehidupan dan disisi lain kualitas
air yang selalu menurun akibat digunakan sebagai sarana pembuangan sisa - sisa kegiatan dan aktivitas ekonomi masyarakat. Sifat air yang mengalir dari daerah
hulu menuju ke hilir menyebabkan penanganan pencemaran yang terjadi pada
media air berbeda dengan penanganan pencemaran pada media tanah. Aliran air menyebabkan pencemaran yang terjadi pada daerah hulu turut member dampak
pada daerah hilir. Pengelolaan badan air yang dilakukan secara terpadu diperlukan guna mencegah pencemaran yang terjadi pada media tersebut Kementerian
Lingkungan Hidup 2006.
Untuk mencegah terjadinya penurunan kualitas air, pemantauan kualitas badan air dan sumber - sumber pencemar perlu dilakukan secara berkala.
Pemantauan yang dilakukan harus mengikuti kaidah - kaidah ketentuan baku mutu yang telah ditentukan oleh peraturan wilayah setempat atas parameter - parameter
tertentu. Sebagai contoh, pada rentang tahun 1993 hingga 2003 dilakukan studi atas pemantauan 9 sembilan sungai di Eropa yang melintasi negara Polandia,
Jerman dan Republik Ceko. Pemantauan kualitas badan air dilakukan untuk parameter - parameter BOD
5
, COD, Cd, Zn, P, N serta padatan tersuspesi Korol et al.
2005. Pemantauan yang dilakukan secara umum melingkupi 3 parameter yang berkaitan dengan zat organik, parameter salinitas dan biogens. Kegiatan
yang dilakukan tersebut berperan penting dalam fungsi kontrol terhadap kualitas sungai - sungai yang melintas pada ketiga negara tersebut.
Bentuk pamantauan kualitas badan air lain juga dilakukan di kawasan pertanian di provinsi Jiangxi negara Cina. Studi yang dilakukan pada tahun 2008
menitikberatkan pemantauan parameter - parameter N, P dan S hasil kegiatan pertanian setempat. Kegiatan pemantauan yang dilakukan memiliki tujuan untuk
menjaga kualitas air sungai Zhongzhou yang merupakan sumber air baku pemenuhan kebutuhan domestik dan industri kota Longgang Zhang et al. 2009.
2.4.4 Pencemaran Udara
Serupa dengan kebutuhan air bersih untuk menunjang kehidupan di wilayah perkotaan, udara yang bersih juga turut menjadi faktor penunjang lain
yang tidak kalah penting. Udara bersih merupakan komponen penting yang diperlukan manusia, hewan dan tumbuhan untuk bertahan hidup.
Studi yang dilakukan pada kota Meksiko dari tahun 1986 hingga 1994 menunjukkan bahwa sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan
kegiatan perekonomian akan dibarengi oleh penurunan kualitas udara ambient di wilayah tersebut. Terjadinya pencemaran udara ini merupakan akibat peningkatan
sumber polutan udara tidak bergerak yakni bertambahnya jumlah industri yang ada pada kawasan kota Meksiko. Kondisi tersebut ditandai dengan naiknya unsur
- unsur polutan udara yakni Karbon Monoksida CO, Sulfur Dioksida SO
2
, Ozon O
3
, Nitrogen NO
2
dan partikulat tersuspensi TSP. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi suatu kota, semakin tinggi produksi gas buang yang terjadi
serta semakin tingginya beban lingkungan yang terjadi pada kawasan kota tersebut. Pemantauan kualitas udara ambient secara kontinu serta pengawasan
pemenuhan baku mutu sumber pencemar udara pada sektor industri merupakan langkah yang diambil pemerintah setempat untuk mengurangi risiko yang timbul
pada media udara di kawasan kota tersebut. Garza 1996.
Studi yang berkaitan dengan penurunan kualitas udara juga dilakukan pada wilayah kota Thessalonica di Yunani pada tahun 2004 hingga 2009. Studi
perubahan kualitas udara kawasan urban tersebut dilakukan untuk memantau parameter - parameter CO, SO
2
, O
3
, PM
10
and NO
2
. Berbeda dengan studi yang dilakukan oleh Garza pada kota Meksiko, sumber pencemar udara utama kota
Thessalonica umumnya berasal dari sumber polutan begerak atau sektor transportasi. Pertumbuhan kendaraan bermotor pada kawasan kota tersebut
memberi dampak meningkatnya unsur pencemar yang terdapat pada udara ambien. Adapun dalam mengontrol tingkat pencemaran yang terjadi pemerintah
setempat berupaya melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap pemenuhan baku mutu sumber pencemar bergerak maupun memperbaiki sistem transportasi
umum yang ada disana Kassomenos et al. 2012.
2.5 Hubungan Alokasi Anggaran Terhadap Kualitas Lingkungan Hidup
Perkotaan
Kualitas lingkungan hidup suatu kota akan berbanding lurus terhadap upaya ataupun intensitas kegiatan yang mendukung kelestarian lingkungan hidup
kota tersebut, sehingga melalui pendekatan pola pikir yang sederhana dipahami bahwa pada keadaan ideal dengan meningkatkan jumlah anggaran pada kegiatan
pengelolaan lingkungan hidup, keluaran maupun hasil pencapaian dari program dan kegiatan tersebut juga akan meningkat. Bentuk hubungan positif tersebut
tentu secara umum dapat langsung dapat dimengerti dan diterima oleh berbagai pihak. Namun bila dilihat pada sisi lain, nilai dari pengaruh tersebut perlu
dikuantitatifkan guna melihat dan membandingkan besarnya tingkat pengaruh suatu komponen input terhadap output yang diharapkan. Besar alokasi anggaran
lingkungan hidup atau secara lebih spesifik pada kegiatan pengelolaan kebersihan dan pengelolaan ruang terbuka hijau masing - masing dapat dianalogikan sebagai
representasi jumlah ukuran luas daerah pelayanan maupun tingkat kualitas sarana dan prasarana pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau yang dapat disediakan.
Oleh sebab itu peambahan alokasi anggaran untuk kegiatan - kegiatan tersebut berimplikasi pada semakin luasnya daerah yang dapat terlayani serta semakin baik
sarana dan prasarana yang tersedia Kementerian Lingkungan Hidup 2008.
Bentuk investasi pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup yang diwujudkan dalam bentuk pengalokasian anggaran bagi kegiatan
terkait yang memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup suatu kawasan. Dalam kegiatan monitoring kualitas lingkungan yang
dilakukan di negara Mongolia pada tahun 2004 disampaikan bahwa alokasi anggaran baik untuk kebutuhan operasional maupun dalam bentuk investasi
berupa penyediaan fasilitas pendukung memiliki peran vital dalam menentukan tingkat pengelolaan lingkungan hidup terutama dalam aspek pengelolaan limbah
padat atau persampahan. Meski belum didukung oleh informasi pengalokasian anggaran pengelolaan lingkungan secara detail, rendahnya tingkat pengelolaan
limbah padat pada rentang waktu tertentu merupakan implikasi langsung dari minimnya alokasi anggaran pengelolaan sampah pada waktu yang bersamaan.
Buruknya pengelolaan limbah padat pada waktu tersebut banyak terjadi pada tahapan distribusi sampah dari sumber maupun pada akhir pengelolaan sampah.
Tercatat pada tahun 1996 hingga 2000 pada tingkat pemerintah lokal maupun pusat di negara Mongolia belum dialokasikan anggaran yang mendukung kegiatan
pengelolaan limbah padat hasil kegiatan domestik masyarakat World Bank 2004.
Rendahnya kualitas lingkungan hidup perkotaan terlihat dari tingkat kebersihan dan keteduhan merupakan masalah yang umum dijumpai pada kota -
kota di Indonesia, tidak terkecuali untuk wilayah Kalimantan. Hal ini terjadi