Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan

Kota - kota sedang dan kecil lokasi pelaksanaan penelitian di Kalimantan tersebar pada wilayah Provinsi Kalimantan Timur, Tengah, Selatan dan Barat. Dengan topografi yang relatif datar, terdapat kecenderungan kota - kota tersebut berada dekat daerah aliran sungai ataupun pada pesisir pantai. Kondisi tersebut menggambarkan aktivitas masyarakat dan kegiatan perekonomian yang bergantung pada lalu lintas sungai atau laut. Pada masa lalu sebelum sarana transportasi jalan belum mampu menghubungkan satu kota dengan kota lainnya, aktivitas niaga, distribusi barang maupun jasa yang dilakukan oleh masyarakat banyak mengandalkan sungai atau laut sebagai sarana transportasi utama. Kondisi ini dicirikan dengan letak pusat perekonomian kota yang tidak berada jauh dari pelabuhan sungai atau laut serta topologi kota - kota yang pada umumnya memanjang mengikuti jalur sungai atau pantai. Bahkan hingga saat ini masih terdapat ibu kota kabupaten yang masih menggandalkan sarana transportasi air sebagai media utama distribusi barang dan jasa, Kota Ketapang di wilayah Provinsi Kalimantan Barat dan Kota Tideng Pale di Provinsi Kalimantan Timur merupakan contohnya. Adapun peta Kalimantan tertera pada Gambar 5. Sumber : Bakosurtanal 2008 Gambar 5 Peta Kalimantan Masing - masing kota lokasi penelitian memiliki perbedaan sekaligus kesamaan ciri, baik dari sisi ekologis maupun sisi sosial masyarakat yang tinggal didalamnya. Dilihat dari sisi ekologis kota - kota sedang dan kecil di Kalimantan pada umumnya memiliki kesamaan berupa masih luasnya kawasan tidak terbangun yang memiliki peran sebagai kawasan penyangga kota di sekeliling wilayah urban. Jenis kawasan yang berbeda - beda merupakan perbedaan antara kota satu dengan yang lainnya. Terdapat kota - kota dengan kawasan hutan disekeliling wilayah urbannya, sementara juga terdapat kota - kota yang dikelilingi padang ilalang maupun tanah gambut atau rawa. Dilihat dari kondisi sosial kemasyarakatannya masih terdapat kota - kota kecil yang didominasi oleh penduduk asli Kalimantan maupun kota - kota yang lebih didominasi oleh penduduk pendatang yang berasal dari luar Kalimantan. Kota sedang dan kecil yang menjadi obyek penelitian memiliki penduduk pada kisaran 20 000 hingga 200 000 jiwa. Kondisi ini menggambarkan bahwa secara umum aktivitas perekonomian yang ada pada kota - kota tersebut masih berupa kegiatan perdagangan yang mendukung kegiatan sektor primer dan masih terpusat pada pasar tradisional. Kondisi ini menunjukkan bahwa ragam aktivitas masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan ekonominya masih belum kompleks serta tekanan pada lingkungan yang lebih ringan dibandingkan dengan kota - kota besar.

3.3 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data mencakup seluruh kota - kota sedang dan kecil di Kalimantan pada rentang waktu tahun 2006 - 2010. Pengumpulan data yang dilakukan bertujuan mendapatkan keragam karakteristik masing - masing wilayah urban kota yang menjadi obyek penelitian. Adapun perbedaan karakteristik yang akan ditampilkan memberikan gambaran perilaku masyarakat penduduk wilayah urban kota tersebut terhadap lingkungan maupun upaya - upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah kota itu sendiri. Pada tiap kota yang menjadi obyek penelitian ini, pengambilan data dilakukan pada lokasi - lokasi yang memiliki peran penting serta mewakili kualitas lingkungan pada suatu kota. Secara umum kualitas lingkungan hidup kota dapat dilihat secara langsung dari sisi pengelolaan sampah maupun upaya penanaman tanaman peneduh di lokasi - lokasi yang menjadi tempat kegiatan masyarakat suatu kota. Pengelolaan sampah dapat menunjukkan tingkat pencemaran media tanah dan perairan akibat kegiatan domestik masyarakat. Upaya penghijauan menunjukkan upaya pemerintah dan masyarakat dalam peningkatan kawasan resapan air maupun pengendalian polusi udara. Oleh sebab itu data yang diambil berupa data nilai indeks pengelolaan kebersihan dan nilai indeks tutupan peneduh pada kawasan RTH. Penentuan kriteria yang didasari jumlah penduduk seperti yang telah disebutkan diawal dapat memberikan gambaran perbedaan antara kota dengan kriteria berbeda. Pada kota sedang dan kecil diversifikasi kegiatan perekonomian masyarakatnya belum tinggi, yakni masih didominasi kegiatan perdagangan komoditi sektor primer di wilayah tersebut, sedangkan masyarakat kota besar pada sisi lain sudah memiliki diversifikasi kegiatan perekonomian yang tinggi ditandai dengan kegiatan masyarakat yang umumnya didominasi kegiatan sektor industri manufaktur dan jasa. Perbedaan jenis maupun intensitas kegiatan perekonomian masyarakat juga memberikan dampak berbeda terhadap kota - kota yang tergolong dalam kriteria berbeda. Pada kota sedang dan kecil, tekanan pada lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan perekonomian masyarakat umumnya lebih rendah dibandingkan dengan pada kota besar. Adapun lokasi - lokasi tempat kegiatan masyarakat yang dipilih sebagai acuan data indeks pengelolaan kebersihan dan tutupan peneduh tersebut mencakup lokasi - lokasi : 1 permukiman, 2 pasar tradisional, 3 taman kota dan 4 TPA landfill sampah. Latar belakang penetapan lokasi - lokasi tersebut digunakan sebagai parameter dalam menentukan kualitas lingkungan hidup kota sedang dan kecil sangat berkaitan dengan pola kehidupan dan perilaku ekonomi masyarakat yang mendiami, beban lingkungan akibat aktivitas masyarakat serta kemampuan kota dalam menangkal beban lingkungan tersebut. Secara umum kegiatan perekonomian masyarakat kota sedang dan kecil didominasi pada kawasan permukiman maupun kawasan sentra perdagangan yakni pasar. Sementara beban lingkungan yang terjadi akibat kegiatan ekonomi tersebut dapat digambarkan oleh kawasan tempat pengelolaan akhir TPA sebagai hilir pengelolaan sampah kota. Tingkat kemampuan daya tampung kota akibat beban lingkungan yang terjadi dapat digambarkan oleh kawasan taman kota. Dalam penentuan kualitas lingkungan kota sedang dan kecil, komponen - komponen lokasi permukiman, pasar tradisional, taman kota dan TPA telah dapat menggambarkan dirasa telah cukup memadai. Pengumpulan data yang mewakili nilai indeks kebersihan dan nilai indeks tutupan peneduh lokasi - lokasi pada suatu wilayah kota tersebut dilakukan melalui penentuan metode sampling pada lokasi - lokasi yang merepresentasikan wilayah kota. Metode sampling yang dilakukan menggunakan metode sampling berdasarkan kluster. Lokasi - lokasi yang dipilih menjadi sampel pada suatu wilayah kota ditentukan berdasarkan klusterisasi wilayah kota. Batas kluster yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan batas wilayah administratif desa atau kecamatan pada wilayah urban suatu kota. Lokasi - lokasi yang diambil diupayakan dapat terdistribusi merata dan mewakili klusterisasi wilayah kota. Adapun jenis - jenis data yang diambil berdasarkan indikator kualitas lingkungan berupa nilai indeks pengelolaan kebersihan dan tutupan peneduh beserta sub indikator lokasi tempat pengambilan sampel sebagai berikut : a. Indikator pengelolaan kebersihan Data persentase tutupan sampah area tidak terbangun pada kawasan permukiman Data persentase tutupan sampah area tidak terbangun pada kawasan pasar tradisional Data persentase tutupan sampah area tidak terbangun pada kawasan taman kota Data ketersediaan sarana pengendalian pencemaran TPA Data persentase penutupan sampah pada zona aktif TPA