Karakteristik Petani Responden HASIL DAN PEMBAHASAN

Jika dilihat dari tingkat pendidikan petani mitra tingkat pendidikannya lebih rendah daripada petani non mitra.

7.1.3. Pengalaman Usahatani

Berdasarkan pengamatan di lapangan, pengalaman usahatani cukup menentukan dalam pelaksanaan usahatani semangka. Pengalaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi semangka. Pada umumnya petani yang sudah berpengalaman akan lebih mampu untuk meningkatkan produksi dibandingkan dengan petani yang kurang berpengalaman. Pengalaman para petani responden berkisar antara lima sampai delapan belas tahun. Jumlah petani responden berdasarkan pengalaman dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 6. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Pengalaman No. Pengalaman Tahun Petani mitra Petani non mitra Jumlah Petani Org Persentase Jumlah Petani Org Persentase 1. 5 - - 3 20.0 2. 5 – 10 2 13.3 10 66.7 3. 11 – 15 10 66.7 2 13.3 4. 15 3 20.0 - - Jumlah 15 100 15 100 Berdasarkan pengalaman, petani mitra yang paling banyak berada pada interval 11 – 15 tahun yaitu sebanyak 10 orang atau sebesar 66.7 persen. Sedangkan pada petani semangka non mitra jumlah petani paling banyak pada interval 5 – 10 tahun yaitu sebanyak 10 orang atau sebesar 66.7 persen.

7.1.4 Luas Lahan dan Status Kepemilikan

Petani responden di lokasi penelitian memiliki luas lahan yang bervariasi. Para petani responden memiliki luas lahan garapan antara 1 -6 ha dengan rata-rata luas lahan garapan untuk petani semangka mitra adalah 3.53 ha dan petani non mitra memiliki rata- rata luas lahan garapan 2.93 ha. Lahan garapan tersebut tidak hanya ditanami semangka saja, tetapi juga ditanami jagung, kacang tanah, kacang kedelai, cabe, dan lain-lain. Status kepemilikan lahan dari luas lahan garapan responden petani mitra sebesar 44.33 persen adalah milik sendiri dan 55.66 persen adalah menyewa. Sedangkan status kepemilikan lahan responden petani non mitra sebesar 29.5 persen adalah milik sendiri dan 70.5 persen adalah lahan sewa. Pada umumnya para petani responden mengupahkan pekerjaan mereka Tabel 8. Data Penyebaran Luas Lahan Yang Ditanami Semangka No Luas Lahan Ha Petani mitra Petani non mitra Jumlah Petani Org Persentase Jumlah Petani Org Persentase 1. 1 3 20 1 6.67 2. 1.1 – 2 7 46.67 11 73.33 3. 2.1 – 3 3 20 3 20 4. 3 2 13.33 - - Jumlah 15 100 15 100

7.2. Analisis Usahatani Semangka

Analisis pendapatan dan biaya produksi usahatani semangka dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pendapatan masing-masing petani. Selain itu, dapat dianalisis manfaat ekonomis dari pelaksanaan kemitraan apakah kerjasama tersebut menguntungkan atau merugikan bagi petani. Selanjutnya, hasil dari analisis tersebut dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi perkembangan kemitraan di Indonesia. Dalam usahatani, biaya tunai didefinisikan sebagai jumlah uang yang dibayarkan dalam bentuk uang untuk mengadakan faktor produksi bagi usahatani. Dalam penelitian ini yang termasuk biaya tunai adalah biaya benih, pupuk, pestisida, sewa lahan, sewa traktor, biaya tenaga kerja, dan bahan bakar. Biaya tidak tunai usahatani merupakan biaya yang diperhitungkan dalam bentuk uang. Yang termasuk biaya tidak tunai dalam penelitian ini adalah biaya tenaga kerja tidak tetap dan penyusutan peralatan seperti mesin pompa air, paralon, sprayer, mulsa dan ember.

7.2.1. Penerimaan Petani Semangka Mitra dan Petani non Mitra

Penerimaan usahatani semangka antara petani mitra dan petani non mitra memiliki perbedaan. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan harga jual yang diterima petani dan jumlah semangka yang dihasilkan oleh petani. Harga jual semangka Baby Black lebih tinggi dari harga jual semangka non Baby Black . Penyebab perbedaan harga jual ini adalah karena harga bibit semangka Baby Black ini lebih mahal dari harga bibit semangka non Baby Black dan masih langka di pasaran. Selain itu perusahaan juga menerapkan sistem harga flat atau harga datar. Maksud dari harga flat ini adalah harga tidak akan berubah selama satu musim tanam sehingga untuk petani semangka Baby Black tidak terkena fluktuasi harga. Harga semangka Baby Black pada saat penelitian adalah Rp. 1.200 Kg dan harga semangka non Baby Black adalah Rp. 750 Kg. Para petani mitra menjual semangkanya kepada perusahaan melalui ketua kelompok tani. Setelah panen, para petani ini menyerahkan hasil panennya kepada ketua kelompok tani untuk ditimbang lalu dikirim ke perusahaan.

7.2.2. Pengeluaran Biaya Usahatani Petani Mitra dan Petani non Mitra 1.

Biaya Tunai Perbandingan biaya produksi antara petani mitra dengan petani non mitra dapat dilihat pada Tabel 9 Tabel 9. Rata-rata Biaya Produksi Petani Semangka Per HektarMusim Tanam Keterangan Petani Mitra Petani non Mitra Nilai Rp Nilai Rp

A. Biaya Tunai

Bibit 900.000 12.97 360.000 5.70 Sewa lahan 800.000 11.52 800.000 12.65 Sewa Traktor 150.000 2.17 150.000 2.38 Tenaga Kerja 1.880.000 27.07 1.880.000 29.75 Pupuk 1.658.467 23.89 1.600.233 25.32 Pestisida 685.267 9.87 658.433 10.41 Bahan Bakar 201.600 2.90 201.600 3.20 Total Biaya Tunai 6.275.333

90.39 5.650.267

89.41 B. Biaya Diperhitungkan

Penyusutan Alat - Mesin Pompa Air 167.000 2.40 167.000 2.64 - Paralon 43.000 0.61 43.000 0.69 - Mulsa 350.000 5.04 350.000 5.53 - Sprayer 94.000 1.35 94.000 1.49 - Ember 15.000 0.21 15.000 0.23 Total Biaya Diperhitungkan 669.000

9.61 669.000

10.59 C. Total Biaya Produksi

6.944.333 100 6.319.267 100 Tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa yang termauk biaya tunai dalam penelitian ini adalah biaya bibit, sewa lahan, sewa traktor, tenaga kerja, pupuk, pestisida dan bahan bakar.