Sistem Agribisnis KERANGKA PEMIKIRAN

4. Melakukan koordinasi dalam pembinaan pengembangan usaha, pelayanan, penyediaan informasi bisnis, promosi peluang pasar dan peluang usaha yang akurat dan aktual pada setiap wilayah. 5. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia baik SDM aparat maupun pengusaha kecil melalui pendidikan, pelatihan, incubator, magang, studi banding dan sebagainya. 6. Bertindak sebagai arbitrase penengah dalam pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kemitraan usaha di lapangan agar berjalan sebagaimana yang diharapkan.

3.2 Sistem Agribisnis

Agribisnis merupakan konsep dari suatu sistem yang integratif yang terdiri dari beberapa subsistem yaitu subsistem pengadaan sarana produksi pertanian, subsistem produksi usahatani, subsistem pengolahan industri hasil pertanian, subsistem pemasaran hasil pertanian dan subsistem kelembagaan penunjang kegiatan pertanian. Keterkaitan antar subsistem agribisnis buah-buahan dikatakan baik apabila: a. Subsistem sarana produksi yang didukung oleh industri primer backward linkage , seperti pabrik pupuk, pestisida, peralatan pertanian dan penanganan benih, ternyata berkaitan erat dengan tersedianya sumberdaya alam agroekosistem, komoditas, dsb di wilayah yang bersangkutan. Subsistem sarana produksi inilah yang menjadi salah satu penentu berhasil atau tidaknya subsistem produksi usahatani. b. Subsistem produksi ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya alam, sumberdaya manusia tenaga kerja dan dukungan dari subsistem sarana produksi. Kemudian hasil produksi komoditas buah-buahan tersebut ada yang mengalir langsung ke subsistem pemasaran dengan atau tanpa pemberian perlakuan terlebih dahulu material handling. Sementara itu, ada pula dari komoditas buah-buahan tersebut yang menjadi bahan baku untuk produk olahan sehingga perlu masuk dahulu ke subsistem penanganan dan pengolahan hasil, sebelum produk olahan tersebut mengalir ke subsistem pemasaran. c. Subsistem penanganan dan pengolahan hasil juga tergantung dari hasil subsistem produksi dan tersedianya sumberdaya manusia. Hal ini menunjukkan bahwa industri pengolahan hasil pertanian sangat tergantung dari berjalan atau tidaknya subsistem produksi usahatani yang pada umumnya sangat peka terhadap masalah ketidakpastian harga dan produksi. d. Subsistem pemasaran, baik itu berorientasi regional, nasional maupun internasional ekspor. Keberhasilan subsistem ini ditentukan oleh lancar atau tidaknya ketiga subsistem sebelumnya serta ketersediaan sumberdaya manusia di bidang pemasaran. Sistem agribisnis dapat dibedakan dalam beberapa gugus industri industrial clustered berdasarkan produksi akhir dari sistem agribisnis, yaitu : 1. Sistem agribisnis pangan food and baverage, yakni sistem agribisnis yang produk akhirnya berupa produk-produk bahan pangan hewani, nabati dan minuman. 2. Sistem agribisnis pakan, yaitu sistem agribisnis yang produk akhirnya berupa produk-produk pakan hewan ternak, ikan. 3. Sistem agribisnis serat alam, yakni agribisnis yang menghasilkan produk akhir berbahan baku serat alam seperti produk barang-barang karet, kayu pulp, rayon, kertas, produk tekstil, produk kulit, dan produk serat alam lainnya. 4. Sistem agribisnis bahan farmasi dan kosmetika, yakni agribisnis yang menghasilkan bahan-bahan farmasi obat-obatan, vaksin, serum dan produk kosmetika sampo, detergen, sabun baik untuk kebutuhan manusia maupun hewan. 5. Sistem agribisnis wisata dan estetika, yakni sistem agribisnis yang menghasilkan produk akhir berupa kegiatan wisata, seperti wisata kebun, wisata hutan tanaman, dan sebagainya serta produk-produk keindahan bunga, tanaman hias, ikan hias, dan lain-lain. 6. Sistem agribisnis energi terperbahrui, yakni sistem yang menghasilkan produk akhir berupa energi alternatif seperti etanol dan berbagai jenis energi-bio lainnya. Keterkaitan antar usaha dalam sistem mulai dari pengadaan sarana produksi, proses produksi usahatani, pengolahan hasil, industri, distribusi dan pemasaran merupakan syarat keunggulan bisnis yang bersangkutan. Dengan adanya kemitraan diharapkan dapat menghilangkan permasalahan dalam keterkaitan usaha vertikal sistem agribisnis seperti bentuk persaingan yang tidak sehat akibat struktur pasar yang tidak sempurna. Agribisnis Indonesia merupakan lahan yang sangat subur bagi tumbuh dan berkembangnya kemitraan, karena pola kemitraan merupakan salah satu tuntutan objektif bagi keberadaan agribisnis. Kemitraan merupakan tuntutan logis dari sifat agribisnis sebagi suatu rangkaian kegiatan usaha dalam sistem yang terintegrasi.

3.3. Pendapatan Usahatani