terbentuk karena kebutuhan dua belah pihak yang saling berkepentingan. Oleh karena itu diharapkan dalam jalinan kemitraan ini dapat saling menguntungkan dengan berprinsip
pada win-win solution. Dengan adanya kemitraan diharapkan kesadaran petani akan pentingnya pengendalian mutu akan timbul dengan adanya pembinaan dari pihak
perusahaan. Sehingga komoditas yang dihasilkan dapat sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan adanya program kemitraan antara CV Bimandiri dan kelompok tani
Mekar Buah ini tentu ada juga manfaatnya. Manfaat kemitraan bagi petani adalah petani mendapatkan bimbingan teknis oleh tim penyuluh dari CV Bimandiri tentang cara-cara
bercocok tanam semangka yang baik, cara penanggulangan atau pengendalian hama tanaman, dan informasi-informasi pertanian. Dengan demikian, petani beranjak menjadi
petani yang maju dan berwawasan sehingga bisa menghasilkan produk yang baik dan berkualitas yang akan bersaing di pasaran.
Dengan adanya kontrak harga yang telah disepakati bersama, petani tidak khawatir akan fluktuasi harga. Dengan harga kontrak yang relatif lebih tinggi dari
semangka biasa, petani mendapat keuntungan lebih dibandingkan dengan semangka biasa. Dan manfaat yang paling utama adalah petani mempunyai jaminan pasar yang
pasti. Bagi petani yang hanya menanam semangka biasa, mereka hanya mendapatkan bimbingan saja dari CV Bimandiri. Manfaat yang diperoleh CV Bimandiri dalam
kemitraan ini adalah perusahaan mendapatkan produk sesuai dengan kriteria yang ditetapkan secara kontinyu sehingga kebutuhan akan produk untuk pasar terpenuhi.
Selain itu, CV Bimandiri juga mendapat nilai lebih dari pelanggan karena dapat menyediakan produk yang berkualitas dan kontinyu sehingga permintaan dari pelanggan
pun terus meningkat.
VII. HASIL DAN PEMBAHASAN
7.1. Karakteristik Petani Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh anggota kelompok tani Mekar Buah dengan jumlah sebanyak 30 orang. Responden ini terdiri dari petani mitra 15 orang
dan petani yang menanam non mitra sebanyak 15 orang. Semua petani responden berjenis kelamin laki-laki karena seluruh anggota kelompok tani Mekar Buah semuanya
laki-laki. Para perempuan di daerah tersebut lebih banyak melakukan kegiatan lain seperti membuat emping dan berdagang di pasar.
7.1.1 Umur Responden
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapat bahwa responden dalam penelitian ini memiliki pekerjaan utama sebagai petani dan pekerjaan sampingannya
bervariasi antara lain adalah berdagang dan berternak. Selain bertani semangka, mereka juga menanam yang lainnya seperti jagung, kacang kedelai, cabe, tomat, dan lain-lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur responden di lokasi penelitian berkisar antara 27 – 55 tahun. Tabel 5 menunjukkan bahwa responden berada pada usia produktif.
Tabel 5. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Umur
No Kelompok Umur
Thn Petani mitra
Petani non mitra Jumlah
Petani Org Persentase
Jumlah Petani
Org Persentase
1. 30
- -
2 13.3
2. 30 – 35
3 20
4 26.7
3. 36 – 40
9 60
3 20
4. 40
3 20
6 40
Jumlah 15
100 15
100
Pada Tabel 5 menunjukkan usia petani responden berada pada usia produktif. Pada petani mitra jumlah petani paling banyak berada pada usia 36 sampai 40 tahun.
Sedangkan pada petani non mitra jumlah petani paling banyak berada pada usia lebih dari 40 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani mitra adalah para petani yang dapat
memberikan dukungan dan tenaga yang maksimal.
7.1.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan petani responden bervariasi mulai dari tidak lulus SD, lulus SD, lulus SLTP, dan lulus SLTA. Jumlah petani responden berdasarkan tingkat
pendidikan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan
Petani mitra Petani non mitra
Jumlah Petani Org
Persentase Jumlah
Petani Org
Persentase
1. Tidak lulus SD
2 13.3
- -
2. Lulus SD
8 53.3
5 33.3
3. Lulus SLTP
3 20.0
5 33.3
4. Lulus SLTA
2 13.3
5 33.3
Jumlah 15
100 15
100
Pada Tabel 5 terlihat bahwa tingkat pendidikan responden bervariasi, mulai dari yang tidak lulus SD, Lulus SD, Lulus SLTP, dan lulus SLTA. Petani mitra rata-rata
hanya mendapatkan pendidikan sampai tingkat SD saja yaitu berjumlah 8 orang atau 53.3 persen. Kemudian jumlah petani tamatan SLTP sebanyak 3 orang atau 20 persen dan
tamatan SLTA dan tidak lulus SD masing-masing 2 orang atau 13.3 persen. Sedangkan jumlah petani non mitra rata-rata mengenyam pendidikan hingga
tamat SD, tamat SLTP, dan tamat SLTA masing-masing berjumlah 5 orang atau 33.3.
Jika dilihat dari tingkat pendidikan petani mitra tingkat pendidikannya lebih rendah daripada petani non mitra.
7.1.3. Pengalaman Usahatani
Berdasarkan pengamatan di lapangan, pengalaman usahatani cukup menentukan dalam pelaksanaan usahatani semangka. Pengalaman merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi produksi semangka. Pada umumnya petani yang sudah berpengalaman akan lebih mampu untuk meningkatkan produksi dibandingkan dengan
petani yang kurang berpengalaman. Pengalaman para petani responden berkisar antara lima sampai delapan belas tahun. Jumlah petani responden berdasarkan pengalaman
dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 6. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Pengalaman
No. Pengalaman
Tahun Petani mitra
Petani non mitra Jumlah
Petani Org Persentase
Jumlah Petani
Org Persentase
1. 5
- -
3 20.0
2. 5 – 10
2 13.3
10 66.7
3. 11 – 15
10 66.7
2 13.3
4. 15
3 20.0
- -
Jumlah 15
100 15
100
Berdasarkan pengalaman, petani mitra yang paling banyak berada pada interval 11 – 15 tahun yaitu sebanyak 10 orang atau sebesar 66.7 persen. Sedangkan pada petani
semangka non mitra jumlah petani paling banyak pada interval 5 – 10 tahun yaitu sebanyak 10 orang atau sebesar 66.7 persen.