dalam keluarga seperti isteri dan anak-anak lebih banyak mengerjakan aktivitas lain seperti berdagang dan membuat emping.
Tenaga kerja luar keluarga ini terdiri dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Jam kerja para buruh selama satu hari kerja adalah 8 jam, dimulai pada pukul 07.30
sampai dengan pukul 16.30. Untuk tenaga kerja tetap pembayaran upah dibayarkan setelah panen. Upah tenaga kerja tetap ini rata-rata adalah sebesar Rp. 750.000 per ha
musim tanam. Selain itu para buruh ini juga mendapatkan fasilitas makan 3 kali sehari, minum dan rokok.
Untuk tenaga kerja tidak tetap, upah dibayarkan setelah mereka melakukan pekerjaan. Pekerja ini tidak mendapatkan fasilitas makan. Rata-rata upah yang diterima
tenaga kerja tidak tetap ini adalah Rp. 10.000 per hari dengan jam kerja 8 jam per hari.
f. Biaya Bahan Bakar
Biaya bahan bakar juga termasuk ke dalam biaya tunai. Bahan bakar atau bensin dibutuhkan oleh petani untuk menjalankan mesin pompa air. Mesin pompa air ini
digunakan untuk menyiram tanaman semangka yang disalurkan melalui paralon-paralon. Penyiraman tanaman dilakukan 2 kali dalam seminggu selama satu musim tanam yaitu
kurang lebih selama 12 minggu. Dalam satu hari membutuhkan 4 liter bensin, sehingga biaya bensin untuk satu musim tanam adalah sebesar Rp. 201.600. Pada saat penelitian
harga bensin per liter adalah Rp. 2.100.
2. Biaya Diperhitungkan
Yang termasuk ke dalam biaya diperhitungkan adalah biaya penyusutan alat. Pada penelitian ini tidak terdapat biaya tenaga kerja dalam keluarga karena seluruh petani
responden tidak ada yang melibatkan anggota keluarganya dalam budidaya semangka ini. Hal ini dikarenakan keluarga mereka lebih banyak melakukan aktivitas lain. Oleh karena
itu para petani lebih banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga atau buruh. Alat-alat yang digunakan petani untuk usahatani semangka antara lain mesin
pompa air, paralon, mulsa, sprayer, dan ember. Semua petani responden baik petani mitra maupun petani non mitra menggunakan peralatan yang sama sehingga biaya
penyusutannya pun sama. Alat-alat seperti cangkul, arit dan peralatan tradisional lainnya tidak digunakan lagi karena menurut mereka dengan menggunakan mesin pekerjaan
mereka menjadi lebih ringan dan waktunya lebih efektif.
7.2.3. Pendapatan Usahatani Petani Mitra dan Petani non Mitra
Keberhasilan kegiatan usahatani dapat dilihat pada pendapatan yang diterima oleh petani. Pendapatan petani merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya total
yang dikeluarkan. Pendapatan petani dibagi menjadi pendapatan atas biaya total dan pendapatan atas biaya tunai. Pendapatan atas biaya total yaitu penerimaan dikurangi
dengan total biaya produksi dan pendapatan atas biaya tunai adalah penerimaan dikurangi dengan total biaya tunai.