Analisis Usahatani Semangka HASIL DAN PEMBAHASAN

Para petani mitra menjual semangkanya kepada perusahaan melalui ketua kelompok tani. Setelah panen, para petani ini menyerahkan hasil panennya kepada ketua kelompok tani untuk ditimbang lalu dikirim ke perusahaan.

7.2.2. Pengeluaran Biaya Usahatani Petani Mitra dan Petani non Mitra 1.

Biaya Tunai Perbandingan biaya produksi antara petani mitra dengan petani non mitra dapat dilihat pada Tabel 9 Tabel 9. Rata-rata Biaya Produksi Petani Semangka Per HektarMusim Tanam Keterangan Petani Mitra Petani non Mitra Nilai Rp Nilai Rp

A. Biaya Tunai

Bibit 900.000 12.97 360.000 5.70 Sewa lahan 800.000 11.52 800.000 12.65 Sewa Traktor 150.000 2.17 150.000 2.38 Tenaga Kerja 1.880.000 27.07 1.880.000 29.75 Pupuk 1.658.467 23.89 1.600.233 25.32 Pestisida 685.267 9.87 658.433 10.41 Bahan Bakar 201.600 2.90 201.600 3.20 Total Biaya Tunai 6.275.333

90.39 5.650.267

89.41 B. Biaya Diperhitungkan

Penyusutan Alat - Mesin Pompa Air 167.000 2.40 167.000 2.64 - Paralon 43.000 0.61 43.000 0.69 - Mulsa 350.000 5.04 350.000 5.53 - Sprayer 94.000 1.35 94.000 1.49 - Ember 15.000 0.21 15.000 0.23 Total Biaya Diperhitungkan 669.000

9.61 669.000

10.59 C. Total Biaya Produksi

6.944.333 100 6.319.267 100 Tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa yang termauk biaya tunai dalam penelitian ini adalah biaya bibit, sewa lahan, sewa traktor, tenaga kerja, pupuk, pestisida dan bahan bakar.

a. Biaya Bibit

Biaya bibit semangka dimasukkan ke dalam biaya tunai pada petani responden baik petani mitra maupun petani non mitra, karena semua petani mengeluarkan biaya atau uang tunai untuk memperoleh bibit semangka tersebut. Pada tabel 9, rata-rata biaya bibit semangka Baby Black yang dikeluarkan petani adalah Rp. 900.000 atau 12.97 persen dari biaya total. Sedangkan biaya bibit semangka non Baby Black yang dikeluarkan petani adalah Rp. 360.000 atau 5.70 persen dari biaya total. Harga bibit semangka Baby Black ini lebih mahal dari semangka biasa yaitu Rp. 75.000 pack. Untuk 1 ha lahan dibutuhkan sebanyak 12 pack. Sedangkan harga bibit semangka non Baby Balck adalah Rp. 30.000 pack dan untuk 1 ha lahan dibutuhkan sebanyak 12 pack.

b. Sewa Lahan

Semua petani responden menggunakan lahan sewa untuk menanam semangka sehingga biaya sewa lahan dimasukkan ke dalam biaya tunai. Para petani menanam semangka dengan berpindah-pindah tempat. Hal ini dikarenakan para petani tidak dapat menanam semangka pada lokasi yang sama setelah panen. Tujuan dari penanaman semangka yang beroindah-pindah ini adalah untuk memutus siklus hama tanaman. Lokasi yang sudah pernah ditanam semangka tidak dapat ditanami semangka lagi pada musim tanam selanjutnya. Oleh karena itu petani selalu berpindah-pindah dan menyewa lahan. Besarnya sewa lahan di lokasi penelitian bervariasi tergantung pada tingkat kesuburan dan produktivitas lahan. Berdasarkan Tabel 9 di atas, petani mitra mengeluarkan rata-rata 11.52 persen Rp.800.000 untuk biaya sewa lahan. Sedangkan petani non mitra mengeluarkan rata-rata 12.65 persen Rp.800.000 dari biaya total untuk sewa lahan.

c. Sewa Traktor

Dalam pengolahan lahan seluruh petani menggunakan traktor. Peralatan tradisional seperti cangkul, arit, bajak dan lainnya sudah tidak dipergunakan. Untuk mengolah lahan 1 ha, petani membutuhkan waktu 2 hari dengan menggunakan traktor. Biaya sewa traktor per hari adalah Rp. 75.000. Jadi total biaya sewa traktor selama 2 hari adalah Rp. 150.000.

d. Biaya Pupuk dan Pestisida

Biaya pupuk dan pestisida merupakan komponen biaya tunai di dalam biaya yang dikeluarkan oleh petani. Biaya pupuk dan pestisida yang dikeluarkan petani berbeda-beda karena variasi harga pupuk dan pestisida serta jumlah pemakaian pupuk tergantung pada kebutuhannya masing-masing. Ada juga alasan petani menggunakan jumlah pupuk dan pestisida yang berbeda adalah karena keterbatasan modal. Macam-macam pupuk yang digunakan oleh petani antara lain adalah pupuk kandang, NPK, ZA, KCL dan TSP. Sedangkan pestisida yang sering digunakan petani antara lain Antrakol, Atonik, Agrimec, Rhidomil, dan masih banyak lagi.

e. Biaya Tenaga Kerja

Di dalam melakukan kegiatan usahataninya, para petani hanya menggunakan tenaga kerja luar keluarga atau buruh. Hal ini dikarenakan tenaga kerja yang berasal dari