3.3. Pendapatan Usahatani
Menurut Hernanto 1991, usahatani adalah sebagai organisasi alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian. Organisasi itu
ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seseorang sekumpulan orang, segolongan sosial, baik yang terikat secara geologis, politis,
maupun territorial sebagai pengelolanya. Analisis usahatani mempunyai kegunaan bagi petani maupun pemilik faktor produksi. Ada dua tujuan dari analisis
pendapatan yaitu menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usahatani dan keadaan yang akan dating dari suatu perencanaan dan tindakan. Analisis ini juga
dapat digunakan untuk mengukur berhasil tidaknya suatu kegiatan yang dilakukan.
Pendapatan usahatani adalah selisih penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan pada suatu periode produksi. Menurut Hernanto 1991, penerimaan
usahatani adalah penerimaan dari sumber usahatani yang meliputi : 1 jumlah penambahan inventaris, 2 nilai jual hasil, 3 nilai penggunaan untuk konsumsi
keluarga. Pengeluaran usahatani secara umum meliputi biaya tetap dan biaya variable. Ada biaya usahatani yang tunai dan ada pula yang diperhitungkan. Biaya
tunai adalah pengeluaran yang dibayar dengan uang, seperti biaya pembelian sarana produksi dan sewa tenaga kerja. Biaya tunai merupakan suatu cara untuk
melihat seberapa besar likuiditas tunai yang dibutuhkan petani untuk menjalankan kegiatan usahataninya. Sedangkan biaya diperhitungkan digunakan untuk
menghitung seberapa sebenarnya pendapatan kerja petani kalau bunga modal dan nilai kerja keluarga diperhitungkan. Selain itu ditinjau juga biaya total yang
digunakan untuk melihat seberapa besar jumlah keseluruhan biaya termasuk biaya proses produksi yang dikeluarkan dialokasikan untuk kegiatan usahatani.
= TR-TC = P.Q – TC
keterangan : = Besarnya keuntungan pendapatan Rp
TC = Total Biaya Tunai + Biaya Non Tunai
TR = Total Penerima Rp
Q = Jumlah Produksi UnitKg
P = Harga Produksi RpUnitKg
Pendapatan selain diukur dengan nilai mutlak dapat pula diukur nilai efisiensinya. Salah satu alat untuk mengukur efisiensi pendapatan tersebut yaitu
penerimaan untuk setiap biaya yang dikeluarkan atau imbangan penerimaan dengan biaya atau revenue and cost ratio analisis RC rasio. Perbandingan ini
menunjukkan penerimaan kotor untuk setiap rupiah yang dikeluarkan dalam usahatani. Semakin tinggi nilai RC rasio menunjukkan semakin besar penerimaan
yang diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan. Sehingga dengan perolehan nilai RC rasio yang semakin tinggi maka tingkat pendapatan pun semakin baik.
3.4.Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk melihat karakteristik mitra tani dan mengevaluasi pelaksanaan kemitraan. Data primer yang telah dipeoleh melalui
wawancara dan kuisioner ditabulasikan dalam kerangka tabel yang dipersiapkan, kemudian data tersebut dianalisis untuk melihat karakteristik mitra tani meliputi
umur, tingkat pendidikan dan pengalaman. Evaluasi pelaksanaan kemitraan meliputi aspek proses manajemen dan aspek manfaat dari kemitraan.
3.5. Uji Mann-Whitney U