Kemitraan Agribisnis TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan atas permintaan pasar akan kebutuhan semangka Baby Black dibutuhkan sebanyak 10 ton per minggu. Untuk pencapaian target tersebut petani mengikuti jadwal penanaman yang sudah dibuat oleh perusahaan sehingga dapat terjadi dua kali panen dalam seminggu. Rata-rata produksi yang dicapai oleh petani adalah 5.351 Kg per minggu atau 53 dari permintaan pasar. Ini menunjukkan bahwa hasil produksi petani sudah memenuhi dari target perusahaan. Selain target dalam jumlah produksi, kualitas juga menjadi target perusahaan yang dibedakan berdasarkan gradenya. Dimana target perusahaan adalah 85 untuk grade A dan 15 untuk grade B. Sedangkan hasil yang dicapai oleh petani adalah grade A 78 dan grade B 22. Dalam melaksanakan kemitraan ini banyak sekali kendala-kendala yang dihadapi oleh para petani maupun CV. Bimandiri. Kegagalan panen karena kondisi cuaca tidak dapat terelakkan karena itu merupakan faktor alam yang tidak dapat kita rubah. Munculnya pesaing baru semangka Baby Black dipasaran merupakan salah satu kendala yang harus dihadapi oleh petani dan CV. Bimandiri. Dengan adanya pesaing baru membuat petani harus dapat mempertahankan kualitas semangka yang ditanam. Sedangkan bagi CV. Bimandiri persaingan di pasar menjadi semakin ketat. Dari latar belakang pendidikan petani pada umumnya menyebabkan keterbatasan petani dalam hal kemampuan system manajerial. Rata-rata tingkat pendidikan petani di Kecamatan Mirit hanya sampai Sekolah Dasar. Dari kondisi seperti inilah yang mengakibatkan para petani belum bisa mengelola usahatani secara efektif, efisien dan komersil.

V. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN, ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN UJI

MANN-WHITNEY U Karakteristik umum responden diklasifikasikan ke dalam kelompokumur, tingkat pendidikan, pengalaman usahatani, dan luas lahan dan status kepemilikan. Sedangkan untuk mengetahui besarnya pendapatan rata-rata petani dilakukan dengan analisis pendapatan usahatani. Dan uji Mann-Whitney U digunakan untuk mengetahui perbedaan tingkat pendapatan petani mitra dan non mitra.

VI. KESIMPULAN SARAN

Kesimpulan : 1. Dalam palaksanaan program kemitraan antara CV Bimandiri dengan petani semangka di kabupaten Kebumen kedua belah pihak telah menjalankan hak dan kewajiban, sesuai dengan kesepakatan bersama. Dalam pelaksanaan kemitraan ini CV Bimandiri tidak menyediakan bantuan dalam bentuk modal tetapi memberikan bantuan dalam bentuk suplai bibit dan pembinaan petani, serta penjamin pasar untuk semangka Baby Black hasil petani mitra dengan harga yang sudah di sepakati yaitu Rp 1200 per kg. Dipihak petani, petani menyediakan hasil sesuai dengan ketentuan yang sudah disepakati dalam segi jumlah, yaitu produksi petani sebanyak 10.733kg minggu dianggap sudah mencukupi dari kebutuhan CV Bimandiri yang hanya 10.000 kg minggu, dan segi kualitas juga kontinyuitas. 2. Dari hubungan kemitraan yang sudah dilaksanakan bisa disimpulkan bahwa pendapatan petani mitra mengalami kenaikan dibandingkan dengan petani non mitra . Pendapatan rata-rata petani mitra adalah Rp 5.935.667 per hamusim tanam yaitu naik dari petani non mitra yang hanya Rp 2.430.733per hamusim tanam. 3. Tetapi dilihat dari segi pemerataan dan optimalisasi masih belum optimal karena hanya petani berpengalaman yang terpilih saja yang bisa bermitra dengan CV Bimandiri sehingga tidak semua petani bisa bermitra. Dari lahan tanam petani mitra yang rata 3.53 ha petani mitra hanya mendapat jatah menanam 0.5 ha per petani, ini masih jauh dari optimal. 4. Kendala yang dihadapi oleh petani dan CV Bimandiri dalam pelaksanaan kemitraan ini adalah munculnya pesaing baru. Dengan adanya pesaing baru ini membuat petani harus dapat mempertahankan kualitas dan bagi perusahaan persaingan dipasar menjadi semakin ketat. Manfaat pelaksanaan kemitraan ini bagi petani adalah petani mendapatkan bimbingan dari CV Bimandiri sehingga pengetahuan menjadi bertambah. 5. Penerimaan usahatani semngka antara petani mitra dan petani semangka non mitra memiliki perbedaan. Hal ini disebabkan harga jual yng diterima petani dan jumlah semangka yang dihasilkan. Harga jual semangka Baby Black lebih tinggi daripada semangka non Baby Black. 6. Pengeluaran biaya usaha tani petani mitra dan non mitra terdiri dari biaya tunai dan biaya non tunai diperhitungkan. Biaya tunai meliputi biaya bibit , sewa lahan, sewa, traktor, tenaga kerja luar keluarga, pupuk, pestisida, dan bahan bakar. Sedangkan biaya tidak tunai hanya meliputi biaya penyusutan peralatan. 7. Dari hasil uji Mann Whitney U menunjukkan bahwa nilai probabilitas asymp.Sig. adalah 0.007 lebih kecil dari nilai yaitu 0.05 maka kesimpulannya adalah tolak H dan terima H 1 artinya adalah rata-rata pendapatan petani semangka Baby Black berbeda nyata dengan rata-rata pendapatan petani semangka non BabyBlack. Saran : 1. Supaya manfaat kemitraan dapat dirasakan oleh seluruh anggota kelompok tani diharapkan agar membentuk kelompok usahatani bersama yang berbadan hukum dalam bentuk koperasi guna lebih mengenal perilaku, tingkat kemampuan dan potensi masing-masing pihak. Setelah terbentuk kelompok usahatani bersama, daya saing ditingkatkan untuk mendapatkan berbagai kemudahan dari pihak yang akan bekerja sama dengan kelompok usahatani bersama tersebut. 2. Agar pihak perusahaan lebih memperluas pasar sehingga kebutuhan semangka perusahaanpun meningkat dan perushaan mau menjalin hubungan kemitraan yang bisa mencakup seluruh anggota kelompok tani guna meningkatkan pendapatan seluruh anggota kelompok tani. 3. Selain kemitraan semangka, diharapkan perusahaan dapat juga menjadi pasar bagi produk-produk agribisnis lain yang berkembang di dareah Kebumen seperti, cabe, tomat dan sayuran lain. 4. Pelaksanaan kemitraan antara perusahaan agribisnis dengan petani mitra harus dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak agar saling menguntungkan. Dalam pelaksanaan kemitraan tersebut dapat diterapkan pola