80 memberikan konstribusi bahan pencemar utamanya berasal dari komponen logam
berat. Penyelesaian masalah pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan
pengendalian. Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih berat. Langkah
pemulihan dari tailing tersebut dengan asam organic melalui pemisahan hujan magnetis Hernandez at el., 2007. Pengendalian dapat berupa pembuatan standar
baku mutu lingkungan, monitoring lingkungan dan penggunaan teknologi untuk
mengatasi masalah lingkungan.
5.9. Pengetahuan Masyarakat
Untuk memperoleh informasi langsung mengenai persepsi masyarakat di lokasi penelitian, yang meliputi Desa Tambea, Desa Sopura dan Desa Huko-huko
merupakan desa terdekat dengan lokasi pertambangan sekaligus tempat pembuangan limbah cair dan tailingpadat slag Kecamatan Pomalaa Kabupaten
Kolaka, maka telah dilakukan survei terhadap 75 orang responden, yakni masyarakat dan tokoh masyarakat sekitar lokasi proyek. Karakteristik responden
dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 9. Berdasarkan Tabel tersebut dapat
dinyatakan bahwa umur responden masih sangat produktif, sekitar 30 - 50 tahun; tingkat pendidikannya cukup, terbanyak antara SD-SLTA. Mata pencarian
responden paling banyak adalah nelayan, pedagangwiraswasta dan karyawanburuh harian. Untuk mendapatkan pengetahuan masyarakat di wilayah
penelitian, maka telah dilakukan wawancara terstruktur menggunakan instrument
kuesioner.
Untuk menggali informasi lebih mendalam, maka telah dilakukan wawancara untuk beberapa responden atau tokoh masyarakat yang dipandang
mempunyai pandangan luas mengenai keberadaan hasil limbah cair dan tailingpadat slag nikel dari hasil kegiatan penambangan dan pengolahan bijih
nikel yang mengandung logam berat. Bersama ini disarikan hasil wawancara atau persepsi masyarakat mengenai kegiatan penambangan dan pengolahan nikel.
81 Tabel 9 Karakteristik responden tentang logam berat dari hasil penambangan dan
pengolahan nikel
No. Karakteristik
Responden Jumlah
N=75 orang Prosentase
1 Umur
Kurang dari 30 tahun 9
12.00 Antara 31 - 40 tahun
24 32.00
Antara 41 - 50 tahun 19
25.33 Antara 51 - 60 tahun
15 20.00
Lebih 60 Tahun 8
10.67
2 Jenis Kelamin
Pria 63 84.00
Wanita 12
16.00
3 Pekerjaan
KaryawanBuruh harian
14 19.00
Nelayan 16
21.00 Ibu Rumah Tangga
5 7.00
PNSPensiun 11
15.00 WiraswastaPedagang
29 39.00
4 Pendidikan
Tamat SD
9 12.00
SDSederajat 21
28.00 SLTPSederajat
17 22.67
SLTASederajat 19
25.33 Diploma
5 6.33
Sarjana 4
4.67 Pengetahuan Masyarakat Terhadap Limbah Cair dan Tailing PadatSlag Nikel
Hasil wawancara dan kuisioner menunjukkan bahwa seluruh masyarakat 60 mengetahui, 25 tidak mengetahui dan ragu-ragu 15 Gambar 43 akan
keberadaan tailing padatslag adalah limbah hasil pengolahan nikel. Sumber informasi tentang rencana kegiatan tersebut berasal dari masyarakat desa dan
kecamatan setempat. Kenyataan ini menunjukkan bahwa sistem informasi sosial tentang kandungan limbah cair dan tailing padat di wilayah tersebut pihak
perusahaan tidak efektif memberikan informasi kepada penduduk. Gambar 44. Menunjukkan bahwa 85 responden di wilayah tersebut tidak mengetahui tailing
slag mengandung logam berat, 10 sebagian ragu-ragu dan 5 mengetahui
terhadap kandungan tailingslag. Beberapa alasan responden yang mengetahui kandungan logam berat pada tailingslag adalah mantan karyawan perusahaan
82
Mengetahui Tidak
Mengetahui ragu
‐ragu
Mengetahui Tidak
Mengetahui ragu
‐ragu
Tidak Mengetahui
Mengetahui ragu
‐ragu
pertambangan di lokasi tersebut sedang yang tidak mengetahui sama sekali adalah masyarakat yang memiliki pekerjaan, nelayan, petani, pedagang dan ibu rumah
tangga. Gambar 45, menunjukkan bahwa 90 masyarakat di wilayah tersebut tidak mengetahui kalau wilayah pesisir lokasi pertambangan nikel logam berat,
5 sebagian ragu-ragu dan 5 mengetahui wilayah pesisir lokasi pertambangan nikel mengandung logam berat.
Gambar 43 Pengetahuan masyarakat tentang tailingslag.
Gambar 44 Pengetahuan tentang tailingslag mengandung logam berat.
Gambar 45 Pengetahuan masyarakat tentang kandungan logam berat di wilayah pesisir.
83
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan
1. Ada dua jenis limbah khusus yaitu tailing slag dan batuan limbah. Tipe
kedua dari limbah tersebut yaitu tailing slag ini dihasilkan dari proses ekstrasi peleburan yang non ekonomis yang mengandung beraneka
mineral seperti silika, silikat besi, magnesium, natrium, kalium, dan sulfida. Jumlah tailing slag yang dihasilkan ± 423.283 tonhari.
Sedangkan batuan limbah waste rock ini adalah overburden yang berupa lumpurair asam tambang ARD yang mengandung mineral rendah.
Limbah pertambangan nikel Pomalaa mengandung logam berat dari semua stasiun laut yaitu Ni; 0,015 mgl-0,040 mgl, Pb; 0,006 mgl-0,0123 mgl ,
Zn; 0,003 mgl-0,049 mgl, Fe; 0,006 mgl-0,018 mgl dan Cr; 0,003 mgl- 0,049 mgl yang secara signifikan lebih tinggi.
2. TSS merupakan bahan pencemar tertinggi konsentrasinya yang masuk ke
perairan yang mencapai 2.612,80 tonbulan sedangkan BOD
5
menempati urutan kedua dalam memberikan kontribusi terbesar dalam beban
pencemaran yaitu sebesar 291,88 tonbulan. Parameter logam berat yang memberikan kontribusi paling besar terhadap beban pecemaran adalah besi
sebesar 3,62 tonbulan, nikel sebesar 1,66 tonbulan dengan kontribusi terbesar yaitu berasal dari stasiun 3 sebesar 1,04 tonbulan.
3. Beban pencemar logam berat yang sudah melebihi kapasitas asimilasi
adalah Fe, Zn, Cr, Pb, dan Ni. 4.
Hasil analisis storet dari 8 stasiun pengukuran di wilayah pesisir tempat pembuangan limbah cair dan tailing slag, semuanya dalam kategori
pencemaran sedang. Sepanjang wilayah pesisir lokasi pertambangan nikel sudah digunakan sebagai urugan dengan limbah tailing slag sehingga
terjadi pendangkalan dan berpotensi terjadi pencemaran logam berat. 5.
Pengetahuan masyarakat terhadap limbah cair dan tailing padatslag nikel bahwa hanya 60 mengetahui, 25 tidak mengetahui dan ragu-ragu 15
akan keberadaan tailing padatslag adalah limbah hasil pengolahan nikel. Sedangkan 85 masyarakat di wilayah tersebut tidak mengetahui tailing
slag mengandung logam berat, 10 sebagian ragu-ragu dan 5