Tahap Prakonstruksi Tahap Konstruksi Persiapan Eksploitasi

41 struktur patahannya. Seperti diketahui, batuan beku mempunyai porositas dan permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan adanya rekahan-rekahan tersebut akan lebih memudahkan masuknya air dan berarti proses pelapukan akan lebih intensif. e. Topografi. Keadaan topografi setempat akan sangat mempengaruhi sirkulasi air beserta reagen-reagen lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan bergerak perlahan-lahan sehingga akan mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam melalui rekahan-rekahan atau pori-pori batuan. Akumulasi endapan umumnya terdapat pada daerah- daerah yang landai sampai kemiringan sedang. Hal ini menerangkan bahwa ketebalan pelapukan mengikuti bentuk topografi. Pada daerah yang curam, secara teoritis jumlah air yang meluncur run off lebih banyak daripada air yang meresap ini dapat menyebabkan pelapukan kurang intensif. f. Waktu. Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi.

4.3. Sistem Penambangan

Sistem penambangan yang diterapkan pada perusahaan penambangan nikel Pomalaa adalah sistem tambang terbuka open cut mining. Kegiatan penambangan dimulai dengan pengupasan tanah penutup stripping overburden yang dilakukan pada lapisan tanah penutup. Biasanya dilakukan bersama-sama dengan pembabatan clearing dan menggunakan alat dorong bulldozer. Pengupasan tanah penutup ini bertujuan untuk menyikap bijih nikel.

4.3.1. Tahap Prakonstruksi

Eksplorasi Pada tahap ini, kegiatannya berupa survei lapangan dan penelitian geoteknik, serta kompensasi penggunaan lahan. Uraian kegiatan-kegiatan tersebut dan kaitannya dengan dampak lingkungan diuraikan sebagai berikut : a. survei lapangan dan penelitian geoteknik. Kegiatan survei lapangan, pemetaan dan eksplorasi awal berupa pemboran serta testpit. Sementara penelitian geoteknik berupa penelitian batuan, tanah dan 42 daya dukungnya yang akan digunakan dalam kegiatan eksplorasi. Dampak lingkungan yang akan timbul akibat kegiatan ini adalah perubahan persepsi masyarakat sekitar wilayah kontrak karya. b. Kompensasi penggunaan lahan.

4.3.2. Tahap Konstruksi Persiapan Eksploitasi

Pada tahap ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah mobillisasi dan demobilisasi peralatan, penambahan dan peningkaatan jalan tambang, pembangunan sarana penunjang, pengupasan tanah penutup overburden dan penumpukan tanah penutup. Adapun struktur dan komposisi lahan sebelum penambangan dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7 Struktur dan komposisi lahan sebelum penambangan. Uraian kegiatan pada tahap ini adalah sebagai berikut : a. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan. Untuk melaksanakan kegiatan eksplorasi yang dimulai dengan peningkatan spesifikasi jalan tambang dan pembukaan lahan diperlukan berbagai jenis peralatan. Peralatan untuk kegiatan tersebut antara lain truk, bulldozer, excavator, graderwhell dozer dan compactordrum roller serta drilling unit. Peralatan tersebut perlu dimobilisasi dan didemobilisasi dari satu lokasi kegiatan ke lokasi kegiatan yang lainnya yang juga memerlukan waktu yang tidak sedikit selama 43 tahap konstruksi berlangsung. Dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan ini adalah penurunan kualitas udara akibat debu yang meningkat dan gangguan kebisingan dan getaran yang bisa mengakibatkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat. b. Pembangunan dan peningkatan jalan tambang. Kegiatan pembangunan dan peningkatan jalan tambang dimaksudkan untuk menambah, memperluas dan meningkatkan kualitas jalan tambang yang telah ada sebelumnya. Dampak yang timbul akibat kegiatan ini antara lain perubahan komponen ruang lahan dan tanah, penurunan kualitas udara, gangguan berupa getaran, perubahan iklim mikro, gangguan terhadap siklus hidrologi, peningkatan erosi tanah dan sedimentasi, penurunan kualitas air. c. Pembukaan lahan. Pembukaan lahan dilakukan untuk membersihkan lokasi penambangan yang masih tertutup vegetasi. Akibat kegiatan tersebut maka akan terjadi dampak lingkungan berupa perubahan komponen ruang, lahan dan tanah, penurunan kualitas udara gangguan berupa getaran, perubahan iklim mikro, gangguan terhadap siklus hidrologi, peningkatan erosi tanah dan sedimentasi, penurunan kualitas air, gangguan terhadap biota darat flora dan fauna dan gangguan terhadap biota perairan. d. Pembangunan sarana penunjang. Pembangunan sarana penunjang berupa pembangunan fasilitas akomodasi, perkantoran dan laboratoriun.

4.3.3. Tahap Operasional Eksploitasi