Oksigen Terlarut DO Parameter Kimia

57

5.2.3. Oksigen Terlarut DO

Oksigen di perairan berasal dari difusi udara maupun hasil fotosintesis oleh organisme nabati, seperti fitoplankton dan tumbuhan air di zona eufotik. Karena sebagian besar organisme akuatik tidak dapat memanfaatkan oksigen bebas secara langsung, maka keberadaan oksigen terlarut dalam air sangat penting artinya bagi kehidupan biota di suatu perairan. Disamping itu, kandungan oksigen di perairan juga dapat dijadikan petunjuk tentang adanya pencemaran bahan organik dengan bertambahnya aktivitas dekomposisi dalam menguraikan limbah yang masuk dalam perairan Nybakken, 1982. Oksigen terlarut merupakan salah satu gas yang terlarut dalam perairan. Keberadaan oksigen ini secara alami bervariasi, tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air dan tekanan atmosfir. Semakin tinggi suhu dan semakin meningkat ketinggian serta semakin kecil tekanan atmosfir, maka konsentrasi oksigen terlarut semakin kecil Effendi, 2003. Hubungan antara kadar oksigen terlarut dan suhu menunjukan bahwa semakin tinggi suhu maka kelarutan oksigennya semakin berkurang. Kelarutan oksigen dan gas-gas lain akan berkurang dengan meningkatnya salinitas, sehingga kadar oksigen di laut cenderung lebih rendah dari kadar oksigen di perairan tawar. Berdasarkan hasil pengukuran nilai oksigen terlarut DO yang dilakukan di lokasi pertambangan nikel Pomalaa, menunjukan bahwa untuk masing-masing stasiun pada sungai dan outlet pabrik didapatkan kadar oksigen terlarut berada pada kisaran 5,915 mgl – 6,915 mgl. Kandungan oksigen terendah ditemukan pada stasiun 3 yaitu sebesar 5,915 mgl. Hal ini diduga sebagai akibat dari fluktuasi suhu yang cukup tinggi pada stasiun ini. Dalam hal ini semakin tinggi suhu maka kelarutan oksigen semakin rendah. Gambar 18 menunjukan bahwa konsentrasi oksigen terlarut tiap stasiun jauh melebihi baku mutu yang ditetapkan PP No. 82 Tahun 2001 yakni 3 mgl. Sebaran oksigen terlarut pada stasiun laut dapat dilihat pada Gambar 19. Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada stasiun laut menunjukan nilai kisaran 4,402 – 12,548 mgl dan nilai-nilai tersebut melebihi baku mutu kepmen- LH No. 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut untuk biota laut yang ditetapkan yakni 5 mgl. 58 Gambar 18 DO pada stasiun pengamatan sungai dan outlet pabrik. Gambar 19 DO pada stasiun pengamatan laut.

5.2.4. Biological Oxygen Demand BOD