Kecerahan Kekeruhan Parameter Fisika

51

5.1.2. Kecerahan

Kecerahan, kekeruhan dan padatan tersuspensi merupakan parameter kualitas air yang saling berkaitan satu sama lain. Peningkatan konsentrasi padatan tersuspensi sebanding dengan peningkatan konsentrasi kekeruhan, dan berbanding terbalik dengan kecerahan. Ketiga parameter mempunyai padanan penting dalam produktivitas perairan terutama yang berhubungan dengan fotosintesis dan proses respirasi biota perairan. Kecerahan merupakan jarak yang dapat ditembus cahaya ke dalam kolom air. Hasil pengukuran kecerahan perairan selama penelitian berkisaran 3,5-6 meter dengan kisaran rata-rata setiap stasiun 4,6-5,3 meter. Nilai kecerahan antara stasiun penelitian menunjukan variasi yang cukup kecil dan hampir sama setiap stasiunnya. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut untuk biota laut, nilai kecerahan tersebut jauh melampaui baku mutu yang ditetapkan yaitu 3 meter. Dengan demikian jika ditinjau dari segi kecerahan Gambar 11, perairan lokasi penelitian tersebut masih baik dan dapat menunjang kehidupan organisme perairan. Gambar 11 Kecerahan pada stasiun pengamatan di laut. 52

5.1.3. Kekeruhan

Kekeruhan menggambarkan banyaknya bahan tersuspensi di dalam air seperti liat, debu, plankton atau organisme lainnya. Nilai kekeruhan yang tinggi akan mempengaruhi tingkat penetrasi cahaya ke dalam kolom air sehingga dapat mempengaruhi proses fotosintesis. Selain itu kekeruhan akan mengganggu organ- organ pernafasan dan alat penyaring makanan dari organisme perairan yang dapat menyebabkan kematian Wardoyo, 1981. Hasil pengukuran kekeruhan tiap stasiun berkisar 2-10 NTU, dengan rata- rata kisaran 3,58-5,20 NTU Gambar 12 Kekeruhan terendah terdapat pada stasiun 9 yaitu Laut Tambae sebesar 3,58 NTU. Rendahnya kekeruhaan pada stasiun ini diduga sebagai akibat positif dari penanaman mangrove sepanjang garis pantai stasiun tersebut. Jarak tanam pohon mangrove yang sangat rapat tersebut diduga mempercepat pengendapan material-material sedimen yang berasal dari hulu Sungai Kumoro. Sedangkan kekeruhan tertinggi terdapat pada stasiun 6 yaitu Galangan Kapal sebesar 5,20 NTU. Tingginya kekeruhan pada stasiun itu diduga lebih banyak disebabkan oleh aktivitas di galangan kapal dan posisi stasiun tersebut berdampingan langsung dengan tempat penampungan sementara biji nikel yang ditambang stockpile. Aktivitas di galangan kapal berupa perbaikan kapal-kapal pengangkut biji nikel yang baru ditambang pada lokasi Pulau Gebe dan Pulau Maniang di Halmahera. Perbaikan ini termasuk di dalamnya adalah pembuangan sisa-sisa material biji nikel yang masih bercampur dengan tanah. Akibatnya bisa diduga yaitu meningkatnya kekeruhan pada daerah tersebut. Gambar 12 Kekeruhan pada stasiun pengamatan di laut. 53 Merujuk Baku Mutu Kepmen-LH No. 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut untuk biota laut yang mensyaratkan nilai kekeruhan sebesar 5 NTU, maka hanya pada stasiun 6 yaitu galangan kapal yang melebihi ambang batas kekeruhan. Sedangkan pada stasiun yang lainnya masih dalam toleransi yang cukup untuk menunjang kehidupan biota

5.1.4. Padatan Tersuspensi Total TSS