Kromium Cr Logam dan Logam Berat

17 dan selanjutnya akan menyebabkan besi terpartikulasi sehingga konsentrasi besi terlarut pada muara sungai dan laut akan berkurang.

2.5.3. Seng Zn

Seng zinc termasuk unsur yang terdapat dalam jumlah berlimpah di alam. Kadar seng pada kerak bumi sekitar 70 mgkg Effendi, 2003. Kelarutan unsur seng dan oksida seng dalam air relatif rendah. Seng yang berikatan dengan klorida dan sulfat mudah terlarut, sehingga kadar seng dalam air sangat dipengaruhi oleh bentuk senyawanya. Ion seng mudah terserap ke dalam sedimen dan tanah. Silika terlarut dapat meningkatkan kadar seng, karena silika mengikat seng. Jika perairan bersifat asam, kelarutan seng meningkat. Kadar seng pada perairan alami 0,05 mgliter Moore, 1990; pada perairan asam mencapai 50 mgliter; dan pada perairan laut 0,01 mgliter McNeely et al., 1979. Sumber utama seng adalah calamine ZnCO 3 , sphalerite ZnS, smithsonite ZnCo 3 , dan wilemite Zn 2 SiO 4 Effendi, 2003. Seng banyak digunakan dalam industri besi, baja, cat, karet, tekstil, kertas, dan bubur kertas. Seng termasuk unsur yang esensial bagi makhluk hidup, yakni berfungsi untuk membantu kerja enzim. Seng juga diperlukan dalam proses fotosintesis sebagai agen bagi transfer hidrogen dan berperan dalam pembentukan protein. Davis dan Cornwell 1991 mengemukakan bahwa seng tidak bersifat toksik bagi manusia, akan tetapi pada kadar yang tinggi dapat menimbulkan rasa pada air. Toksisistas seng menurun seiring dengan meningkatnya kesadahan dan meningkat dengan meningkatnya suhu dan menurunnya oksigen terlarut. Toksisitas seng bagi organisme akuatik alga, avertebrata, dan ikan sangat bervariasi, 1 mgliter hingga 100 mgliter. Bersama-sama dengan K, Mg dan Cd, seng bersifat aditif. Toksisitasnya merupakan penjumlahan dari masing-masing logam Effendi, 2003. Toksisitas seng dan copper bersifat sinergetik, yaitu mengalami peningkatan, lebih toksik daripada penjumlahan keduanya.

2.5.4. Kromium Cr

Khromium Cr termasuk unsur yang jarang ditemukan pada perairan alami. Kerak bumi mengandung kromium sekitar 100 mgl Moore, 1991. Dalam penelitian ini, kromium yang ditemukan adalah kromium heksavalen Cr +6 . Dalam 18 Effendi 2003, menyatakan bahwa kromium yang ditemukan di perairan adalah kromium trivalen Cr 3+ dan kromium heksavalen Cr 6+ . Namun pada perairan yang memiliki pH kurang dari 5, kromium trivalen tidak ditemukan. Apabila masuk di perairan, kromium trivalent akan dioksidasi menjadi kromium heksavalen dan bersifat lebih toksit. Kromium trivalen biasanya terserap ke dalam larutan partikulat, sedangkan kromium heksavalen tetap berada dalam bentuk larutan. Kromium tidak pernah ditemukan di alam sebagai logam murni. Sumber utama kromium sangat sedikit, yaitu batuan chromite FeCr 2 O 4 dan chromic oxide Cr 3 O 3 Effendi, 2003. Kadar kromium pada perairan air tawar biasanya kurang dari 0,001 mgliter dan pada perairan laut sekitar 0,00005 mgliter. Kromium trivalen bisanya tidak ditemukan pada perairan tawar, sedangkan pada perairan laut sekitar 50 kromium merupakan kromium trivalen McNeely et al., 1979. Toksisitas kromium dipengaruhi oleh bentuk oksidasi kromium, suhu, dan pH. Kadar kromium yang diperkirakan aman bagi kehidupan akuatik adalah sekitar 0,05 mgliter Effendi, 2003. Kadar kromium 0,1 mgliter dianggap berbahaya bagi kehidupan organisme laut. Pada perairan yang lunak soft water atau kurang sadah, toksisitas kromium lebih tinggi. Tetapi sumber-sumber masukan logam Cr ke dalam starata lingkungan yang umum dan diduga paling banyak adalah dari kegiatan-kegiatan perindustrian, kegiatan rumah tangga dan dari pembakaran serta mobilisasi bahan-bahan bakar Palar, 1994. 2.5.5. Timbal Pb Unsur Pb umumnya ditemukan berasosiasi dengan Zn - Cu dalam tubuh bijih. Logam ini penting dalam industri modern yang digunakan untuk pembuatan pipa air karena sifat ketahanannya terhadap korosi dalamsegala kondisi dan rentang waktu lama. Pigmen Pb juga digunakan untuk pembuatan cat, baterai, dan campuran bahan bakar bensin tetraethyl Jensen et al., 1981. Timah adalah logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan yang rendah, berat jenis 7,3 gcm3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi. Dalam keadaan normal 13ºC – 1600ºC, logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk. Timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada daerah sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat 19 kwarsa timah, serta sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya terdiri dari endapan alluvium, elluvial,dan koluvium. Timbal pada perairan ditemukan dalam bentuk terlarut dan tersuspensi. Kelarutan timbal cukup rendah sehingga kelarutan timbal dalam air relatif lebih sedikit. Kadar dan toksisitas timbal dipengaruhi oleh kesadahan, pH, alkalinitas dan kadar oksigen. Timbal diserap baik oleh tanah sehingga pengaruhnya terhadap tanaman relatif kecil. Kadar timbal dikerak bumi sekitar 15 mgkg. Timbal banyak digunakan dalam industri baterei, kabel, cat, keramik, pestisida dan dalam penyepuhan. Penggunaan Pb terbesar adalah dalam produksi baterey penyimpan untuk mobil, selain itu juga banyak digunakan sebagai bahan aditif yang sering digunakan untuk meningkatkan mutu bensin Fardiaz, 1992. Bijih logam timbal Pb dapat terbentuk dalam cebakan-cebakan seperti stratabound sulfida massif, replacement, urat, sedimentasi, dan metasomatisma kontak dengan mineral-mineral utama terdiri atas: galena PbS, cerusit PbCO3, anglesit PbSO4, wulfenit PbMoO4, dan piromorfit [Pb5PO4, AsO43Cl]. Larutan pembawa Pb diantaranya: air connate, air meteorik artesian, dan larutan hidrotermal yang naik ke permukaan; dengan sebagian besar Pb berasal dari larutan hidrotermal yang membentuk cebakan bijih pada suhu rendah, berupa pengisian rongga batuan induk Danny, 2006. Pb dalam batuan berada pada struktur silikat yang menggantikan unsur kalsiumCa, dan baru dapat diserap oleh tumbuhan ketika Pb dalam mineral utama terpisah oleh proses pelapukan. Pb di dalam tanah mempunyai kecenderungan terikat oleh bahan organik dan sering terkonsentrasi pada bagian atas tanah karena menyatu dengan tumbuhan, dan kemudian terakumulasi sebagai hasil pelapukan di dalam lapisan humus Danny, 2006. Toksisitas timbal pada organisme akuatik berkurang dengan meningkatnya kesadahan dan kadar oksigen terlarut. Toksisitas timbal lebih rendah daripada kadmium Cd, merkuri Hg, tembaga Cu, akan tetapi lebih tinggi daripada kromium Cr, mangan Mn, barium Ba, seng Zn dan besi Fe. Kadar timbal yang berkisar antara 0,1 – 8,0 mgliter dapat menghambat pertumbuhan mikroalga Chlorella saccharophila. Toksisitas akut timbal terhadap beberapa jenis avertebrata air tawar dan laut berkisar antara 0,5 – 5,0 mgliter toksisitas akut LC 50 timbal 20 terhadap beberapa jenis ikan air tawar berkisar antara 0,5 – 10 mgliter Effendi, 2003. Pb masuk ke perairan melalui pengendapan dan jatuhan debu dari udara yang mengandung Pb yaitu hasil pembakaran bensin, erosi dan limbah industri. Perairan tawar alami biasanya memiliki kadar timbal 0,05 mgliter. Pada perairan laut, kadar timbal sekitar 0,025 mgliter Effendi, 2003. Kelarutan timbal pada perairan lunak soft water adalah sekitar 0,5 mgliter, sedangkan pada perairan sadah hard water sekitar 0,003 mgliter. Timbal atau timah hitam Pb dalam suatu perairan di temukan dalam bentuk terlarut dan tersuspensi. Kelarutan Pb cukup rendah sehingga kadar Pb di dalam air relatif kecil. Kadar dan toksisitas Pb dipengaruhi oleh kesadahan Pb, alkalinitas dan kadar oksigen. Timbal diserap dengan baik oleh tanah sehingga pengaruhnya terhadap tanaman relatif kecil. Kadar Pb kerak bumi sekitar 15 mgKg. Sumber alami utama Pb adalah galena PbS, gelessite PbSO 4 dan cerrusite PbCO 3 Odum, 1996. Bahan bakar yang mengandung Pb leaded gasoline juga memberikan kontribusi yag berarti bagi keberadaan Pb di dalam air. Di dalam perairan air tawar, Pb membentuk senyawa kompleks dan memiliki sifat kelarutan rendah dengan beberapa anion, misalnya hidroksida, karbonal, sulfida dan sulfat. Timbal Pb banyak digunakan dalam industri baterai. Timbal Pb terakumulasi dalam tubuh manusia sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada otak dan ginjal, serta kemunduran mental pada anak yang sedang dalam pertumbuhan. Konsentrasi Pb dalam perairan tawar alami biasanya 0,05 mgL sedangkan perairan laut sekitar 0,025 mgL Effendi, 2003. Kelarutan Pb pada perairan lunak soft water sebesar 0,5 mgL sedangkan pada perairan sadah hard water sebesar 0,003 mgL. Canadian council of resource and enviromental ministry 1987 mengemukakan bahwa hubungan antara kadar Pb dengan nilai kesadahan adalah berbanding lurus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 yang memperlihatkan bahwa jika kesadahan naik maka konsentrasi Pb juga akan naik. Konsentrasi Pb yang mencapai 188 mgl, dapat membunuh ikan sedangkan crustacea setelah 245 jam akan mengalami kematian, apabila pada badan air konsentrasi Pb adalah 2,75 – 49 mgl Palar, 2004. Direktorat Jenderal pengawasan obat dan makanan POM No. 03725BSKVII89 21 membatasi kandungan logam berat Pb maksimum pada sumberdaya ikan dan olahannya adalah 2,0 ppm. Tabel 1 Kadar Pb pada beberapa nilai kesadahan Kesadahan mgL CaCO3 Kadar Timbal mgL 0 – 60 Lunaksoft 60 – 120 sedangMedium 120 -180 SadahHard 180 sangat SadahVery hard 1 2 4 7 Maka dispersi unsur Pb dapat juga terjadi akibat pembuangan tailing dari usaha pertambangan logam. Hal ini harus diwaspadai karena dapat mencemari lingkungan dengan akibat timbulnya berbagai penyakit berbahaya atau bahkan kematian. Dampak lebih jauh dari keracunan Pb adalah dapat menyebabkan hipertensi dan salah satu faktor penyebab penyakit hati. Ketika unsur ini mengikat kuat sejumlah molekul asam amino, haemoglobin, enzim, RNA, dan DNA; maka akan mengganggu saluran metabolik dalam tubuh. Keracunan Pb dapat juga mengakibatkan gangguan sintesis darah, hipertensi, hiperaktivitas, dan kerusakan otak Danny, 2006.

2.5.6. Kadmium Cd