Kadar Logam berat Fe, Cr, Ni, Pb, dan Zn Pada Wilayah Pesisir Pengelolaan Perairan

78

5.6.8. Nikel

Hasil analisis regresi untuk parameter nikel didapat persamaan Y = 0,1141x + 0,0182 dengan R 2 = 0,36. Dengan persamaan tersebut didapat nilai kapasitas asimilasi sebesar 0,42 tonbulan, seperti digambarkan pada Gambar 42. Berdasarkan Gambar 42, maka dapat terlihat dengan sangat jelas bahwa beban pencemaran yang masuk ke perairan pesisir telah melampaui kapasitas asimilasinya. Gambar 42 Analisis regresi antara beban pencemaran nikel dengan konsentrasi nikel perairan pesisir.

5.7. Kadar Logam berat Fe, Cr, Ni, Pb, dan Zn Pada Wilayah Pesisir

Urutan logam berat yang paling tinggi hingga paling rendah kadarnya yang ditemukan adalah besi Fe, khrom Cr, Nikel Ni, timbal Pb dan seng Zn. Dimana keempat logam berat tersebut rata-rata ditemukan di daerah kawasan wilayah pesisir laut konsesi pertambangan nikel, dimana kita ketahui bahwa wilayah pesisir laut sebagai tempat pembuangan limbah cair dan tailing padatslag nikel. Limbah tailingslag nikel mengandung logam berat Ni: 0,34; Co: 0,08; Fe: 44,20; Mg: 3,57; Mn: 0,73; Al: 5,2; Cr: 0,83; Cu: 0,01; Zn: 0,03; SiO 2 : 7,8; N: 0,01; C: 0,84 dan S: 0,08 Hernandez et al., 2007. 79 Distribusi suatu bahan pencemar dalam tatanan ekosistem sangat penting diperhatikan, karena sangat erat kaitannya dengan keberlanjutan ekosistem tersebut dan dampak yang akan ditimbulkan dari pendistribusian bahan pencemar tersebut tidak terkecuali untuk ekosistem perairan. Sebagaimana diketahui, ekosistem perairan yang terdapat di Pomalaa mempunyai peranan penting bagi masyarakat untuk perikanan dan kelautan. Distribusi bahan pencemar terutama logam berat menjadi faktor penting dalam penentuan kualitas perairan bagi masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan data yang diperoleh, koefisien distribusi logam terutama logam khrom Cr, Nikel Ni, timbal Pb dan seng Zn, terlihat semua stasiun mendistri logam berat dan ada stasiun yang mengalami penurunan atau dengan kata lain bahan pencemar sudah mengalami pengenceran. Hal ini dikarenakan karakteristik wilayah pesisir laut yang mengalami pasang surut dua kali dalam sehari, dan sering terjadinya gelombang besar menjadi penyebab yang mempercepat perairan melakukan purifikasi.

5.8. Pengelolaan Perairan

Pesisir Lokasi Pertambangan Nikel Keberadaan logam berat di lingkungan menimbulkan kecemasan masyarakat, hal ini dikarenakan tingkat keracunannya tinggi dalam seluruh aspek kehidupan makhluk hidup. Perairan pesisir lokasi pertambangan nikel dilihat dari kualitas air sudah tercemar logam berat Ni, Pb, Zn, Fe dan Cr. Sumber pencemarnya diduga diakibatkan oleh aktivitas penambangan eksploitasi, crusing plant dan limbah domestik dari emplasemen. Sedangkan sungai-sungai lain semata-mata diakibatkan oleh aktivitas penambangan atau eksploitasi dan dari hasil analisis STORET masih dalam kategori tercemar sedang. Hal lain yang dapat menyebabkan penurunan kualitas air pada perairan pesisir lokasi pertambangan nikel Pomalaa adalah adanya limbah cair yang dihasilkan dari tiga unit pembangkit listrik pada pabrik ferronikel 1, 2 dan 3. limbah tersebut berupa air pendingin mesin, dan oli bekas. Selain itu, juga dihasilkan air yang berfungsi sebagai pendingin slag. Air ini berfungsi sebagai pendingin slag yang baru dipisahkan dari tungku. Selain itu tailing padatslag yang di buang kewilayah pesisir sebagai urugan merupakan residu yang berasal dari sisa pengolahan bijih setelah target mineral utama dipisahkan dan biasanya 80 memberikan konstribusi bahan pencemar utamanya berasal dari komponen logam berat. Penyelesaian masalah pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian. Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih berat. Langkah pemulihan dari tailing tersebut dengan asam organic melalui pemisahan hujan magnetis Hernandez at el., 2007. Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring lingkungan dan penggunaan teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan.

5.9. Pengetahuan Masyarakat