37
IV. GAMBARAN UMUM
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kegiatan pertambangan nikel Pomalaa secara administratif berada dalam wilayah Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara dan secara
geografis terletak antara 4°10’00” - 4°27’25” LS dan 121°31’30”-121°39’03” BT. Kegiatan penambangan ini berdasarkan pada peta kuasa pertambangan yang
memiliki areal seluas 8.314,8 Ha dan secara teknis dibagi dalam tiga wilayah front yaitu daerah tambang utara, daerah tambang tengah dan daerah tambang
selatan. Endapan biji nikel di daerah Pomalaa merupakam endapan bijih laterit,
yaitu endapan yang terjadi akibat proses pelapukan batuan ultrabasa peridotit, serpentin yang terdiri dari mineral-mineral utama seperti olivine dan piroksin
serta mineral-mineral tambahan lain seperti kromit, magnetit dan kobalt. Biasanya pembentukan langsung mengalami proses serpentinisasi oleh larutan
hydrothermal residu pada waktu pembentukan magma. Selain itu dapat juga terjadi akibat proses pelapukan.
Di daerah Pomalaa, endapan biji nikel sebagian besar terdapat pada bukit- bukit, terutama pada puncak-puncak dan punggung-punggung bukit. Semakin
landai puncakpunggung bukit tersebut, intensitas pelapukan semakin tinggi. Sehingga disamping pembentukan lapisan tanah penutup yang makin tebal, juga
semakin besar cadangan yang didapat. Pada umumnya daerah yang landai terbuka banyak didapati vegetasi yang semakin rapat. Struktur daerah bantuan pada lokasi
penelitian umumnya terdiri atas urutan pelapisan dari atas ke bawah sebagi berikut :
a. Lapisan tanah penutup : terdiri dari campuran tanah dan biji besi laterit
yang berwarna merah-cokelat tua, dengan ketebalan antara bebera sentimeter sampai beberapa meter rata-rata ± 1 - 2 meter,
b. Lapisan kedua : terdiri dari tanah lapukan berwarnah coklat hingga
kuning coklat dengan kadar besi antara 10 – 15 dan kadar nikel antara 1,2 – 2, dengan tebal lapisan bervariasi.
38 c.
Lapisan ketiga : terdiri dari lapukan lanjut batuan peridoritserpentin dengan urat-urat garneirit dan krisopras yang berwarna hijau. Tebal
lapisan bijih rata-rata 10 – 15 meter, dengan kandungan nikel ± 1,35 dan kadar besi 5 – 15.
d. Lapisan paling bawah : merupakan batuan dasar bedrock yang terdiri
dari batuan peridoditserpentin. Secara umum struktur dan kandungan biji dapat dilihat pada Gambar 5.
Sedangkan pada lokasi penelitian, struktur dan kandungan biji dapat dilihat pada Gambar 6.
WARNA PROFIL
ZONA KE
DALAMAN m
KANDUNGAN UNSUR berat total
Ni Co
Fe MgO
SiO
2
Tanah Penutup
0.3-6 0.8 0.1
50 0.5
7 Limonit
8-15 0.8-
1.5 0.1-0.2 40-50 0.5-5 7-10
Saprolit 5-18 1.5-3 0.02-
0.1 10-25 15-35 33-35
Batuan Dasar
0.3 0.01 5 35-45 35
Gambar 5 Struktur umum batuan yang mengandung bijih nikel.
Gambar 6 Salah satu penampang struktur batuan lokasi penelitian.
39
4.2. Proses Terjadinya Nikel