Tailing Pertambangan Nikel Undang-Undang Pembuangan Limbah Cair

11 Hilman, 2000. Setiap kegiatan pertambangan logam menghasilkan limbah sebagai tailing yang menyebar secara terbuka dan secara parsial; pembukaan lahan melalui pengangkutan angin dan banjir, mengakibatkan macam-macam masalah lingkungan Habashi, 1992. Kegiatan pertambangan dan geochemical menghasilkan air asam tambang ARD yang berasosiasi dengan aktifitas pertambangan biasanya berupa pyrite FeS2 dan sulfid lain merupakan mineral yang dihasilkan dari pasca pertambangan antara lain logam ion, sulfat dan keasaman Duruibe et al., 2007. Beberapa peneliti telah melakukan investigasi penggunaan adsorption isotherms untuk memprediksi hasil dari tailingterak Drizo et al., 2006 karena variasi dalam proses metalurgi terdapat banyak jenis tailingslag. Baru-baru ini penelitian menunjukkan bahwa logam oxidesoxyhydroxides slag granules di dalam penyaring peran penting yang dilakukan di absorbsi logam berat dari sungai Pratt et al ., 2007.

2.3. Tailing Pertambangan Nikel

Menurut Hernandez et al., 2007 sekitar 100 juta ton leacing residu mengandung kurang lebih 0,5 Ni dan 0,1 Co telah diproduksi dalam 50 tahun terakhir. Tzeferis et al., 1994 menemukan bahwa sitrat acid yang paling efektif untuk larutan nikel. Tailing pertambangan nikel yaitu slag berupa butiran-butiran semen yang seperti logam. Bila limbah padat slag tersebut sifatnya terlalu asam bisa menyebabkan logam-logam tertentu seperti seng dan logam lain terlepas sehingga dapat membahayakan suatu perairan karena dapat menyebabkan penurunan kualitas perairan baik secara fisik maupun kimia dan memberikan pengaruh terhadap struktur komunitas organisme suatu perairan contohnya ikan, makrozoobentos dan organisme perairan lainnya yang dapat menurunkan populasi dan keanekaragamannya secara drastis. Stamboliadis et al., 2004 menemukan bahwa magnetis pemrosesan tailing dari residu yang nickelferous laterit diperoleh dari yunani sehingga mengakibatkan suatu kosentrasi besi dan nikel berkurang. Lokasi Tambang di Kristineberg di Sweden utara satu tailing impoundment mempunyai suatu lapisan clayey moraine dengan ketebalan 0,3-m clay: 8-10; slit 22-37; pasir 37-55; kerikil 15- 18 12 dan lapisan penutup pasirkerikil 1,5 m seperti tumpukan batu di gunung Carlsson, 2002. Analisis kimia dari tailingslag nikel di Moa mengandung logam berat Ni: 0,34; Co: 0,08; Fe: 44,20; Mg: 3,57; Mn: 0,73; Al: 5,2; Cr: 0,83; Cu: 0,01; Zn: 0,03; SiO 2 : 7,8; N: 0,01; C: 0,84 dan S: 0,08 Hernandez et al., 2007. Berbagai teknik telah dikembangkan untuk mencegah oksidasi mineral sulfid dengan menciptakan penghalang oksigen, seperti lapisan penutup tailinglimbah tambang Elander et al., 1998. Untuk mengeringkan lapisan penutup terdiri dari 1- 2m suatu lapisan dari tumpukan batu di gunung yang dilakukan diatas tailing yang mana mengurangi penetrasi dari oksigen secara bebas ke dalam tailing, begitu menciptakan suatu lingkungan anoxic Carlsson, 2002.

2.4. Undang-Undang Pembuangan Limbah Cair

Pembuangan limbah tailing ke sungai adalah pelanggaran hukum illegal menurut UU lingkungan Indonesia sejak 1990. Pada Desember 2001, larangan ini diperkuat oleh PP 822001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran. Pembuangan tailing ke sungai adalah pelanggaran langsung terhadap peraturan yang melarang pembuangan limbah cair maupun padat ke dalam atau ke sekitar sungai Pasal 27 Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 mengenai pengelolaan sungai; dan apabila lumpur tailing dianggap sebagai limbah cair, maka pembuangan tailing ke sungai adalah juga merupakan pelanggaran langsung terhadap larangan pembuangan limbah cair ke sungai, yang diatur dalam: Pasal 263 e PP 201990 tentang pengendalian pencemaran air; meratifikasi peraturan pemerintah No. 82 tahun 2001 mengenai pengelolaan kualitas air dan Pengendalian pencemaran air. Pasal 42 dari peraturan ini dalam kaitannya dengan Penjelasan Resmi berikut, secara tegas melarang pembuangan tailing ke sungai : [Pasal 42: Setiap orang dilarang membuang limbah padat dan atau gas ke dalam air dan sumber air. Penjelasan resmi PP 822001: “Pengertian limbah padat termasuk limbah yang berwujud lumpur dan atau slurry. Contoh dari pembuangan limbah padat misalnya pembuangan atau penempatan material sisa usaha dan atau kegiatan penambangan berupa tailing, ke dalam air dan atau sumber air.”]. 13

2.5. Logam dan Logam Berat