9
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Limbah B3
Ada banyak definisi yang digunakan untuk menerangkan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun B3. Definisi umum dari limbah B3 adalah limbah yang
berpotensi menimbulkan resiko terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Definisi limbah B3 menurut United Nation Environment Program UNEP adalah
limbah selain radioaktif yang karena aktivitas kimiawinya, sifat toksisitasnya, kemudahannya untuk meledak, sifat korosivitasnya, danatau sifat-sifat lainnya
membahayakan atau berpotensi membahayakan kesehatan dan lingkungan. Definisi limbah B3 menurut Konvensi Basel adalah limbah yang memiliki minimal
salah satu dari sifat-sifat berikut: mudah terbakar, oksidator, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan bersifat ekotoksik. Definisi limbah B3 menurut PP
No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun adalah ”sisa suatu usaha danatau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
danatau beracun yang karena sifat danatau konsentrasinya danatau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan danatau
merusakkan lingkungan hidup, danatau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain”.
Lebih lanjut PP No. 181999 ini juga menetapkan bahwa limbah B3 memiliki minimal salah satu
dari keenam karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif
. 2.2. Tailing
Pertambangan
Tailing Limbah tambang mengandung logam yang memiliki tingkat
sulfida FeS2, FeCuS2 and PbS2, Holmström, 2000. Tailing pertambangan merupakan limbah padat yang berupa butiran-butiran semen dari hasil peleburan
tersebut. Masalah serius yang timbul dari pembuangan tailing adalah terutama berkaitan dengan pembebasan air tercemar akibat pelarutan logam-logam berat
diantaranya As, Hg, Pb, dan Cd, keasaman pH rendah, bahan kimiareagen dari pabrik pengolahan dan bahan-bahan suspensi yang dapat membentuk zat padat
Danny, 2006. Manakala sulfida secara bebas bereaksi dengan air dan oksigen,
10 menghasilkan asam sulphuric dan logam-logam berat jika dibuang akan
menyebabkan permasalahan lingkungan Lowson, 1982. Secara mineralogi, mineral pengotor alkali dalam tailing sering berperan
sebagai pengendali pencemaran yang alamiah; dimana salah satunya adalah peranan kalsium Ca dalam batugamping yang dapat mempermudah pelarutan
logam-logam dan menetralisir hasil oksidasi Danny, 2006. Unsur ini bersifat lentur, tahan terhadap tekanan, memiliki titik lebur rendah serta dapat dimanfaatkan
untuk pencampur logam lain seperti nikel, perak, tembaga, dan besi. Manakala sulfida secara bebas bereaksi dengan air dan oksigen, produksi sulphuric dan
logam-logam berat dapat dilepaskan Lowson, 1982, menyebabkan permasalahan lingkungan. Jangka panjang dampak lingkungan tambang tailing leachat tingkat
kekhawatiran semakin meningkat, telah diakui bahwa total logam dalam tanah tidak baik untuk bioavailability dan potensi resikoracun yang kontaminasi tanah Sauve
et al., 2000. Menurut Vlado 2007, tailing seperti tanah salah satu masalah
terbesar, masalah kompleks tailing dari rendahnya kesuburan tanah dan peningkatan akumulasi berat lapisan tanah bagian bawah dari lapisan logam.
Selain limbah lain berupa batuan limbah air asam tambangARD. Menurut Kempton 2003, ARD Acid Rock Drainage adalah proses oksidasi yang
menghasilkan asam dan melepaskan logam berat dari bentuk mineral, memungkinkan polutan ini terbawa ke lingkungan sekitarnya seperti dasar sungai
dan permukaan drainase air. Meskipun potensi ARD di sebuah lokasi bisa diidentifikasi, namun kadang tetap terjadi kegagalan dalam memprediksi
mekanisme dan skala masalah ARD di masa yang akan datang dimana kemampuan menyerap dan potensi penetralan asam dari tailing dan lapisan di bawah tanah saat
tambang ditutup tidak sebaik yang diduga Lottemoser et al., 2003. Tailing tambang termasuk mineralogi, ukuran butiran, kepadatan, dan komposisi kimia
Andrade et al., 2007. Logam-logam yang berada dalam tailing sebagian adalah logam berat pada
awalnya logam itu tidak berbahaya jika terpendam dalam perut bumi. Tapi ketika ada kegiatan tambang, logam-logam itu ikut terangkat bersama batu-batuan yang
digali, termasuk batuan yang digerus dalam processing plant. Logam-logam itu berubah menjadi ancaman ketika terurai di alam bersama tailing yang dibuang.
11 Hilman, 2000. Setiap kegiatan pertambangan logam menghasilkan limbah
sebagai tailing yang menyebar secara terbuka dan secara parsial; pembukaan lahan melalui pengangkutan angin dan banjir, mengakibatkan macam-macam masalah
lingkungan Habashi, 1992. Kegiatan pertambangan dan geochemical menghasilkan air asam tambang ARD yang berasosiasi dengan aktifitas
pertambangan biasanya berupa pyrite FeS2 dan sulfid lain merupakan mineral yang dihasilkan dari pasca pertambangan antara lain logam ion, sulfat dan
keasaman Duruibe et al., 2007. Beberapa peneliti telah melakukan investigasi penggunaan adsorption
isotherms untuk memprediksi hasil dari tailingterak Drizo et al., 2006 karena variasi dalam proses metalurgi terdapat banyak jenis tailingslag. Baru-baru ini
penelitian menunjukkan bahwa logam oxidesoxyhydroxides slag granules di dalam penyaring peran penting yang dilakukan di absorbsi logam berat dari sungai Pratt
et al ., 2007.
2.3. Tailing Pertambangan Nikel