Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kesenjangan 

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Kondisi Umum Kabupaten Ciamis

Posisi g eografis wilayah Kabupaten Ciamis berada pada 108°20’ sampai dengan 108°40’ Bujur Timur dan 7°40’20” sampai dengan 7 o 41’20’’ Lintang Selatan. Wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan, sebelah Barat dengan Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya, sebelah Timur dengan Kota Banjar dan Propinsi Jawa Tengah, dan sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia. Luas Wilayah Kabupaten Ciamis secara keseluruhan mencapai 244.479 ha. Wilayah selatan Kabupaten Ciamis yang dapat dilihat pada Gambar 8 berbatasan langsung dengan garis pantai Samudera Indonesia yang membentang di 6 kecamatan dengan panjang garis pantai mencapai 91 KM. Dengan adanya garis pantai tersebut, maka Kabupaten Ciamis memiliki wilayah laut seluas 67.340 ha. Gambar 8 Peta wilayah Kabupaten Ciamis Berdasarkan hasil Pendataan Sosial Ekonomi 2009, Kabupaten Ciamis memiliki 36 Kecamatan, 343 Desa, 7 Kelurahan, 3.772 Rukun Warga dan 12.086 Rukun Tetangga . Dengan mempertimbangkan karakteristik wilayah dan perkembangan ekonomi wilayah, pola interaksi internal dan eksternal yang didukung oleh jaringan infrastruktur pelayanan baik lokal maupun regional serta kebijakan pengembangan dan penyebaran penduduk secara seimbang sesuai dengan daya dukung lingkungan, maka Kabupaten Ciamis dibagi menjadi 3 tiga Wilayah Pengembangan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis No. 3 tahun 2007, yaitu:  Wilayah Pengembangan WP Utara dengan pusat utama Kecamatan Ciamis dan pusat pembantu Kecamatan Kawali yang terdiri dari 4 Sub Wilayah Pengembangan:  Sub Wilayah Pengembangan SWP Utara I dengan pusat SWP Panjalu mencakup 4 Kecamatan; Panumbangan, Panawangan, Sukamantri dan Panjalu  Sub Wilayah Pengembangan SWP Utara II dengan pusat SWP Kawali mencakup 4 Kecamatan; Jatinagara, Cipaku, Lumbung dan Kawali  Sub Wilayah Pengembangan SWP Utara III dengan pusat SWP Cikoneng mencakup 7 Kecamatan; Cihaurbeuti, Sadananya, Sindangkasih, Ciamis, Baregbeg, Cijeungjing dan Cikoneng  Sub Wilayah Pengembangan SWP Utara IV dengan pusat SWP Rancah mencakup 5 Kecamatan; Sukadana, Tambaksari, Cisaga, Rajadesa dan Rancah  Wilayah Pengembangan WP Tengah dengan pusat utama Kecamatan Banjarsari dan pusat pembantu Kecamatan Padaherang yang terdiri dari 2 Sub Wilayah Pengembangan:  Sub Wilayah Pengembangan SWP Tengah I dengan pusat SWP Padaherang mencakup 5 Kecamatan; Lakbok, Mangunjaya, Purwadadi, Banjarsari dan Padaherang  Sub Wilayah Pengembangan SWP Tengah II dengan pusat SWP Pamarican mencakup 4 Kecamatan; Cimaragas, Cilodong, Langkaplancar dan Pamarican  Wilayah Pengembangan WP Selatan dengan pusat utama Kecamatan Pangandaran dan pusat pembantu Kecamatan Cijulang yang terdiri dari 3 Sub Wilayah Pengembangan:  Sub Wilayah Pengembangan SWP Selatan I dengan pusat SWP Kalipucang mencakup 2 Kecamatan; Kalipucang dan Pangandaran  Sub Wilayah Pengembangan SWP Selatan II dengan pusat SWP Parigi mencakup 3 Kecamatan; Cigugur, Sidamulin dan Parigi  Sub Wilayah Pengembangan SWP Selatan III dengan pusat SWP Cijulang mencakup 2 Kecamatan; Cimerak dan Cijulang Penjelasan Wilayah Pengembangan WP berdasarkan peta dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 Peta Wilayah Pengembangan Kabupaten Ciamis

4.2 Kondisi Demografi

Berdasarkan hasil pengolahan data kependudukan yang dilakukan oleh Dinas Capilduk Kab.Ciamis, penduduk Kabupaten Ciamis pada akhir bulan Desember 2010 tercatat sebanyak 1.720.280 orang. Dibandingkan dengan tahun 2009, jumlah penduduk tersebut mengalami kenaikan sebesar 6,9 persen. Dari segi komposisi jumlah penduduk, laki-laki sebanyak 861.688 orang dan perempuan sebanyak 858.592 orang, dengan demikian maka jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan hal ini pun jelas tergambar dari nilai sex ratio sebesar 100,36. Luas wilayah Kabupaten Ciamis adalah 2.444 km 2 dengan jumlah penduduk sebesar 1.720.280 orang menyebabkan peningkatan kepadatan penduduk dari 657 orang per km2 pada tahun 2009 menjadi 704 orang per km 2