Pembangunan Wilayah Analysis of the Leading Sectors and Development Disparity within Development Areas (DA) in Ciamis Regency West Java

tingkat kinerja baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi. Selain itu, indikator kinerja digunakan untuk meyakinkan bahwa hari demi hari organisasi atau program yang bersangkutan menunjukkan kemajuan dalam rangka menuju tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Secara umum, indikator kinerja memiliki fungsi untuk 1 memperjelas tentang apa, berapa dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan, 2 menciptakan konsensus yang dibangun oleh berbagai pihak terkait untuk menghindari kesalahan interpretasi selama pelaksanaan kebijakan program kegiatan dan dalam menilai kinerjanya dan 3 membangun dasar bagi pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja organisasi unit kerja. Menurut Rustiadi et al. 2007, dari berbagai pendekatan yang ada, setidaknya terdapat tiga kelompok cara dalam menetapkan indikator pembangunan, yakni: 1 indikator berbasis tujuan pembangunan, 2 indikator berbasis kapasitas sumberdaya dan 3 indikator berbasis proses pembangunan Gambar 3 Sumber: Rustiadi et al. 2007 Gambar 3 Sistematika penyusunan konsep-konsep indikator kinerja pembangunan wilayah Indikator berbasis tujuan pembangunan merupakan sekumpulan cara mengukur tingkat kinerja pembangunan dengan mengembangkan berbagai ukuran operasional berdasarkan tujuan-tujuan pembangunan. Dari berbagai pendekatan, dapat disimpulkan tiga tujuan pembangunan, yakni: 1 produktivitas, efisiensi Indikator Kinerja Pembanguna n Wilayah Indikator Berdasarkan Tujua Pe ba gu a G owth P oduktifitas, Efisie si, da Pertumbuhan E uity Pe e ataa , Keadila da Keberimbangan “ustai ability Kebe la juta Indikator Berdasarkan Kapasitas Sumberdaya Pe ba gu a Sumberdaya Alam Sumberdaya Manusia Sumberdaya Buatan Sumberdaya Sosial Indikator Berdasarkan P oses Pe ba gu a Input ImplementasiProses Output Outcome Benefit Impact dan pertumbuhan growth; 2 pemerataan keadilan dan keberimbangan equity dan 3 keberlanjutan sustainability. Pembangunan juga harus dilihat sebagai suatu upaya secara terus-menerus untuk meningkatkan dan mempertahankan kapasitas sumberdaya-sumberdaya pembangunan, sehingga kapasitas sumberdaya pembangunan sering menjadi indikator yang penting dalam pembangunan. Sumberdaya adalah segala sesuatu yang dapat menghasilkan utilitas kemanfaatan baik melalui proses produksi atau penyediaan barang dan jasa maupun tidak. Dalam perspektif ekonomi sumberdaya, sumberdaya juga diartikan sebagai segala sesuatu yang dipandang memiliki nilai ekonomi. Terdapat berbagai cara mengelompokkan atau mengklasifikasikan sumberdaya. Salah satu cara mengklasifikasikan sumberdaya yang paling umum adalah dengan memilah sumberdaya atas sumberdaya yang dapat diperbaharui renewable resources dan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui non renewable resources. Pendekatan lain dalam klasifikasi sumberdaya adalah dengan memilah atas: 1 sumberdaya alam natural resources, 2 sumberdaya manusia human resources, 3 sumberdaya fisik buatan man-made resources, mencakup prasaran dan sarana wilayah dan 4 sumberdaya sosial. Masing- masing sumberdaya memiliki sifat kelangkaan dan berbagai bentuk karakteristik unik yang menyebabkan pengelolaannya memerlukan pendekatan yang berbeda- beda Rustiadi et al. 2009 Sumber: Rustiadi et al. 2007 Gambar 4 Struktur proses pembangunan Input ImplementasiProses Output Outcome Benefit Impact