Faktor Penyebab Kesenjangan Analysis of the Leading Sectors and Development Disparity within Development Areas (DA) in Ciamis Regency West Java

Berdasarkan hasil pengolahan data diatas dengan menggunakan software Minitab 15, diperoleh bahwa F-hitung untuk model faktor kesenjangan pembangunan adalah 12,7. Penjelasannya adalah apabila semakin tinggi PDRB per Kapita, Rasio Penduduk dengan Luas Wilayah, Rasio SD dengan 6.000 penduduk dan Rasio Pasar dengan 30.000 penduduk maka kesenjangan akan semakin turun. Tetapi apabila semakin tinggi Rasio SMP dengan 25.000 penduduk, Rasio SMA dengan 30.000 pendudukdan Rasio Puskesmas dengan 120.000 penduduk maka kesenjangan akan semakin tinggi pula. Jika diasumsikan tingkat signifikansi 5 0,05 , maka nilai PDRB per Kapita dan Rasio SMP dengan 25.000 penduduk lebih rendah dari 5 yang berarti bahwa variabel tersebut signifikan terhadap kesenjangan yang dinilai melalui Indeks Williamson V w WP di Kabupaten Ciamis. Rasio SMP dengan 25.000 penduduk memiliki nilai koefisien yang paling tinggi dibanding Rasio SMA dengan 30.000 penduduk dan Rasio Puskesmas dengan 120.000 penduduk yang berarti semakin banyak bangunan sekolah terutama SMP terhadap penduduk maka kesenjangan terhadap variabel tersebut akan semakin tinggi.

5.5 Ikhtisar

Kecamatan yang memiliki daya saing di Kabupaten Ciamis terutama dalam hal sektor unggulan dan memiliki tingkat hirarki yang tinggi adalah: Kecamatan Pangandaran WP Selatan dengan sektor unggulannya perdagangan, hotel dan restoran, berada pada hirarki I tingkat perkembangan wilayah berdasarkan metode Skalogram serta berada pada kuadran I laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita diatas rata-rata kabupaten berdasarkan metode Klassen. Kecamatan Ciamis WP Utara dengan sektor unggulannya; listrik, gas dan air bersih; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, beradadi urutan ke 11 pada hirarki II tingkat perkembangan wilayah berdasarkan metode Skalogram serta berada pada kuadran I laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita diatas rata-rata kabupaten berdasarkan metode Klassen. Kecamatan Banjarsari WP Tengah dengan sektor unggulannya perdagangan, hotel dan restoran, berada di urutan ke 19 pada hirarki II tingkat perkembangan wilayah berdasarkan metode Skalogram serta berada pada kuadran I laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita diatas rata-rata kabupaten berdasarkan metode Klassen. Kecamatan Padaherang WP Tengah dengan sektor unggulannya industri pengolahan, berada di urutan 16 pada hirarki II tingkat perkembangan wilayah berdasarkan metode Skalogram serta berada pada kuadran I laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita diatas rata-rata kabupaten berdasarkan metode Klassen. Kecamatan yang berpotensi untuk dikembangkan dimasa datang adalah: Kecamatan Baregbeg WP Utara dengan sektor unggulannya industri pengolahan, keuangan persewaan dan jasa perusahaan serta jasa, berada di urutan 8 pada hirarki II tingkat perkembangan wilayah berdasarkan metode Skalogram serta berada pada kuadran II laju pertumbuhan ekonomi dibawah rata-rata tetapi PDRB per kapita diatas rata-rata kabupaten berdasarkan metode Klassen. Kecamatan Sidamulih WP Selatan dengan sektor unggulannya industri pengolahan dan jasa, berada di urutan 6 pada hirarki II tingkat perkembangan wilayah berdasarkan metode Skalogram serta berada pada kuadran II laju pertumbuhan ekonomi dibawah rata-rata tetapi PDRB per kapita diatas rata-rata kabupaten berdasarkan metode Klassen. Kecamatan Parigi WP Selatan dengan sektor unggulannya keuangan persewaan dan jasa perusahaan, berada di urutan 6 pada hirarki II tingkat perkembangan wilayah berdasarkan metode Skalogram serta berada pada kuadran II laju pertumbuhan ekonomi dibawah rata-rata tetapi PDRB per kapita diatas rata-rata kabupaten berdasarkan metode Klassen. Kecamatan yang paling tertinggal untuk analisis; sektor unggulan, tingkat hirarki dan tipologi perkembangan wilayah terbanyak adalah berada pada WP Tengah yaitu kecamatan Cidolog dan Purwadadi. 6 SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut: Sektor unggulan komparatif secara agregat, wilayah pengembangan WP Utara khususnya sektor industri pengolahan di Kecamatan; Jatinagara dan Rajadesa memiliki keunggulan lebih baik dibandingkan dengan WP Selatan dan WP Tengah. Namun di WP Selatan khususnya Kecamatan Sidamulih pada sektor pertambangan dan penggalian memiliki nilai yang paling tinggi dibandingkan WP Tengah. Sedangkan untuk sektor unggulan kompetitif secara agregat, WP Utara memiliki nilai Rising Star lebih banyak 3 sektor: listrik gas dan air bersih; keuangan persewaan dan jasa perusahaan; jasa-jasa dibanding WP Tengah 2 sektor: industri pengolahan; perdagangan hotel dan restoran dan WP Selatan 1 sektor; keuangan pesewaan dan jasa perusahaan. Dan untuk kombinasi antar sektor unggulan komparatif dan Rising Star terbanyak adalah WP Utara dengan 5 sektor yaitu: industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; perdagangan, hotel dan restoran; keuangan persewaan dan jasa perusahaan serta jasa. Kecamatan Pangandaran yang terletak di WP Selatan berada pada tingkat perkembangan hirarki 1 sedangkan Kecamatan Ciamis yang berada pada WP Utara dan Kecamatan Banjarsari yang beradapada WP Tengah memiliki tingkat perkembangan hirarki 2. Namun demikian masih terjadi penyebaran secara berimbang antara berbagai sektor ekonomi di masing-masing WP maupun kabupaten oleh karena nilainya terus meningkat dan masih mendekati 1. Dimana Kecamatan; Kawali, Ciamis dan Cikoneng WP Utara; Banjarsari dan Padaherang WP Tengah; Pangandaran WP Selatan masuk dalam kuadran I daerah maju dengan laju perekonomian dan pendapatan diatas rata-rata kabupaten Nilai kesenjangan berdasarkan indeks Williamson secara umum, pada tahun 2006 hingga tahun 2010 meningkat yang berarti terjadi kesenjangan yang semakin tinggi dari tahun tersebut. Dimana pada tahun 2007 WP Selatan memiliki nilai kesenjangan paling tinggi diantara WP lain. Sementara nilai kesenjangan berdasarkan Spatial Mean Method dengan variabel Penduduk dan PDRB mengarah ke Utara WP Utara atau tepatnya berada pada Kecamatan Cimaragas walaupun titik centroid berada pada Kecamatan Cidolog. Karakteristik kesenjangan secara umum adalah apabila terjadi suatu konflik wilayah, pengangguran yang tinggi hingga bencana alam maka aktifitas ekonomi sangat terganggu termasuk kepada pendapatan masyarakat yang sangat kecil. Faktor penyebab kesenjangan berdasarkan analisis regresi adalah: PDRB per kapita dan rasio SMP dengan 25.000 Penduduk, berarti kesenjangan yang tinggi pada WP Selatan di tahun 2007 paling dipengaruhi oleh dua faktor tersebut serta paling rendah nilainya diantara WP Utara maupun WP Tengah.