Seperti disebutkan sebelumnya bahwa tim audit internal CPMEB di RSPAD Gatot Soebroto Dirkesad Jakarta secara resmi belum ada, tetapi ada
karyawan yang diberi tugas untuk melakukan pengecekan, pengawasan dan evaluasi. Karyawan ini bertanggungjawab untuk memberikan masukan perbaikan
penerapan CPMEB. Oleh karena itu pelaksanaan audit pada penelitian ini dilakukan oleh karyawan tersebut ditambah 2 dua orang yang pernah bertugas
sebagai penanggungjawab pelaksanaan dapur sonde dan peneliti. Selanjutnya hasil penilaian tersebut dirata-ratakan sebagai hasil akhir evaluasi.
6. Penyusunan rekomendasi untuk pemenuhan persyaratan CPMEB pada
unit penyedia makanan enteral di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta.
Rekomendasi disusun berdasarkan hasil evaluasi pemenuhan CPMEB. Aspek utama menjadi prioritas untuk segera diperbaiki jika ternyata berdasarkan
hasil audit ditemukan terjadi penyimpangan dari persyaratan yang seharusnya. Selanjutnya diikuti dengan perbaikan aspek lainnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PENYUSUNAN PEDOMAN CPMEB
Penetapan aspek dan parameter.
Proses dan hasil penetapan aspek serta parameter CPMEB dapat dilihat
pada Lampiran 3 yang berisi perbandingan peraturan pemerintah CPPSSB-2011,
CPPOB Formula bayi-2011, CPPB-IRT 2003, serta pustaka-pustaka yang
mendukung. Hasil kajian menunjukkan bahwa ada 13 aspek yang dianggap
sebagai penentu keamanan makanan enteral. Aspek tersebut adalah 1 Bangunan dan Fasilitas 2 Ruang Produksi 3 Peralatan Produksi 4 Fasilitas Sanitasi
5 Penyimpanan 6 Pengendalian Proses 7 Manajemen Pengawasan 8 Pengendalian Hama 9 Higiene Karyawan 10 Penyaluran Makanan
11 Pelatihan 12 Pemberian Makanan Enteral kepada Pasien 13 Pencatatan dan Dokumentasi.
Aspek lokasi pada ketiga peraturan yang dijadikan acuan pada prinsipnya mensyaratkan hal yang sama yaitu berada di daerah yang jauh dari sumber
kontaminasi. CPMEB tidak mensyaratkan aspek lokasi sebagai sarana yang harus diperiksa karena unit makanan enteral merupakan bagian dari unit gizi rumah
sakit dan persyaratan lokasi unit gizi sudah termasuk dalam persyaratan rumah sakit.
Diantara 13 aspek tersebut ada beberapa aspek yang persyaratannya mengikuti CPPSSB-2011 dan CPPB-IRT 2003 karena pada prinsipnya
kebutuhannya sama. Aspek yang dimaksud antara lain bangunan dan fasilitas; fasilitas dan sanitasi; manajemen pengawasan; pengendalian hama; higiene
karyawan; pelatihan; serta pencatatan dan dokumentasi.
Aspek peralatan produksi; penyimpanan; dan pengendalian proses sebagian parameter penyusunnya dipersyaratkan sama dengan CPPSSB-2011
ditambah dengan parameter khusus tentang makanan enteral. Aspek peralatan produksi untuk parameter prosedur pengelolaan sanitasi blender menjadi
parameter tersendiri tidak tergabung dalam parameter pemeliharaan kebersihan dan sanitasi peralatan. Hal ini disebabkan karena berdasarkan penelitian Oliveira
et al. 2000 penyebab utama terjadinya kontaminasi pada penyiapan makanan