Pengkajian bahan pustaka
Uji coba di RS X Uji coba di RSPAD Gatot Soebroto
Penyempurnaan
Penerapan di RSPAD Gatot Soebroto Hasil Evaluasi
REKOMENDASI
Gambar 1. Tahapan penelitian
.
Gambar 2. Tahap penyusunan pedoman dan panduan audit CPMEB
Aspek dan parameter Pustaka dan
peraturan yang terkait
Persyaratan -
Kriteria penilaian -
Pembobotan -
Penetapan kategori
PEDOMAN
PANDUAN AUDIT
1. Penyusunan pedoman CPMEB
Penyusunan pedoman dilakukan melalui dua tahap yaitu pengkajian bahan pustaka dan peraturan yang terkait; serta penetapan aspek dan parameter yang
dianggap sebagai penentu keamanan makanan enteral.
a. Pengkajian bahan pustaka untuk penentuan CPMEB
Bahan pustaka dan peraturan yang terkait untuk penyusunan pedoman CPMEB tertera pada Tabel 1. Perihal yang mendasari penetapan bahan pustaka
dan peraturan tersebut adalah sebagai berikut ini: Makanan enteral FRS dan FK yang telah direkonstitusi termasuk kelompok
pangan siap saji karena setelah diolah langsung dikonsumsi. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 tahun
2004 yang menyebutkan bahwa pangan siap saji adalah makanan dan atau minuman yang sudah diolah dan siap untuk langsung disajikan BPOM 2004.
Peraturan pemerintah yang mengatur tentang cara produksi pangan siap saji yang baik CPPSSB tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 1096MenKesPERVI2011 tentang higiene sanitasi jasaboga, Unit pengelola makanan enteral termasuk jasaboga golongan B, sehingga
CPPSSB yang menjadi acuan terutama adalah yang ditujukan untuk jasaboga
golongan B.
Makanan enteral FRS dan FK yang telah direkonstitusi, termasuk pangan dengan kategori khusus karena konsumennya adalah populasi berisiko terhadap
gangguan kesehatan yaitu orang sakit dengan daya tahan tubuh terbatas. Oleh karena itu bahan pustaka yang ke dua adalah peraturan cara produksi pangan yang
baik untuk produk dengan kategori khusus. Dalam hal ini pustaka yang dipergunakan yaitu Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia tahun 2011 Nomor: HK.03.1.23.12.11.10720 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik untuk Formula Bayi dan
Formula Lanjutan Bentuk Bubuk BPOM 2011b.
Perusahaan yang memproduksi formula bayi umumnya adalah perusahaan besar sedangkan produksi makanan enteral sangat sederhana baik proses maupun
peralatannya. Oleh karena itu mengacu juga pada Pedoman Cara Produksi Pangan
yang Baik untuk Industri Rumah Tangga tahun 2003. Peraturan tersebut tercantum dalam Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia tahun 2003 Nomor: HK. 00.05.5.1639 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga CPPB-IRT BPOM
2003. Disamping itu juga karena unsur pada pedoman CPPB-IRT 2003 terdeskripsi dengan jelas dibandingkan pada CPPSSB-2011 dan pedoman
pemeriksaan sarana produksinya tersusun secara simpel, praktis dan mudah dipahami.
Tabel 1. Peraturan pemerintah dan pustaka yang terkait dengan penyusunan pedoman dan panduan audit CPMEB.
No. Bahan Pustaka
Perihaljudul Penyusunpenulis,
tahun terbit
1 2.
3.
Utama Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor : 1096MenKesPERVI2011
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia tahun 2011 Nomor: HK.03.1.23.12.11.10720.
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia tahun 2003 Nomor: HK. 00.05.5.1639
Higiene sanitasi jasaboga Pedoman Cara Produksi
Pangan Olahan yang Baik untuk Formula Bayi dan
Formula Lanjutan Bentuk Bubuk
Pedoman Cara Produksi Pangan yang Baik untuk
Industri Rumah Tangga CPPB-IRT.
Kementerian Kesehatan, 2011
Badan Pengawas Obat dan Makanan,
2011 Badan Pengawas
Obat dan Makanan 2003
1.
2. Pendukung
J Nutrition 16: 729-733
J Human Nutr Dietetic
14:397-403 Microbiological quality
of reconstituted enteral formulation used in
hospital. Application of Hazard
Analysis Critical Control Pointsystem to enteral
tube feeding in hospital. Oliveira MH, Bonelli
R, Aidoo KE, Batista CRV, 2000
Oliveira MR, Batista CRV, Aidoo KE,
2001.