Pelatihan karyawan Development of Good Manufacturing Practices System for enteral food and its application at Gatot Soebroto Hospital Jakarta

“danger zone”. Disamping itu juga untuk mengurangi jumlah makanan enteral yang terbuang. f Menyediakan blender stainless steel yang dapat dipergunakan untuk memblender dalam keadaan panas sehingga proses pembuatan makanan saring tanpa susu tidak harus melalui tahap waktu tunggu. Tahap waktu tunggu berisiko meningkatkan pertumbuhan mikroba.

3. Aspek pelatihan

a Mewajibkan penanggung jawab dan seluruh penjamah makanan enteral mendapatkan kursus higiene sanitasi jasaboga sesuai kurikulum yang ditetapkan dalam Permenkes Nomor : 1096Menkes PERVI2011. b. Senantiasa meningkatkan pengetahuan keamanan pangan secara umum agar selalu dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

1. Pedoman Cara Produksi Makanan Enteral yang baik CPMEB yang dikembangkan dapat digunakan sebagai pedoman pemenuhan persyaratan GMP unit penyedia makanan enteral di rumah sakit. Evaluasi pemenuhan persyaratan menggunakan pedoman audit sarana produksi pada unit makanan enteral di rumah sakit. Ada 13 tiga belas aspek yang harus diperiksa. 2. Setelah dilakukan uji coba, jumlah aspek yang harus diperiksa tidak mengalami perubahan tetapi aspek penyimpanan yang semula dimasukkan ke dalam kelompok aspek utama dipindahkan ke kelompok aspek bukan utama. Aspek penyimpanan diubah menjadi aspek penyimpanan bahan baku setelah memindahkan parameter penyimpanan makanan enteral ke aspek pengendalian proses dan parameter penyimpanan bahan berbahaya ke aspek pengendalian hama. Aspek pengendalian proses dipindahkan ke aspek utama. 3. Aspek dalam CPMEB yang harus diperiksa untuk mengevaluasi kondisi sarana produksi makanan enteral meliputi 13 aspek meliputi bangunan dan fasilitas; ruang produksi; peralatan produksi; fasilitas sanitasi; penyimpanan bahan baku; pengendalian proses; manajemen pengawasan; pengendalian hama; higiene karyawan; penyaluran makanan; pelatihan; pemberian makanan enteral kepada pasien; serta pencatatan dan dokumentasi. Diantara 13 tiga belas aspek tersebut yang dimasukkan ke dalam kelompok aspek utama yaitu 4 empat aspek diantaranya adalah ruang produksi; peralatan produksi; pengendalian proses; dan higiene karyawan. 4. Persyaratan CPMEB yang diperketat dibandingkan dengan CPPSSB-2011 dan CPPB-IRT 2003 yaitu ruang produksi khususnya untuk parameter kondisi dan letak ruang produksi; persyaratan sanitasi bagi wadah maupun peralatan yang kontak langsung dengan makanan enteral dan sesudahnya