karena itu keterangan produksi harus ditempel pada setiap wadah dan dilakukan ssecara konsisten..
Aspek penyaluran distribusi makanan pada CPPB-IRT tidak
disyaratkan secara khusus dan pada CPPSSB-2011 hanya merupakan bagian dari obyek pemeriksaan perlindungan makanan. Pada CPMEB dimunculkan dalam
aspek tersendiri agar teramati secara konsisten. Pada proses pembuatan makanan enteral FRS sebagian besar tidak ada proses yang bersifat mengawet dan makanan
enteral termasuk kategori pangan khusus sehingga kontaminasi harus selalu dicegah. Menurut Jorge 2000 mikroba penyebab penyakit tumbuh dan
berkembang biak pada suhu 5 sampai 60 C, sehingga untuk menjaga agar
makanan aman, jangan biarkan makanan berada pada suhu tersebut lebih dari 4 jam.
Pemberian makanan enteral kepada pasien harus dilakukan mengikuti
langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam Standard Operational Procedure SOP. Isi SOP harus mengandung unsur higiene sanitasi dan harus selalu ditaati.
Aspek ini tidak dipersyaratkan pada CPPSSB-2011 maupun CPPB-IRT 2003. Pada CPMEB dimunculkan pada aspek tersendiri karena berdasarkan penelitian
Best 2008 walaupun makanan enteral telah tersedia dalam keadaan steril dan pedoman sistem penyajian makanan enteral juga tersedia tetapi tetap terjadi
kontaminasi. Terindikasi bahwa sebagai sumber utama terjadinya kontaminasi adalah terjadinya kesenjangan antara praktek di lapangan oleh perawat sebagai
petugas pemberian makanan enteral kepada pasien dengan standar yang direkomendasikan.
Persyaratan aspek ruang produksi khususnya parameter kondisi ruangan
dan parameter letak ruangan dibuat lebih ketat dibandingkan dengan persyaratan pada CPPSSB-2011 maupun CPPB-IRT 2003. Hal ini disebabkan karena
akreditasi rumah sakit mensyaratkan ruang khusus untuk ruang sonde terpisah dari dapur gizi. Makanan enteral termasuk pangan berkategori khusus dan ruang
produksi dapat menjadi sumber kontaminasi silang yang potensial jika kebersihan dan sanitasi tidak terpelihara dengan baik sehingga ruang produksi dikondisikan
sebagai high higiene area HHA. Persyaratan mengacu pada persyaratan
CPPOB Formula bayi-2011. Hasil penyusunan pedoman CPMEB tercantum pada Lampiran 4.
B. PENYUSUNAN PANDUAN AUDIT CPMEB
Hasil penyusunan panduan audit CPMEB tercantum pada Lampiran 5 yaitu panduan audit sarana produksi pada unit penyedia makanan enteral di rumah sakit.
Sedangkan pembahasan penentuan bobot pada aspek dan penetapan kategori hasil pemeriksaan dibahas pada sub bab ini.
1. Penentuan bobot pada aspek.
Penentuan bobot pada aspek dilakukan dengan cara menetapkan kelompok aspek utama. Penetapan kelompok aspek utama dilakukan dengan cara
menyandingkan, mengkaji dan menggabungkan obyek pemeriksaan pada CPPSSB-2011, group utama pada CPPB-IRT 2003 dan titik kritis dalam HACCP.
Proses dan hasil penetapan kelompok utama CPMEB dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Perbandingan kelompok yang sangat berpengaruh terhadap keamanan pangan pada CPPSSB 2011, CPPB-IRT 2003 dan pustaka pendukung.
CPPSSB- 2011 CPPB-IRT 2003
Pustaka pendukung
Usulan CPMEB
No. Obyek pemeriksaan
Group Group unsur
Aspek 1
2 3
4 5
6
9. 11.
AIR BERSIH Sumber air bersih
aman, jumlah cukup dan bertekanan.
FASILITAS CUCI TANGAN DAN
TOILET Jumlah cukup,
tersedia sabun, nyaman dipakai dan
mudah dibersihkan.
D.
SUPLAI AIR 1.Sumber air
2.Penggunaan air 3.Air yang kontak
langsung dengan pangan.
_ Fasilitas
sanitasi
Tabel 2. Perbandingan kelompok yang sangat berpengaruh terhadap keamanan pangan pada CPPSSB 2011, CPPB-IRT 2003 dan pustaka pendukung
lanjutan.
1 2
3 4
5
6
15.
KARYAWAN Semua karyawan
yang bekerja bebas dari penyakit menular
seperti penyakit kulit, bisul, luka terbuka
dan ISPA.
G.
KESEHATAN DAN HIGIENE
KARYAWAN 1.Kesehatan karyawan
meliputi pemeriksaan kesehatan dan
kesehatan karyawan Higiene
karyawan
16.
Tangan selalu dicuci bersih, kuku dipotong
pendek, perilaku higienis dan bebas
kosmetik 2.Kebersihan karyawan
meliputi kebersihan badan, pakaian dan
tangan serta perawatan luka.
3.kebiasaan karyawan meliputi perilaku
karyawan
18.
MAKANAN Sumber makanan,
keutuhan dan tidak rusak.
H.
PENGENDALIAN PROSES
1.Penetapan spesifikasi bahan baku.
2.Penetapan komposisi dan formulasi bahan.
3.Penetapan cara produksi yang baku.
4.Penetapan spesifikasi Kemasan.
5.Penetapan tanggal kadaluarsa dan kode
produksi.
_
Pengendali an Proses.
20. PERLINDUNGAN
MAKANAN Penanganan makanan
yang potensi berbahaya pada suhu,
cara dan waktu yang memadai selama
penyimpanan, peracikan, persiapan
penyajian dan pengangkutan
makanan serta melunakkan makanan
beku sebelum dimasak thawing.
Suhu penyimpan-
an makanan enteral
Penyimpan an
Tabel 2. Perbandingan kelompok yang sangat berpengaruh terhadap keamanan pangan pada CPPSSB 2011, CPPB-IRT 2003 dan pustaka pendukung
lanjutan.
1 2
3
4 5
6
40. Tersedia Lemari
pendingin mencapai suhu – 10
C dilengkapi dengan
thermometer pengontrol
24.
PERALATAN MAKAN DAN
MASAK Proses pencucian
melalui tahapan mulai dari
pembersihan sisa makanan,
perendaman, pencucian dan
pembilasan Pencucian
dan sanitasi blender
Peralatan produksi
25.
26.
Bahan racun pestisida disimpan
tersendiri di tempat yang aman,
terlindung, menggunakan label
tanda yang jelas untuk digunakan.
Perlindungan terhadap serangga,
tikus, hewan peliharaan dan hewan
pengganggu lainnya.
F.
PENGENDALIAN HAMA
1.Hewan peliharaan
2.Pencegahan masuknya hama
3.Pemberantasan hama
_
Pengen- dalian
hama
35.
Tersedia kendaraan khusus pengangkut
makanan
_ _
Penyaluran makanan
Akreditasi rumah sakit mensyaratkan
ruang khusus bagi dapur sonde.
_ Ruang
pengolahan hanya untuk
mempersiap kan dan
memblender makanan
enteral Ruang
produksi
Sumber : Oliveira et al 2001