Bahan : Peralatan : Cara pembuatan Lama waktu pembuatan Bahan : Peralatan Cara pembuatan Lama waktu pembuatan
145 Lampiran 15. Prosedur pemeriksaan kualitas telur candling.
Lampiran 16. Prosedur tes kit metanil yellow
Lampiran 17. Prosedur tes kit rhodamin B
Lampiran 18. Prosedur tes kit boraks
Lampiran 19. Prosedur tes kit formalin
Lampiran 20. Laporan hasil uji tentang filmplastik pembungkus.
Lampiran 21. Laporan hasil pemeriksaan kualitas air bersih secara fisik.
Lampiran 22. Laporan hasil pemeriksaan kualitas air bersih secara kimiawi
Lampiran 23. Laporan hasil pemeriksaan kualitas air bersih secara bakteriologi.
Lampiran 24. Hasil pemantauan pekerjaan pest control pengendalian kucing
ABSTRACT
AMIROH. Development of Good Manufacturing Practices System for enteral food and its application at Gatot Soebroto Hospital Jakarta. Under the supervision
of WINIATI P. RAHAYU and RATIH DEWANTI-HARIYADI.
Hospital formula enteral food is a ready to eat RTE food categorized as a special food because it is targeted specifically for group of people with health risk.
Therefore, the safety of this enteral food needs to be controlled more stringenly than other RTE food. One of the basic food safety management that can be
applied is GMP Good Manufacturing Practices. Presently guidelines for good processing method for enteral food is not available yet. This research was aimed
to develop a GMP system for enteral food or CPMEB Cara Produksi Makanan Enteral yang Baik
consisting a guideline as well as the auditing system, and its application in Gatot Soebroto Hospital Jakarta. The system
was development based on the Indonesian Health Ministry Regulation Number: 1096MenKesPERVI2011
on hygiene and food services sanitation; The National Agency of Drug and Food Control Regulation2011 Number:
HK.03.1.23.12.11.10720 on the guidelines for the production of processed food
products for baby powder formula and advanced powder formula; The National Agency of Drug and Food Control Decree2003 Number: HK. 00.05.5.1639 on
the guidelines for food production for home industry; and other relevant references. Based on the literature review and trials, the CPMEB guideline and its
audit system applicable to the enteral production unit of the hospital were developed. Thirteen aspects were defined for the requirements; including four
main aspects. The main aspects were criteria with higher priority. The aspects belong to this group were the production room, production equipment, process
control and workers hygiene. The rest of the aspects include building and its facilities, sanitation facility, raw materials storage, monitoring management, pest
control, enteral food distribution, training, and patient feeding. The trial at Gatot Soebroto hospital shows that the enteral food production unit can be categorized
as good; with improvements needed for several aspects such as: production equipment storage, hygiene and sanitation maintenance, blender handling
sanitation procedure, process control for type of container, volume of container, production notes, enteral food storage, food distribution and training.
Keywords: aspects, the CPMEB guideline, enteral food, main aspects.
RINGKASAN
AMIROH.Pengembangan Sistem Cara Produksi Makanan Enteral yang Baik CPMEB
dan Aplikasinya
di RSPAD
Gatot Soebroto
Ditkesad Jakarta.Dibimbing oleh WINIATI P. RAHAYU dan RATIH DEWANTI-
HARIYADI.
Makanan enteral yaitu semua makanan cair yang dimasukkan ke dalam tubuh lewat saluran cerna, baik melalui mulut oral, selang nasogastrik, maupun
selang melalui lubang stoma gaster gastrotomi atau lubang stoma jejunum jejunostomi. Konsumen pasien yang mengonsumsi makanan enteral
mempunyai kondisi kesehatan lebih rendah dibandingkan pasien lain. Berdasarkan hasil penelitian Oliveira et al 2001 penerapan sistem HACCP
Hazard Analysis Critical Control point dapat menurunkan jumlah bakteri pada makanan enteral di rumah sakit dari 10
5
CFUmL menjadi 10
1
CFUmL. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perlu diterapkan sistem pengendalian keamanan
pangan.Sebelum diterapkan sistem HACCP, industri pengolahan pangan harus sudah mampu menerapkan sistem GMP Good Manufacturing Practices atau
CPPB Cara Produksi Pangan yang Baik. Saat ini pedoman cara produksi makanan enteral yang baik CPMEB belum tersedia.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1 Mengembangkan pedoman dan panduan audit Cara Produksi Makanan Enteral yang Baik CPMEB. Pedoman CPMEB
diperlukan sebagai pedoman unit penyedia makanan enteral di rumah sakit untuk memproduksi makanan enteral yang aman, bermutu dan layak untuk dikonsumsi
secara konsisten. Panduan audit CPMEB digunakan untuk mengevaluasi pemenuhan persyaratan CPMEB. 2 Mengaplikasikan panduan audit CPMEB
yang dikembangkan dalam penelitian untuk mengevaluasi pemenuhan persyaratan CPMEB unit penyedia makanan enteral RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. Hasil
audit dijadikan acuan untuk menentukan skala prioritas dalam rangka perbaikan sarana produksi. 3 Menyusun rekomendasi untuk pemenuhan persyaratan
CPMEB pada unit penyedia makanan enteral RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad berdasarkan hasil audit.
Penelitian dilakukan di rumah sakit X dan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta melalui 4 empat tahap sebagai berikut : 1 Menyusun pedoman dan
panduan audit CPMEB. 2 Melaksanakan uji coba hasil pengembangan pedoman dan audit CPMEB di rumah sakit X dan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta.
3 Mengaplikasikan panduan audit CPMEB di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta. 4 Menyusun rekomendasi untuk pemenuhan persyaratan CPMEB di
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta. Mekanisme penyusunan dilakukan melalui pengkajian bahan pustaka yang relevan untuk menyusun pedoman
CPMEB. Pustaka tersebut antara lain Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1096MenKesPERVI 2011 tentang higiene sanitasi jasaboga;
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia tahun
2011 Nomor: HK.03.1.23.12.11.10720 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik untuk Formula Bayi dan Formula Lanjutan Bentuk Bubuk;
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia tahun 2003 Nomor: HK. 00.05.5.1639 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan yang
Baik untuk Industri Rumah Tangga; hasil penelitian Oliveira et al 2000 dan 2001. Berdasarkan kajian bahan pustaka ditetapkan aspek dan parameter beserta
persyaratan yang berpengaruh terhadap pengendalian keamanan makanan enteral. Penyusunan panduan audit CPMEB didasarkan pada pedoman pemeriksaan
sarana produksi perusahaan pangan industri rumah tangga IRT tahun 2003. Oleh karena itu susunan panduan audit sarana produksi pada unit penyedia
makanan enteral rumah sakit terdiri dari pendahuluan yang berisi penjelasan tentang persiapan yang harus dilakukan oleh auditor sebelum melaksanakan
audit; formulir pemeriksaan sarana produksi; kriteria penilaian masing-masing parameter; cara penilaian; dan tindak lanjutsaran perbaikan. Cara penilaian
dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan bobot pada aspek dan selanjutnya menentukan cara penetapan kategori atau menyimpulkan hasil pemeriksaan.
Pedoman dan audit yang tersusun diuji cobakan dan disempurnakan sehingga tersusun pedoman dan panduan audit CPMEB yang siap untuk digunakan.
Hasil kajian bahan pustaka menghasilkan 13 tiga belas aspek yang menjadi persyaratan CPMEB draf 1. Aspek yang dimaksud adalah 1 Bangunan
dan Fasilitas 2 Ruang Produksi 3 Peralatan Produksi 4 Fasilitas Sanitasi 5 Penyimpanan bahan baku 6 Pengendalian Proses 7 Manajemen
Pengawasan 8 Pengendalian Hama 9 Higiene Karyawan 10 Penyaluran Makanan 11 Pelatihan 12 Pemberian Makanan Enteral kepada Pasien
13 Pencatatan dan Dokumentasi. Beberapa parameter penyusun aspek dipersyaratkan lebih ketat dibandingkan pangan siap saji karena makanan enteral
termasuk pangan kategori khusus yaitu pangan yang ditujukan bagi orang sakit.Persyaratan yang diperketat antara lain pada aspek pengendalian proses
untuk parameter jenis wadah dan parameter volume wadah; aspek ruang produksi untuk parameter kondisi ruangan dan parameter letak ruangan. Penentuan bobot
pada aspek dalam rangka menyusun panduan audit CPMEB draf 1 menghasilkan bahwa yang termasuk aspek utama yaitu higiene karyawan; penyimpanan;
peralatan produksi; dan ruang produksi. Penetapan kategori hasil pemeriksaan CPMEB dilakukan dengan cara menghitung nilai total dan sebaran nilai aspek.
Penetapan kategori dikelompokkan ke dalam kategori baik B; cukup C; dan kurang K. Kriteria kategori B bila nilai total minimal 35 dengan sebaran aspek,
seluruh aspek utama bernilai B dan minimal 5 lima aspek yang lain juga memperoleh nilai B serta tanpa ada nilai K 4B dan 5B-4C; kategori C bila nilai
total minimal 30 dengan sebaran aspek, seluruh aspek utama bernilai baik dan minimal 9 sembilan aspek yang lain memperoleh nilai C serta tanpa ada nilai K
4B dan 9C; dan kategori K bila tidak mencapai nilai cukup.
Hasil uji coba pedoman dan panduan audit CPMEB menunjukkan perlu adanya 1 penyempurnaan persyaratan dan kriteria penilaian beberapa aspek dan
parameter, 2 perubahan aspek penyimpanan menjadi aspek penyimpanan bahan baku, 3 perubahan kelompok aspek utama. Kelompok aspek utama hasil
penyempurnaan terdiri dari ruang produksi; peralatan produksi; pengendalian proses; dan higiene karyawan.
Hasil aplikasi pedoman dan panduan audit CPMEB di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta menunjukkan bahwa unit penyedia makanan enteral
rumah sakit tergolong dalam kategori baik B, dengan beberapa saran perbaikan. Aspek dan parameter yang perlu diperbaiki antara lain aspek peralatan produksi
untuk parameter penyimpanan peralatan, pemeliharaan kebersihan dan sanitasi, serta prosedur penanganan sanitasi blender; aspek pengendalian proses untuk
parameter jenis wadah, volume wadah, keterangan produksi, dan penyimpanan makanan enteral; aspek penyaluran makanan untuk parameter kondisi makanan
saat penyaluran; dan aspek pelatihan.
Berdasarkan hasil aplikasi pedoman dan audit CPMEB di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta direkomendasikan beberapa hal yaitu melengkapi rak
piring tertutup dan kompor di ruang produksi; memperbaiki hot cool thermobox
; mengadakan blender tahan panas; menggunakan wadah dengan volume satu porsi dan mudah disanitasi; selalu menempelkan keterangan produksi
pada wadah; dan mewajibkan penanggung jawab dan seluruh penjamah makanan enteral mendapatkan kursus higiene sanitasi jasaboga dan keamanan pangan.
Setelah persyaratan CPMEB unit penyedia makanan enteral dapur sonde di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta terpenuhi sebaiknya distribusi
makanan enteral dilakukan secara sentralisasi agar pengawasan pengendalian keamanan makanan enteral lebih mudah dilakukan.Selanjutnya penerapan
keamananan pangan dapat ditingkatkan melalui penerapan HACCP.Draf CPMEB yang tersusun ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan peraturan
CPMEB di Indonesia.