yang Baik untuk Industri Rumah Tangga tahun 2003. Peraturan tersebut tercantum dalam Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia tahun 2003 Nomor: HK. 00.05.5.1639 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga CPPB-IRT BPOM
2003. Disamping itu juga karena unsur pada pedoman CPPB-IRT 2003 terdeskripsi dengan jelas dibandingkan pada CPPSSB-2011 dan pedoman
pemeriksaan sarana produksinya tersusun secara simpel, praktis dan mudah dipahami.
Tabel 1. Peraturan pemerintah dan pustaka yang terkait dengan penyusunan pedoman dan panduan audit CPMEB.
No. Bahan Pustaka
Perihaljudul Penyusunpenulis,
tahun terbit
1 2.
3.
Utama Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor : 1096MenKesPERVI2011
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia tahun 2011 Nomor: HK.03.1.23.12.11.10720.
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia tahun 2003 Nomor: HK. 00.05.5.1639
Higiene sanitasi jasaboga Pedoman Cara Produksi
Pangan Olahan yang Baik untuk Formula Bayi dan
Formula Lanjutan Bentuk Bubuk
Pedoman Cara Produksi Pangan yang Baik untuk
Industri Rumah Tangga CPPB-IRT.
Kementerian Kesehatan, 2011
Badan Pengawas Obat dan Makanan,
2011 Badan Pengawas
Obat dan Makanan 2003
1.
2. Pendukung
J Nutrition 16: 729-733
J Human Nutr Dietetic
14:397-403 Microbiological quality
of reconstituted enteral formulation used in
hospital. Application of Hazard
Analysis Critical Control Pointsystem to enteral
tube feeding in hospital. Oliveira MH, Bonelli
R, Aidoo KE, Batista CRV, 2000
Oliveira MR, Batista CRV, Aidoo KE,
2001.
b. Penetapan aspek dan parameter
Penetapan aspek dan parameter yang menjadi persyaratan CPMEB dilakukan dengan cara menyandingkan, mengkaji dan menggabungkan bahan
pustaka yang tertera pada Tabel 1. Aspek dan parameter pada CPPSSB-2011 disebut dengan uraian, item atau obyek pemeriksaan. Obyek pemeriksaan yang
harus dinilai tercantum pada formulir 3 peraturan tersebut. Formulir tersebut berjudul uji kelaikan fisik untuk higiene sanitasi makanan jasaboga seperti
tercantum pada Lampiran 1. Ada beberapa obyek pemeriksaan yang tercantum pada pedoman dan berpengaruh terhadap persyaratan CPMEB tetapi tidak
tercantum pada formulir 3. Obyek tersebut ikut disandingkan untuk dikaji. Aspek dan parameter yang terdapat pada CPPOB Formula Bayi-2011 tidak
tersusun khusus dalam satu formulir tetapi masih dalam bentuk uraian pedoman. Oleh karena itu dalam rangka menyandingkan dengan aspek dan parameter dari
pedoman yang lain diambil inti sari yang tercantum dalam pedoman. Aspek dan parameter pada CPPB-IRT 2003 disebut dengan group dan
unsur. Group dan unsur yang harus diperiksa tercantum dalam formulir pemeriksaan sarana produksi perusahaan pangan industri rumah tangga IRT.
Formulir yang dimaksud dapat dilihat pada Lampiran 2. Aspek dan parameter yang berasal dari pustaka pendukung yaitu faktor
yang berdasarkan penelitiannya mempengaruhi keamanan makanan enteral. Kumpulan aspek dan parameter hasil kajian, selanjutnya dilengkapi dengan
persyaratan-persyaratan yang dapat mengendalikan keamanan makanan enteral sehingga tersusun pedoman. Pedoman yang tersusun disebut pedoman CPMEB
draf 1.
2. Penyusunan panduan audit CPMEB.
Penyusunan panduan audit CPMEB dalam hal ini yaitu menyusun panduan audit sarana produksi unit penyedia makanan enteral di rumah sakit dan disusun
berdasarkan pedoman CPPB-IRT 2003. Maksud dan tujuannya adalah agar evaluasi pemenuhan persyaratan CPMEB dapat dilakukan dengan mudah dan
terukur. Susunan panduannya yaitu sebagai berikut: pendahuluan yang berisi
penjelasan tentang persiapan yang harus dilakukan oleh auditor sebelum melaksanakan audit; formulir pemeriksaan sarana produksi; kriteria penilaian
masing-masing parameter; cara penilaian; dan tindak lanjutsaran perbaikan. Pada uraian cara penilaian, diperlukan skala penilaian bobot setiap aspek dan cara
menentukan kategori atau menyimpulkan hasil pemeriksaan. Oleh karena itu perlu diuraikan metode penentuan bobot dan penetapan kategori atau pengambilan
kesimpulan hasil pemeriksaan.
a. Penentuan bobot pada aspek.
Penentuan bobot pada CPMEB dimaksudkan untuk menentukan kelompok aspek utama yaitu aspek-aspek yang dianggap mempunyai peluang risiko
keamanan makanan enteral lebih besar dibandingkan aspek yang lain. Pembobotan yang diterapkan CPPSSB-2011 yaitu dengan memberikaan bobot
pada setiap obyek pemeriksaan dengan bobot terendah 1 satu dan tertinggi 5 lima. Obyek pemeriksaan yang berbobot 3, 4 dan 5 harus segera diperbaiki
jika ternyata mengalami penyimpangan Kementerian Kesehatan 2011. Dengan kata lain obyek pemeriksaan yang berbobot 3, 4 dan 5 adalah obyek pemeriksaan
yang dianggap sangat berpengaruh terhadap pengendalian keamanan makanan jasaboga. Sedangkan dalam pedoman pemeriksaan sarana produksi perusahaan
pangan IRT 2003 ditentukan bahwa ada 4 empat aspek yang dianggap lebih penting dibandingkan dengan 8 delapan aspek lainnya. Keempat aspek ini
dikategorikan sebagai kelompok utama dalam pemeriksaan BPOM 2003. Penentuan aspek utama pada CPMEB
dilakukan dengan cara
menyandingkan dan mengkaji kelompok yang sangat berpengaruh terhadap keamanan makanan jasaboga pada CPPSSB 2011 yaitu obyek pemeriksaan yang
berbobot 3, 4 dan 5; kelompok utama pada CPPB-IRT 2003; dan pustaka pendukung terkait makanan enteral di rumah sakit. Selanjutnya kelompok hasil
kajian dan gabungan, disebut kelompok aspek utama untuk persyaratan CPMEB.
b. Penetapan kategori hasil pemeriksaan.
Penetapan kategori hasil audit sarana produksi unit penyedia makanan enteral di rumah sakit dikaji dari yang diterapkan pada CPPSSB-2011 dan CPPB-IRT