RUANG PRODUKSI Aspek pelatihan

116 1. Pencegahan masuknya hama a. Lubang-lubang dan selokan yang memungkinkan masuknya hama harus selalu dalam keadaan tertutup. b. Bahan pangan tidak boleh tercecer karena dapat mengundang masuknya hama. 2. Pemberantasan hama a. Hama harus diberantas dengan cara yang tidak mempengaruh mutu dan keamanan pangan. b. Pemberantasan hama dapat dilakukan secara fisik seperti perangkap tikus atau secara kimia seperti racun tikus. c. Perlakuan dengan bahan kimia harus dilakukan dengan pertimbangan tidak mencemari pangan.

3. Penyimpanan bahan pemberantas hama. Bahan pemberantas hama seperti pemberantas serangga,

tikus, kecoa, bakteri dan bahan berbahaya lainnya harus disimpan dalam ruangan terpisah dan harus selalu diawasi penggunaannya . IX. HIGIENE KARYAWAN Higiene karyawan meliputi kebersihan, kesehatan dan perilaku sehat, diperlukan untuk menjamin tidak terjadi kontaminasi silang dari karyawan terhadap produk. 1 Kebersihan karyawan a Karyawan harus selalu menjaga kebersihan badannya. b Pakaian dan perlengkapannya celemek, penutup kepala hanya dipakai untuk bekerja. c Karyawan harus menutup luka dan perban. d Karyawan harus selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum memulai kegiatan mengolah pangan, sesudah menangani bahan mentah atau bahanalat yang kotor dan sesudah ke luar dari toiletjamban. e Tidak terjadi kontak langsung antara anggota tubuh dengan makanan 2 Kesehatan karyawan a Karyawan memiliki sertifikat higiene sanitasi makanan. b Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter. 117 c Tidak mengidap penyakit menular seperti tipus, kolera, TBC, hepatitis, dll atau pembawa kuman. d Setiap karyawan harus memiliki buku pemeriksaan kesehatan yang berlaku. e Tidak diperoleh adanya carrier pembawa kuman patogen dibuktikan dengan hasil usap dubur rectal swab. 3 Kebiasaan karyawan Karyawan tidak boleh bekerja sambil mengunyah, makan dan minum, merokok, menyisir rambut dekat makanan, tidak boleh meludah, tidak boleh bersin atau batuk ke arah pangan, tidak boleh mengenakan perhiasan seperti giwang, cincin, gelang, kalung, arloji dan peniti. X. PENYALURAN MAKANAN Penyaluran makanan enteral adalah proses memindahkan makanan enteral dari tempat proses ke ruang rawat inap harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kontaminasi silang. a Menggunakan tempat khusus penyaluran makanan enteral yang selalu dalam keadaan higienis. b Suhu makanan enteral selama penyaluran harus diatas 65 o C atau dibawah 5 o c Jangan biarkan makanan berada pada suhu kisaran 5 – 65 C. C selama lebih dari 4 empat jam.

XI. PELATIHAN KARYAWAN

Penanggung jawab unit penyedia dan penjamah makanan enteral harus mempunyai pengetahuan dasar mengenai prinsip-prinsip dan praktek higiene dan sanitasi pangan serta proses pengolahan makanan enteral agar dapat memproduksi pangan yang bermutu dan aman. a. Penanggung jawab harus sudah pernah mengikuti kursus higiene sanitasi makanan bagi pengusahapemilikpenanggung jawab jasaboga. b Penjamah makanan harus sudah mengikuti kursus sanitasi makanan bagi penjamah makanan. c Penanggung jawab tersebut harus menerapkan serta mengajarkan pengetahuan dan ketrampilannya kepada karyawan lain.