Dukungan terhadap pembentukkan suatu daerahlokasi menjadi Kawasan Konservasi Perairan didasarkan kepada manfaat yang akan dirasakan oleh
kawasan yang akan dikembangkan menjadi lokasi wisata. Pembangunan pariwisata tersebut umumnya didasarkan pada manfaat ekonomi yang akan
diterima oleh masyarakat lokal yang daerahlokasinya dijadikan sebagai Kawasan Konservasi Perairan. Manfaat yang dirasakan dapat berupa ekonomi langsung
maupun secara tidak langsung. Manfaat ekonomi langsung yang akan diterima oleh masyarakat yaitu berasal dari pengeluaran wisatawan yang berkunjung di
lokasi wisata tersebut dengan cara membeli produk berupa souvenir yang disediakan oleh masyarakat di lokasi yang dijadikan sebagai objek wisata.
Sedangkan manfaat langsung yang diterima oleh alam dengan terbentuknya kawasan konservasi tersebut adalah terlindunginya ekosistem atau ekologi serta
spesies yang ada di lokasi wisata terutama bagi spesies unik yang menjadi daya tarik wisatawan yang tersedia dilokasi yang dijadikan sebagai objek wisata.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat sebagai pelaku wisata dari 4 empat desa Desa Toyapakeh, Desa Ped, Desa Sakti dan Desa Jungut
Batu yang menjadi fokus pengambilan data sosial-ekonomi hampir semuanya mengenal atau mengetahui bahwa kawasan Nusa Penida telah dicadangkan
sebagai kawasan konservasi perairan. Dari 38 responden yang ditanya tentang apakah mereka mengetahui bahwa wilayah perairan Nusa Penida merupakan
Kawasan Konservasi Perairan maka ada 37 responden atau sekitar 97,37
menjawab “Ya” dan hanya 1 responden atau 2,63 yang menjawab “Tidak tahu”. Secara kontekstual masyarakat tidak mengetahui tentang istilah kawasan
konservasi perairan, namun pada saat mengambil data kuisioner dan sekaligus berdiskusi dengan masyarakat ternyata mereka mengenal kawasan Nusa Penida
itu menjadi daerah yang dilarang melakukan aktivitas memancing, daerahlokasi yang bisa melakukan aktivitas wisata bahari seperti menyelam dan snorkling,
daerahlokasi yang tidak boleh melakukan aktivitas wisata, daerahlokasi tempat ikan bertelur.
Tujuan dibentuknya kawasan konservasi di Nusa Penida telah diketahui oleh masyarakat. Dari 38 responden yang ditanya tentang apakah mereka tahu
tujuan kawasan konservasi maka sebanyak 37 responden atau sekitar 97,37 yang mengetahui. Adapun tujuan yang mereka pahami dengan dicadangkannya
kawasan Nusa Penida sebagai kawasan konservasi perairan yaitu sebagai bank ikan, menjaga kelestarian karang, sebagai tempat penelitian tentang kelautan,
menambah kunjungan wisata, dan untuk meningkatkan sumberdaya pesisir dan lautan di Nusa Penida. Pemahaman masyarakat ini menunjukkan bahwa manfaat
dari kawasan konservasi perairan di Nusa Penida sudah dirasakan oleh masyarakat terutama pada peningkatan kunjungan wisata ke kawasan Nusa Penida. Hal ini
akan menjadi dasar untuk pemantapan pengesahan kawasan Nusa Penida menjadi Kawasan Konservasi Perairan.
1 2
3 4
5
Toyapakeh Ped
Sakti Jungut Batu
B a
ny a
k ny
a Respo
nd en
O ra
ng
Lokasi Penelitian
10 15
20 30
6.6.1 Manfaat Kawasan Konservasi Perairan Terhadap Pendapatan
Masyarakat Terbentuknya suatu daerah menjadi Kawasan Konservasi Perairan
seharusnya didasarkan kepada manfaat yang akan diterima oleh masyarakat setempat sesuai dengan tujuan pembentukannya yaitu untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar Kawasan Konservasi Perairan. Manfaat ini dapat dirasakan langsung ataupun secara tidak langsung oleh
masyarakat. Hasil wawancara melalui kuisioner diperoleh bahwa sekitar 92,11 atau sebanyak 35 responden yang menjawab sadar bahwa pencadangan Kawasan
Konservasi Perairan yang berjalan di kawasan Nusa Penida memberi manfaat kepada kehidupan mereka, sedangkan sekitar 7, 89 menjawab tidak merasakan
manfaatnya. Adapun manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan dicadangkannya kawasan Nusa Penida sebagai kawasan konservasi perairan yaitu
meningkatkan pendapatan mereka karena semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung di kawasan Nusa Penida, dagangan mereka laris, usaha warung makan
tidak sepi, banyak yang menggunakan boat mereka sebagai transportasi, dan usaha penginapan juga tidak sepi. Rata-rata pendapatan masyarakat sebelum
dicadangkannya Kawasan Konservasi Perairan di Nusa Penida sebesar Rp. 700.000,00
– Rp. 900.000,00. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara melalui kuisioner
diperoleh bahwa pendapatan masyarakat meningkat sejak dicadangkannya kawasan Nusa Penida menjadi kawasan konservasi periaran. Adapun kisaran
peningkatan pendapatan masyarakat yakni sebesar 10-30. Dari 38 responden 15 responden 39,47 yang pendapatannya meningkat sebesar 30, delapan
responden 21,05 yang pendapatannya meningkat sebesar 20, sembilan responden 23,68 yang pendapatannya meningkat sebesar 15, dan enam
responden 15,79 yang pendapatannya meningkat sebesar 10 Gambar 18.
Gambar 18. Persentase peningkatan pendapatan masyarakat di Nusa Penida
Pendapatan masyarakat ini belum stabil oleh karena kunjungan wisatawan ke kawasan Nusa Penida juga belum stabil oleh karena produk wisata belum
bervariasi serta akomodasi dan infrastruktur yang sampai saat ini belum ditangani secara baik dan maksimal sehingga wisatawan masih enggan berada di kawasan
Nusa Penida dalam jangka waktu yang lama. Padahal jika wisatawan tinggal dalam jangka waktu yang lama di kawasan wisata tersebut maka akan menambah
pendapatan masyarakat karena pada umumnya pengeluaran wisatawan di daerahlokasi wisata menjadi tolak ukur perhitungan dampak ekonomi bagi
daerahlokasi yang menjadi daerah wisata.
Wisatawan membutuhkan berbagai hal dalam memenuhi kebutuhannya selama berada di lokasi wisata seperti akomodasi homestay, penyewaan alat
selam dan snorkling, transportasi lokal, konsumsi, souvenir, layanan kesehatan, dan jasa pemandu guide. Hal ini sangat perlu diperhatikan oleh masyarakat lokal
dan pemerintah setempat agar memberi dampak terhadap peningkatan perekonomian. Sebab jika kebutuhan ini dipenuhi oleh masyarakat lokal dan
pemerintah setempat maka akan terjadi transaksi antara masyarakat lokal dan wisatawan serta pemerintah pun memperoleh pemasukan yang berasal dari pajak
usaha yang dimiliki oleh masyarakat sehingga dengan demikian akan memberi manfaat atau keuntungan kepada masyarakat dan pemerintah melalui sektor
wisata.
Pengelolaan yang baik terhadap kawasan konservasi bagi pengembangan ekowisata menjadi sangat bermanfaat bagi masyarakat karena dengan
berkembangnya pariwisata di suatu daerah maka sangat membantu masyarakat untuk membuka usaha dan tersedia lapangan kerja bagi masyarakat. Lokasi objek
wisata yang maju atau berkembang akan menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat lokal. Sehingga diharapkan kawasan konservasi perairan di Nusa
Penida mampu dikelola dengan baik oleh pemerintah dan masyarakat sehingga mendatangkan keuntungan dalam hal terciptanya lapangan kerja dan badan usaha
yang dapat di kelola langsung oleh masyarakat lokal.
Manfaat lain
yang bisa
dirasakan oleh
masyarakat apabila
lokasidaerahnya dijadikan sebagai kawasan wisata adalah banyaknya investor yang tertarik untuk melakukan investasi dengan membuka usaha wisata yang juga
nantinya akan semakin membuka kesempatan kerja bagi masyarakat lokal serta meningkatkan pemahamanpengetahuan masyarakat terhadap bidang bisnis
kepariwisataan.
6.6.2 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nusa Penida
Tingkat kesejahteraan masyarakat diukur berdasarkan karakteristik indikator kesejahteraan masyarakat seperti : tingkat pendapatanpenghasilan
keluarga, tingkat konsumsipengeluaran keluarga, tingkat pendidikan keluarga, tingkat kesehatan keluarga, kondisi perumahan, dan fasilitas perumahan
Agusniatih, 2002 yang mana setiap variabel di skoring dan diberi bobot untuk mendapatkan nilaibobot yang nantinya dijadikan sebagai variabel untuk
klasifikasi masyarakat. Adapun kategorinya yaitu : 1 Tingkat kesejahteraan tinggi dengan skor 51-63, 2 Tingkat kesejahteraan sedang dengan skor 36-50, 3
Tingkat kesejahteraan rendah dengan skor 21-35.
Berdasarkan analisis yang dilakukan untuk mengukur tingkat
kesejahteraan masyarakat di kawasan konservasi Nusa Penida menunjukkan bahwa masyarakat berada dalam tingkat kesejahteraan yang tinggi dan bahkan
berdasarkan analisis skoring yang dilakukan menunjukkan bahwa hanya beberapa dari responden yang berada pada taraf tingkat kesejahteraan yang sedang dan
tidak ada yang berada pada tingkat kesejahteraan yang rendah. Dari empat desa yang disurvei yakni Desa Toyapakeh dan Desa Jungut Batu tingkat
kesejahteraannya tinggi dengan nilai skoring berkisar antara 56-63 disajikan pada lampiran 3, pada Desa Ped terdapat satu keluarga yang berada dalam tingkat
kesejahteraan yang sedang dan keluarga lainnya berada pada tingkat kesejahteraan yang tinggi dengan nilai skoring berkisar antara 55-63 sedangkan di Desa Sakti
dari 10 responden keluarga yang di wawancara terdapat 5 keluarga yang berada dalam tingkat kesejahteraan yang sedang yaitu dengan nilai skoring antara 46-50
sedangkan 5 keluarga yang lainnya berada pada tingkat kesejahteraan yang tinggi Gambar 19.
Tingkat kesejahteraan di Desa Sakti tergolong sedang padahal jika dilihat dari aktivitas wisatanya yakni di pantai Crystal Bay sangat tinggi bahkan menjadi
tempat favorit di kawasan Nusa Penida. Berdasarkan pengamatan dilapangan dan hasil wawancara dengan masyarakat menyatakan bahwa walaupun desa mereka
menjadi salah satu tempat aktivitas wisata bahari yang terfavorit namun mereka belum merasakan manfaat yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh karena
wisatawan yang berkunjung di lokasi wisata Crystal Bay tidak melalui daratan tetapi langsung menggunakan jasa Dive operator yang mengantarkan langsung ke
lokasi penyelaman di Crytal Bay, sehingga jarang atau bahkan sangat sedikit yang turun di daerah pantai kecuali wisatawan yang menggunakan jasa Quicksilver
karena di lokasi wisata Crystal Bay ada tempat yang disediakan untuk wisatawan beristirahat dan menikmati indahnya pasir putih.
Gambar 19. Box plot skor kesejahteraan masyarakat Nusa Penida di empat desa
sampling
Jungut Batu Sakti
Ped Toyapakeh
65
60
55
50
45
S k
o r
Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nusa Penida