2.1.3 Zonasi Pada Kawasan Konservasi Perairan
Pembentukkan kawasan konservasi perairan tujuan utamanya yaitu untuk melindungi spesieshabitat keanekaragaman hayati dan mempertahankan
pemanfaatan sumberdaya secara berkelanjutan. Sedangkan tujuan lainnya yaitu sebagai tempat penelitian ilmiah, pendidikan, pariwisata dan rekreasi. Tujuan
pengelolaan kawasan tercermin atau terefleksi di dalam perencanaan zonasi. Suatu kawasan yang bertujuan untuk melindungi perikanan, zonasi akan diprioritaskan
untuk melindungi wilayah atau tempat pemijahan ikan dan habitat penting lainnya yang mendukung keberlanjutan sumberdaya ikan. Oleh karena itu, zonasi
merupakan tahapan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pengelolaan kawasan konservasi.
Kategori Manfaat
Jenis Manfaat Ekowisata bagi Masyarakat dan Lingkungan
- Membantu untuk mengkomunikasikan dan menafsirkan nilai-nilai alam dan warisan budaya kepada pengunjung
dan masyarakat setempat Hal ini dapat membangun generasi baru yang
merupakan konsumen yang bertanggung jawab - Mendukung penelitian dan pengembangan jasa-jasa
lingkungan dan pengelolaan sistem yang dapat meningkatkan kapasitas maupun kepedulian biro
perjalanan dan bisnis wisata terhadap tanggung jawab lingkungan
- Memperbaiki fasilitas-fasilitas lokal, transportasi dan komunikasi
- Membantu pengembangan mekanisme keuangan sendiri bagi operasional kawasan konservasi
Meningkatkan - Mempromosikan nilai-nilai spiritual yang berhubungan
dengan kesehatan kualitas hidup
- Mendukung pendidikan lingkungan bagi pengunjung dan masyarakat lokal
- Menyediakan atraksi lingkungan sebagai tujuan persinggahan bagi penduduk lokal dan pengunjung
yang dapat mendukung aktivitas lain yang dapat dilakukan secara bergantian
- Memperbaiki pemahaman antar budaya - Mendorong pengembangan budaya, kerajinan tangan
dan seni - Meningkatkan kualitas pendidikan bagi masyarakat lokal
- Mendorong masyarakat untuk mempelajari bahasa dan budaya asing yang dibawa oleh pengunjung
dibawa oleh pengunjung - Mendorong masyarakat lokal untuk menilai budaya dan
lingkungan mereka
Sumber : Eagles et al. 2002, Irwan 2010
Istilah zonasi banyak digunakan dalam sistem penataan ruang, seperti ketentuan pada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang.
Undang-Undang 27 tahun 2007 juga membahas zonasi khususnya di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia. Pada Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan No.30 tahun 2010 mendefenisikan zonasi kawasan konservasi perairan adalah suatu bentuk rekayasa teknik pemanfaatan ruang di kawasan konservasi
perairan melalui penetapan batas-batas fungsional sesuai dengan potensi sumberdaya dan daya dukung serta proses-proses ekologis yang berlangsung
sebagai satu kesatuan ekosistem.
Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP diatur dengan sistem zonasi, yakni zona inti, zona perikanan berkelanjutan, zona pemanfaatan, dan
zona lainnya Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan. Untuk kasus-kasus yang spesifik, maka akan ada pembagian
sub-sub zona sebagai bagian dari keempat zona utama yang penentuannya disesuaikan dengan potensi, karakteristik, dan pertimbangan sosial ekonomi
masyarakat sekitar.
1. Zona inti adalah zona yang diperuntukkan bagi perlindungan mutlak habitat dan populasi ikan, penelitian dan pendidikan dengan tetap
mempertahankan perlindungan keterwakilan keanekaragaman hayati yang asli dan khas. Kriteria penentuan zona inti meliputi : daerah yang
merupakan tempat pemijahan, pengasuhan atau alur migrasi ikan; daerah yang
merupakan habitat
biota perairan
tertentu; mempunyai
keanekaragaman jenis biota perairan beserta ekosistemnya; mempunyai ciri khas ekosistem alami dan mewakili keberadaan biota tertentu yang
masih asli; mempunyai kondisi perairan yang relatif masih asli dan tidak atau belum terganggu manusia; mempunyai luasan yang cukup untuk
menjamin kelangsungan hidup jenis-jenis ikan tertentu untuk menunjang pengelolaan perikanan yang efektif dan menjamin berlangsungnya bio-
ekologis secara alami; serta mempunyai ciri khas sebagai sumber plasma nutfah bagi KKP.
2. Zona perikanan berkelanjutan diperuntukkan bagi perlindungan habitat dan populasi ikan, penangkapan ikan dengan alat dan cara yang ramah
lingkungan, budidaya ramah lingkungan, pariwisata dan rekreasi, penelitian dan pengembangan serta pendidikan. Penentuan zona perikanan
berkelanjutan yaitu daerah yang memiliki nilai konservasi namun masih memiliki toleransi terhadap pemanfaatan budidaya ramah lingkungan dan
penangkapan dengan alat dan cara yang ramah lingkungan. Selain itu, mempunyai karakteristik ekosistem yang memungkinkan untuk berbagai
pemanfaatan ramah lingkungan dan mendukung perikanan berkelanjutan, memiliki keanekaragaman jenis biota perairan beserta ekosistemnya,
mempunyai kondisi perairan yang relatif masih baik untuk mendukung kegiatan multifungsi dengan tidak merusak ekosistem aslinya, dan
mempunyai luasan yang cukup untuk menjamin pengelolaan budidaya ramah lingkungan, perikanan berkelanjutan, dan kegiatan sosial ekonomi
dan budaya masyarakat, serta mempunyai karakteristik potensi dan keterwakilan biota perairan bernilai ekonomi.
3. Zona pemanfaatan yaitu bagian KKP yang diperuntukkan bagi perlindungan habitat dan populasi ikan, pariwisata dan rekreasi, penelitian
dan pengembangan, dan pendidikan. Kriteria penentuan zona pemanfaatan ini diantaranya mempunyai daya tarik pariwisata alam berupa
biota perairan beserta ekosistem perairan yang indah dan unik, mempunyai luasan yang cukup untuk menjamin kelestarian potensial dan daya tarik
untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi, dan mempunyai karakter objek penelitian dan pendidikan yang mendukung kepentingan konservasi,
serta mempunyai kondisi perairan yang relatif masih baik untuk berbagai kegiatan pemanfaatan dengan tidak merusak ekosistem aslinya.
4. Zona lainnya adalah zona diluar zona inti, zona perikanan berkelanjutan dan zona pemanfaatan yang diperuntukkan bagi zona rehabilitasi dalam
rangka mengembalikan ekosistem kawasan yang rusak menjadi atau mendekati kondisi ekosistem alamiahnya. Zona khusus untuk kepentingan
aktivitas, sarana penunjang kehidupan kelompok masyarakat danatau masyarakat adat yang tinggal di wilayah tersebut, dan kepentingan umum
antara lain berupa sarana telekomunikasi, fasilitas transportasi, dan jaringan listrik. Kriteria penentuan zona lainnya tergantung dari
karakteristik kawasan seperti adanya perubahan fisik dan hayati yang secara ekologi berpengaruh kepada kelestarian ekosistem yang
pemulihannya diperlukan campur tangan manusia, adanya invasif spesies masuknya spesies lain yang mengganggu jenis atau biota asli kawasan,
dan adanya pemanfaatan lain yang sesuai kebutuhan zona dengan tetap memperhatikan daya dukung dari kawasan tersebut.
Sistem zonasi pada kawasan konservasi dan pulau-pulau kecil berdasarkan
Peraturan Menteri Keluatan dan Perikanan Permen KP Nomor 17 Tahun 2008 berbeda dengan sistem zonasi pada kawasan konservasi perairan berdasarkan
Peraturan Pemerintah PP nomor 60 Tahun 2007. Adapun sistem zonasi berdasarkan Permen KP Nomor 17 Tahun 2008 dibagi menjadi 3 zona yaitu zona
inti, zona pemanfaatan terbatas, dan zona lainnya dengan penjelasan masing- masing zona adalah sebagai berikut :
1. Zona Inti merupakan zona perlindungan mutlak habitat dan populasi ikan, serta alur migrasi biota laut, perlindungan ekosistem pesisir yang unik
danatau rentan terhadap perubahan, perlindungan situs budaya adat tradisional, penelitian, danatau pendidikan. Zona inti ini terdiri dari a
daerah tempat berpijah spawning ground, tempat bertelur nesting site, daerah asuhan nursery ground, tempat mencari makan feeding ground
ikan danatau biota perairan lainnya, b ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil yang relatif masih utuh dan tidak terganggu, c Ekosistem pesisir dan
pulau-pulau kecil yang unik dan rentan terhadap perubahan.
2. Zona pemanfaatan terbatas diperuntukkan a Perlindungan habitat dan populasi ikan, 2 pariwisata dan rekreasi, c Penelitian dan pengembangan,
d Pendidikan. 3. Zona lainnya merupakan zona diluar zona inti dan zona pemanfaatan
terbatas yang karena fungsi dan kondisinya ditetapkan sebagai zona tertentu antara lain zona rehabilitasi.
Sistem zonasi pada Kawasan Konservasi Perairan di tiap daerah di Indonesia mengalami perbedaan dan disesuaikan dengan kondisi daerah atau