Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nusa Penida

6.7 Analisis Gap Analisis Kesenjangan Kesesuaian Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan di Nusa Penida Tabel 17. Matriks analisis gap analisis kesenjangan kesesuaian pengelolaan kawasan konservasi perairan di Nusa Penida No Indikator Parameter Kondisi Aktual Kondisi Ideal Keterangan 1 Ekologi Persen Tutupan Komunitas Karang a. Kedalaman 3 meter 52,00 - 97,00 75,1 – 100 1 Ada lokasi yang kondisi komunitas karangnya baik yaitu di Ped dan ada yang sangat baik yaitu di Crystal Bay b. Kedalaman 10 meter 60,00 – 95,67 75,1 – 100 Ada lokasi yang kondisi komunitas karangnya baik yaitu Manta Point dan ada yang sangat baik yaitu di Atuh. Indeks Mortalitas Karang a. Kedalaman 3 meter 0,00 - 0,01 0,00 Tidak ada perubahan yang berarti bagi karang hidup b. Kedalaman 10 meter 0,00 - 0,025 0,00 Tidak ada perubahan yang berarti bagi karang hidup Organisme Spesifik Endemik Ikan Mola-mola, Penyu, Lumba-lumba dan Ikan Pari Manta Sumberdaya yang Endemik, Unik, dilindungi Kawasan yang akan di konservasi harus memiliki sumberdaya dalam hal ini organisme yang Endemik, Unik dan termasuk organisme yang dilindungi. 2 Kawasan Konservasi Perairan Luas daerah Kawasan Konservasi Perairan Ha 20.057 2 1 mil laut dari garis pantai Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 18 Ayat 4 Sesuai Kondisi Kebutuhan Kawasan Luas kewenangan KabupatenKota seluas 4 mil Sumber Data : 1 Yulianda, 2007 2 Darma et al. 2010 3 Welly, 2013 4 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Klungkung, 2012 5 Hasil Perhitungan Daya Dukung Kawasan DDK No Indikator Parameter Kondisi Aktual Kondisi Ideal Keterangan Zonasi 7 Sub Zona 3 Permen No.30 Tahun 2010 Pasal 9 Ayat 1 terdiri dari 4 Zona Pembentukkan zonasi disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar pembentukan kawasan konservasi di suatu daerah. Status Kawasan Taman Wisata Perairan Sesuai Kondisi Daerah Status kawasan disesuaikan dengan tujuan pengelolaan kawasan 3 Sosial - Ekonomi Persepsi Wisatawan tentang KKP Buruk Baik Ada beberapa infrastruktur penunjang yang belum disediakan dan ada yang dalam kondisi buruk. Partisipasi Masyarakat Pasif Aktif Belum memahami manfaat dari dicadangkannya KKP di Nusa Penida Sumberdaya Masyarakat SDM Kurang Tersedia Kesejahteraan Masyarakat Sedang Sejahtera Kunjungan Wisatawan 2012 orangtahun 183.977 4 177.755 5 Jumlah Kunjungan Wisatawan Daya dukung kawasan 4 Kelembagaan Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida Peraturan Bupati Kab. Klungkung No. 12 Tahun 2010 Peraturan Menteri Kelautan Perikanan Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2007 Pasal 8 ayat 3, Permen Kelautan Perikanan No. 2 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi Perairan Pasal 21 Ayat 1 dan 2 59 Berdasarkan tabel matriks analisis gap diatas, kawasan konservasi perairan Nusa Penida memiliki kesenjangan gap dalam pengelolaannya. Adapun kesenjangan gap yang terjadi berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari lapangan adalah sebagai berikut : 1. Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida a. Luas area KKP Berdasarkan kondisi aktual luas kawasan konservasi perairan Nusa Penida yaitu 20.057 hektar yang diukur 1 mil laut dari garis pantai. Luasan ini merupakan ΒΌ dari luasan ideal yang menjadi kewenangan kabupatenkota untuk dikelola yaitu 4 mil. Berdasarkan informasi yang diterima dari Pimpinan Coral Triangle Center wilayah Bali menyatakan bahwa luas KKP Nusa Penida sebesar 20.057 hektar merupakan luasan yang efektif untuk saat ini dikelola. Artinya bahwa dengan luasan ini pengelolaan KKP Nusa Penida akan dimaksimalkan. Menurut informasi melalui komunikasi pimpinan Coral Triangle Center bahwa jika luas KKP Nusa Penida yang 1 mil ini dapat dikelola dengan baik maka ada rencana untuk memperluas wilayah KKP Nusa Penida. b. Sistem Zonasi di KKP Nusa Penida Berdasarkan kondisi ideal sitem zonasi kawasan konservasi perairan diatur melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 30 Tahun 2010 Pasal 9 Ayat 1 Zonasi pada kawasan konservasi perairan terdiri dari 1 Zona Inti, 2 Zona Perikanan Berkelanjutan, 3 Zona Pemanfaatan, 4 Zona Lainnya. Artinya bahwa dalam Permen No.30 Tahun 2010 ini menetapkan 4 zona yang ada di kawasan konservasi perairan. Namun pada kenyataannya KKP Nusa Penida membaginya menjadi 7 tujuh sub zona yaitu 1 Zona Inti, 2 Zona Perikanan Tradisional, 3 Zona Pariwisata Bahari Khusus, 4 Zona Budidaya Rumput Laut, 5 Zona Pariwisata Bahari, 6 Zona Pelabuhan, 7 Zona Suci. Informasi yang diperoleh tentang penjelasan pembagian zona di KKP Nusa Penida menjadi 7 sub zona yaitu bahwa KKP Nusa Penida membentuk zona tersebut berdasarkan Permen Kelautan dan Perikanan No. 30 Tahun 2010 namun dijabarkan berdasarkan kondisi yang ada di kawasan Nusa Penida. Ketujuh sub zona tersebut masih merupakan bagian dari zona yang ditetapkan oleh Permen No.30 Tahun 2010 tersebut yakni 1 Zona Inti, 2 Zona Perikanan Berkelanjutan dibagi menjadi sub zona : a Zona Perikanan Tradisional, b Zona Pariwisata Khusus, c Zona Budidaya Rumput Laut, 3 Zona Pemanfaatan terdiri dari sub zona : a Zona Pariwisata Bahari, b Zona Pelabuhan, 4 Zona Lainnya terdiri dari sub zona : a Zona Suci. Pembentukkan sub zona pariwisata bahari khusus dan zona suci dimaksudkan untuk menjawab dari kebutuhan masyarakat Nusa Penida yang memanfaatkan sumberdaya yang ada di kawasan Nusa Penida. Dikatakan zona pariwisata bahari khusus karena pada kawasan tersebut selain dimanfaatkan dalam aktifitas wisata juga masih ada kegiatan penangkapan ikan secara tradisional oleh masyarakat dengan menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan dan waktunya dibatasi yaitu hanya pada jam 4 sore hingga jam 9 pagi. Zona Suci di bentuk untuk menertibkan kegiatan wisata yang ada di sekitar tempat ibadah yaitu Pura. Aktifitas yang dilarang yaitu parkir