2,99
76,12 20,90
Terumbu karangnya rusak Pantainya kotor
Tidak tahu
beraspal. Sehingga pada saat responden ditanya tentang apa saja yang menurut anda dapat meningkatkan layanan kawasan wisata bahari Nusa Penida, maka
sekitar 80,60 67 responden menjawab memperbaiki infrastruktur sedangkan yang lainnya menjawab yaitu sekitar 19,40 membuat paket wisata yang lebih
profesional dan bervariasi Gambar 13.
Pendapat atau kesan wisatawan setelah berkunjung di kawasan wisata Nusa Penida yaitu mereka sangat puas dengan keindahan dan kealamian dari
lokasi wisata namun mereka sangat menyayangkan karena hampir di sepanjang pantai atau perairan di kawasan wisata Nusa Penida sangat kotor dengan
banyaknya sampah dan plastik. Dari 67 responden yang diberikan kuisioner 76,12 menyatakan bahwa penyebab buruknya kawasan wisata Nusa Penida
adalah pantainya kotor dan 2,99 menyatakan karena terumbu karangnya rusak sedangkan responden lainnya menjawab tidak tahu Gambar 14.
Berdasarkan respon wisatawan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa perhatian masyarakat, pemerintah dan instansi yang terkait belum sepenuhnya
memperhatikan akan kebersihan lingkungan pantai yang dijadikan sebagai objek wisata. Walaupun di beberapa lokasi wisata seperti di Toyapakeh dan Crytal Bay
desa Sakti sudah menyediakan tempat sampah dan bahkan di Toyapakeh sendiri telah membagi tugas untuk membersihkan pantai dari sampah-sampah yang
terbuang oleh masyarakat ataupun dari wisatawan itu sendiri Gambar 15.
a b
Gambar 15. Metode pembersihan pantai a di Toyapakeh, b di Crystal Bay Sakti
Gambar 14. Persentase tanggapan responden terhadap penyebab buruknya kawasan wisata Nusa Penida
6.4 Pengeluaran Wisatawan Selama Berada di Kawasan Wisata Bahari
Nusa Penida
Saat ini, Kawasan Konservasi Perairan menjadi tujuan wisata bagi wisatawan. Wisatawan memlilih hal tersebut oleh karena pada Kawasan
Konservasi Perairan merupakan suatu kawasan yang dikelola dengan baik dan sumberdaya alamnya masih alami dan terjaga. Kawasan Konservasi Perairan Nusa
Penida merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang berada di Pulau Bali tepatnya di Kabupaten Klungkung, Kecamatan Nusa Penida. Berdasarkan data
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Klungkung tahun 2012 seperti yang tertera Lampiran 15 menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun pengunjung
ke lokasi kawasan wisata Nusa Penida mengalami peningkatan. Semenjak tahun 2007 hingga tahun 2012 pengunjung mengalami peningkatan yang sangat
signifikan. Ini berarti bahwa Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida sudah dikenal oleh banyak orang baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Oleh
karena itu perlu pengelolaan yang baik untuk mengelola kawasan wisata ini supaya alam yang menjadi objek wisata tidak menjadi rusak.
Salah satu bentuk pengelolaan kawasan wisata seperti di kawasan Nusa Penida adalah membuat atau menetapkan biaya masuk. Biaya masuk ditetapkan
dengan tujuan bahwa setiap pengunjung memberi nilaimenghargai alam yang tersedia sebagai bentuk partisipasi pengunjung untuk menjaga kelestarian alam
yang menjadi objek wisata. Pengeluaran wisatawan melalui pembayaran biaya masuk kawasan konservasi menjadi sumber pendapatan bagi pengelola untuk
mengelola Kawasan Konservasi Perairan
Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui kuisioner bahwa rata-rata pengunjung menghabiskan dananya di lokasi wisata sebesar Rp 100.000,00 -
Rp 500.000,00 setiap harinya atau sekitar 56,72 wisatawan kemudian ada sekitar 35,82 menghabiskan dananya sebesar Rp 50.000,00
– Rp 100.000,00 seperti yang terlihat pada Gambar 16.
Gambar 16. Persentase biaya yang dikeluarkan wisatawan selama berada di Nusa Penida
Data tersebut diatas menunjukkan bahwa saat wisatawan berada di Kawasan Konservasi Perairan, mereka akan mengeluarkan sejumlah dana untuk
memenuhi kepuasan mereka. Sehingga hal ini akan menjadi tolak ukur dalam menentukanmenetapkan biaya masuk di Kawasan Konservasi Perairan Nusa
Penida yang dijadikan sebagai kawasan wisata.
35,82 56,72
7,46
Rp 50.000,- - Rp 100.000,- Rp 101.000,- - Rp. 500.000,-
Rp 500.000,-