Pengetahuan Wisatawan Tentang Kawasan Konservasi Perairan

6.4 Pengeluaran Wisatawan Selama Berada di Kawasan Wisata Bahari

Nusa Penida Saat ini, Kawasan Konservasi Perairan menjadi tujuan wisata bagi wisatawan. Wisatawan memlilih hal tersebut oleh karena pada Kawasan Konservasi Perairan merupakan suatu kawasan yang dikelola dengan baik dan sumberdaya alamnya masih alami dan terjaga. Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang berada di Pulau Bali tepatnya di Kabupaten Klungkung, Kecamatan Nusa Penida. Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Klungkung tahun 2012 seperti yang tertera Lampiran 15 menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun pengunjung ke lokasi kawasan wisata Nusa Penida mengalami peningkatan. Semenjak tahun 2007 hingga tahun 2012 pengunjung mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Ini berarti bahwa Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida sudah dikenal oleh banyak orang baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Oleh karena itu perlu pengelolaan yang baik untuk mengelola kawasan wisata ini supaya alam yang menjadi objek wisata tidak menjadi rusak. Salah satu bentuk pengelolaan kawasan wisata seperti di kawasan Nusa Penida adalah membuat atau menetapkan biaya masuk. Biaya masuk ditetapkan dengan tujuan bahwa setiap pengunjung memberi nilaimenghargai alam yang tersedia sebagai bentuk partisipasi pengunjung untuk menjaga kelestarian alam yang menjadi objek wisata. Pengeluaran wisatawan melalui pembayaran biaya masuk kawasan konservasi menjadi sumber pendapatan bagi pengelola untuk mengelola Kawasan Konservasi Perairan Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui kuisioner bahwa rata-rata pengunjung menghabiskan dananya di lokasi wisata sebesar Rp 100.000,00 - Rp 500.000,00 setiap harinya atau sekitar 56,72 wisatawan kemudian ada sekitar 35,82 menghabiskan dananya sebesar Rp 50.000,00 – Rp 100.000,00 seperti yang terlihat pada Gambar 16. Gambar 16. Persentase biaya yang dikeluarkan wisatawan selama berada di Nusa Penida Data tersebut diatas menunjukkan bahwa saat wisatawan berada di Kawasan Konservasi Perairan, mereka akan mengeluarkan sejumlah dana untuk memenuhi kepuasan mereka. Sehingga hal ini akan menjadi tolak ukur dalam menentukanmenetapkan biaya masuk di Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida yang dijadikan sebagai kawasan wisata. 35,82 56,72 7,46 Rp 50.000,- - Rp 100.000,- Rp 101.000,- - Rp. 500.000,- Rp 500.000,- 4,48 41,79 34,33 14,93 4,48 3 US 3 - 5 US 5 - 7 US 7 - 10 US 10 US

6.5 Kesediaan Wisatawan Membayar Biaya Masuk Kawasan Konservasi

Pemerintah Kabupaten Klungkung yang menjadi pengelola kawasan Nusa Penida belum menetapkan secara khusus biaya masuk pada kawasan Nusa Penida. Namun Pemerintah tingkat desa di kawasan Nusa Penida menetapkan bahwa untuk setiap boat yang mengantar wisatawan untuk menikmati alam laut di kawasan Nusa Penida wajib membayar sebesar Rp 15.000,00. Akan tetapi pada saat penelitian ini dilakukan dengan menanyakan kepada wisatawan berapa kesediaan anda membayar biaya masuk pada kawasan Nusa Penida, jawabannya seperti yang ditunjukkan pada Gambar 17. Gambar 17. Persentase keinginan membayar biaya masuk pada lokasi wisata di kawasan Nusa Penida Berdasarkan data pada Gambar 17 tersebut diatas menunjukkan bahwa keinginan dari wisatawan untuk menghargai akan alam yang menjadi objek wisata sangat tinggi, hal ini dapat disimpulkan dengan adanya sekitar 41,79 orang yang bersedia membayar 3-5 US atau sekitar Rp 30.000,00 – Rp 50.000,00 dan ada sekitar 34,33 bersedia membayar sebesar 5-7 US atau sekitar Rp 50.000,00 – Rp 70.000,-. Dengan demikian pemerintah Kabupaten Klungkung diharapkan dapat menetapkan biaya masuk ke kawasan wisata Nusa Penida dengan segera berdasarkan data tersebut.

6.6 Manfaat Kawasan Konservasi Perairan KKP di Nusa Penida

Kawasan Konservasi Perairan KKP dibentuk dengan tujuan : a melindungi dan melestarikan sumberdaya ikan serta tipe-tipe ekosistem penting di perairan untuk menjamin keberlanjutan fungsi ekologisnya, b mewujudkan pemanfaatan sumberdaya ikan dan ekosistemnya serta jasa lingkungan secara berkelanjutan, c melestarikan kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya ikan di dalam danatau disekitar kawasan konservasi perairan, dan d meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan konservasi. Tujuan ini menjadi dasar untuk mengelola suatu lokasi yang dijadikan sebagai Kawasan Konservasi Perairan. Dukungan terhadap pembentukkan suatu daerahlokasi menjadi Kawasan Konservasi Perairan didasarkan kepada manfaat yang akan dirasakan oleh kawasan yang akan dikembangkan menjadi lokasi wisata. Pembangunan pariwisata tersebut umumnya didasarkan pada manfaat ekonomi yang akan diterima oleh masyarakat lokal yang daerahlokasinya dijadikan sebagai Kawasan Konservasi Perairan. Manfaat yang dirasakan dapat berupa ekonomi langsung maupun secara tidak langsung. Manfaat ekonomi langsung yang akan diterima oleh masyarakat yaitu berasal dari pengeluaran wisatawan yang berkunjung di lokasi wisata tersebut dengan cara membeli produk berupa souvenir yang disediakan oleh masyarakat di lokasi yang dijadikan sebagai objek wisata. Sedangkan manfaat langsung yang diterima oleh alam dengan terbentuknya kawasan konservasi tersebut adalah terlindunginya ekosistem atau ekologi serta spesies yang ada di lokasi wisata terutama bagi spesies unik yang menjadi daya tarik wisatawan yang tersedia dilokasi yang dijadikan sebagai objek wisata. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat sebagai pelaku wisata dari 4 empat desa Desa Toyapakeh, Desa Ped, Desa Sakti dan Desa Jungut Batu yang menjadi fokus pengambilan data sosial-ekonomi hampir semuanya mengenal atau mengetahui bahwa kawasan Nusa Penida telah dicadangkan sebagai kawasan konservasi perairan. Dari 38 responden yang ditanya tentang apakah mereka mengetahui bahwa wilayah perairan Nusa Penida merupakan Kawasan Konservasi Perairan maka ada 37 responden atau sekitar 97,37 menjawab “Ya” dan hanya 1 responden atau 2,63 yang menjawab “Tidak tahu”. Secara kontekstual masyarakat tidak mengetahui tentang istilah kawasan konservasi perairan, namun pada saat mengambil data kuisioner dan sekaligus berdiskusi dengan masyarakat ternyata mereka mengenal kawasan Nusa Penida itu menjadi daerah yang dilarang melakukan aktivitas memancing, daerahlokasi yang bisa melakukan aktivitas wisata bahari seperti menyelam dan snorkling, daerahlokasi yang tidak boleh melakukan aktivitas wisata, daerahlokasi tempat ikan bertelur. Tujuan dibentuknya kawasan konservasi di Nusa Penida telah diketahui oleh masyarakat. Dari 38 responden yang ditanya tentang apakah mereka tahu tujuan kawasan konservasi maka sebanyak 37 responden atau sekitar 97,37 yang mengetahui. Adapun tujuan yang mereka pahami dengan dicadangkannya kawasan Nusa Penida sebagai kawasan konservasi perairan yaitu sebagai bank ikan, menjaga kelestarian karang, sebagai tempat penelitian tentang kelautan, menambah kunjungan wisata, dan untuk meningkatkan sumberdaya pesisir dan lautan di Nusa Penida. Pemahaman masyarakat ini menunjukkan bahwa manfaat dari kawasan konservasi perairan di Nusa Penida sudah dirasakan oleh masyarakat terutama pada peningkatan kunjungan wisata ke kawasan Nusa Penida. Hal ini akan menjadi dasar untuk pemantapan pengesahan kawasan Nusa Penida menjadi Kawasan Konservasi Perairan.