Manfaat Kawasan Konservasi Perairan
dan pengembangan, dan pendidikan. Kriteria penentuan zona pemanfaatan ini diantaranya mempunyai daya tarik pariwisata alam berupa
biota perairan beserta ekosistem perairan yang indah dan unik, mempunyai luasan yang cukup untuk menjamin kelestarian potensial dan daya tarik
untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi, dan mempunyai karakter objek penelitian dan pendidikan yang mendukung kepentingan konservasi,
serta mempunyai kondisi perairan yang relatif masih baik untuk berbagai kegiatan pemanfaatan dengan tidak merusak ekosistem aslinya.
4. Zona lainnya adalah zona diluar zona inti, zona perikanan berkelanjutan dan zona pemanfaatan yang diperuntukkan bagi zona rehabilitasi dalam
rangka mengembalikan ekosistem kawasan yang rusak menjadi atau mendekati kondisi ekosistem alamiahnya. Zona khusus untuk kepentingan
aktivitas, sarana penunjang kehidupan kelompok masyarakat danatau masyarakat adat yang tinggal di wilayah tersebut, dan kepentingan umum
antara lain berupa sarana telekomunikasi, fasilitas transportasi, dan jaringan listrik. Kriteria penentuan zona lainnya tergantung dari
karakteristik kawasan seperti adanya perubahan fisik dan hayati yang secara ekologi berpengaruh kepada kelestarian ekosistem yang
pemulihannya diperlukan campur tangan manusia, adanya invasif spesies masuknya spesies lain yang mengganggu jenis atau biota asli kawasan,
dan adanya pemanfaatan lain yang sesuai kebutuhan zona dengan tetap memperhatikan daya dukung dari kawasan tersebut.
Sistem zonasi pada kawasan konservasi dan pulau-pulau kecil berdasarkan
Peraturan Menteri Keluatan dan Perikanan Permen KP Nomor 17 Tahun 2008 berbeda dengan sistem zonasi pada kawasan konservasi perairan berdasarkan
Peraturan Pemerintah PP nomor 60 Tahun 2007. Adapun sistem zonasi berdasarkan Permen KP Nomor 17 Tahun 2008 dibagi menjadi 3 zona yaitu zona
inti, zona pemanfaatan terbatas, dan zona lainnya dengan penjelasan masing- masing zona adalah sebagai berikut :
1. Zona Inti merupakan zona perlindungan mutlak habitat dan populasi ikan, serta alur migrasi biota laut, perlindungan ekosistem pesisir yang unik
danatau rentan terhadap perubahan, perlindungan situs budaya adat tradisional, penelitian, danatau pendidikan. Zona inti ini terdiri dari a
daerah tempat berpijah spawning ground, tempat bertelur nesting site, daerah asuhan nursery ground, tempat mencari makan feeding ground
ikan danatau biota perairan lainnya, b ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil yang relatif masih utuh dan tidak terganggu, c Ekosistem pesisir dan
pulau-pulau kecil yang unik dan rentan terhadap perubahan.
2. Zona pemanfaatan terbatas diperuntukkan a Perlindungan habitat dan populasi ikan, 2 pariwisata dan rekreasi, c Penelitian dan pengembangan,
d Pendidikan. 3. Zona lainnya merupakan zona diluar zona inti dan zona pemanfaatan
terbatas yang karena fungsi dan kondisinya ditetapkan sebagai zona tertentu antara lain zona rehabilitasi.
Sistem zonasi pada Kawasan Konservasi Perairan di tiap daerah di Indonesia mengalami perbedaan dan disesuaikan dengan kondisi daerah atau
kawasan yang akan di konservasi. Sebagai contoh di Nusa Penida, zonanya dibagi dalam 7 subzona, sedangkan di Taman Nasional Wakatobi dibagi dalam 6 zona
yang terdiri dari : 1 Zona Inti, 2 Zona Perlindungan Bahari, 3 Zona Pariwisata, 4 Zona Pemanfaatan Lokal, 5 Zona Pemanfaatan Umum, dan 6 Zona
DaratanKhusus. Adapun Penjelasan dari keenam zona tersebut adalah sebagai berikut BTNW, 2007:
1.
Zona Inti Core Zone, bagian taman nasional yang mempunyai kondisi alam baik biota ataupun fisiknya masih asli dan tidak atau belum diganggu
oleh manusia yang mutlak dilindungi, berfungsi untuk perlindungan keterwakilan keanekaragaman hayati yang asli dan khas.
2. Zona Perlindungan Bahari No Take Zone, adalah bagian taman nasional
yang karena letak, kondisi dan potensinya mampu mendukung kepentingan pelestarian pada zona inti dan zona pemanfaatan.
3. Zona Pariwisata Tourism Zone, adalah bagian taman nasional yang letak,
kondisi dan potensi alamnya terutama dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam dan kondisijasa lingkungan lainnya. Zona ini merupakan
pusat rekreasi dan kunjungan pariwisata alam. Lokasinya berdekatan dengan daerah pemukiman dan mudah dijangkauaksesibilitas mudah,
sehingga pengembangannya dapat memberikan dampak keuntungan ekonomi bagi masyarakat setempat.
4. Zona Pemanfaatan Lokal Local Using Zone, adalah zona yang dapat
dikembangkan dan dimanfaatkan terbatas secara tradisional untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat sekitarnya yang
biasanya menggantungkan hidupnya pada sumber daya alam laut. Zona pemanfaatan lokal berfungsi dan diperuntukkan bagi pemanfaatan potensi
sumber daya alam tertentu di kawasan taman nasional oleh masyarakat setempat Wakatobi secara lestari melalui pengaturan pemanfaatan dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidupnya dan peningkatan kesejahteraan.
5. Zona Pemanfaatan Umum Common Using Zone, zona yang
diperuntukkan bagi pengembangan dan pemanfaatan perikanan laut dalam. Zona pemanfaatan umum berfungsi dan diperuntukkan bagi pemanfaatan
potensi sumber daya perairan laut dalam di kawasan TNW baik oleh masyarakat setempatlokal Wakatobi maupun oleh nelayan pengusaha
perikanan dari luar Wakatobi dalam rangka pengembangan usaha perikanan pelagislaut dalam yang akan mendukung pembangunan
Kabupaten Wakatobi sesuai ketentuan yang berlaku.
6. Zona DaratanKhusus Land Zone, adalah wilayah daratan berupa pulau-
pulau yang berpenduduk dan telah terdapat hak kepemilikan atas tanah oleh masyarakat atau kelompok masyarakat yang tinggal sebelum wilayah
tersebut ditetapkan sebagai taman nasional dimana pengaturannya akan dilakukan lebih lanjut melalui rencana umum tata ruang kabupaten.