Zonasi Kawasan Konservasi Perairan di Nusa Penida

5.2 Indeks Mortalitas Karang Tingkat Kematian Karang

Indeks mortalitas karang adalah suatu cara untuk menghitung tingkat kesehatan karang atau rasio kematian karang pada suatu kawasan atau ekosistem yang terdapat hamparan karang dan dijadikan sebagai kawasan tempat melakukan aktivitas wisata bawah laut. Nilai atau indeks ini sangat penting untuk diketahui karena dapat memberi gambaran tentang kondisi karang dan ekosistem yang ada di kawasan tersebut. Berdasarkan English et al.1997 maka nilai indeks mortalitas karang dibagi menjadi dua kategori dengan batasan sebagai berikut : 1 Jika nilai indeks mortalitas karang berkisar 0 – 0,5 artinya bahwa tidak ada perubahan yang berarti dari karang hidup menjadi hamparan karang mati, 2 Jika nilai indeks mortalitas karang berkisar antara 0,51 – 1 artinya bahwa terjadi perubahan yang berarti dari karang hidup menjadi hamparan karang mati. Nilai indeks mortalitas pada kawasan konservasi perairan di Nusa Penida adalah berkisar antara 0 – 0,02 pada kedalaman 3 meter dan berkisar antara 0 – 0,05 pada kedalaman 10 meter Gambar 5. Berdasarkan nilai indeks mortalitas karang ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kesehatan karang di tahun 2010-2012 ini baik artinya bahwa tingkat kerusakan karang di kawasan Nusa Penida sangat kecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai indeks mortalitas karang pada kedalaman 3 meter dan 10 meter mengalami perubahan yang membaik dari tahun 2010 sampai dengan 2012 dengan nilai indeks mortalitasnya lebih kecil dari satu bahkan mendekati nol 0 yang artinya tidak ada perubahan yang mendasar dari karang hidup menjadi hamparan karang mati. Pada tahun 2010 kematian karang terjadi walaupun indeksnya sangat kecil namun pada tahun 2012 hampir semua stasiun penyelaman mengalami pemulihan. Hal ini diindikasikan bahwa pada tahun 2010 merupakan awal dari pencadangan kawasan Nusa Penida menjadi Kawasan Konservasi Perairan sedangkan pada tahun 2012 sudah ada kelompok Gambar 4. Kondisi komunitas karang di Kawasan Nusa Penida Sumber : CTC, 2010 Jungut Batu Mangrove Point Atuh Sakti Crystal Bay Toyapakeh kerja yang dibentuk untuk mengawasi pemanfaatan ruang dari kawasan tersebut sehingga terjadi pemulihan.

5.3 Kondisi Ikan Karang

Para ahli terumbu karang membagi ikan karang menjadi tiga kelompok berdasarkan fungsi dan peranannya yaitu ikan target, ikan indikator dan ikan mayor. Ikan target adalah ikan-ikan ekonomis penting dan biasa ditangkap untuk dikonsumsi. Ikan ini menjadikan terumbu karang sebagai daerah pemijahan dan sarangdaerah asuhan. Ikan-ikan ini terdiri dari famili Serranidae, ikan kerapu, Lutjanidae ikan kakap, Lethiridae ikan lencam, Caesionidae ikan ekor kuning, Siganidae ikan baronang, Acanthuridae ikan pakol, Scaridae ikan kakatua, Nemipteridae ikan kuris. Ikan Indikator adalah ikan-ikan khas yang mendiami terumbu karang dan menjadi indikator kesuburan ekosistem terumbu karang di daerah tersebut. Contoh ikan ini dari famili Chaetodontidae ikan kepe- kepe. Sedangkan Ikan mayor adalah ikan hias yang berukuran kecil, umumnya berukuran antara 5-25 cm dengan ciri-ciri warna yang beragam. Kelompok ikan ini umumnya ditemukan melimpah dan sepanjang hidupnya berada di terumbu karang. Contoh ikan ini berasal dari famili Apongonidae ikan serinding, Labridae ikan sapu-sapu, Blennidae ikan peniru, Pomancentridae ikan betok Gambar 5. Nilai indeks mortalitas karang kematian karang di Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida Sumber Data : CTC 2010-2012 laut. Berdasarkan pengelompokkan tersebut, dari 576 jenis ikan karang yang ditemukan di perairan Nusa Penida, ikan mayor menjadi ikan yang terbanyak ditemukan yaitu sekitar 331 jenis 57,47 , kemudian ikan target sekitar 209 jenis 36,28 sedangkan ikan indikator sekitar 36 jenis 6,25 . Hasil kajian ekologi laut secara cepat oleh Allen dan Erdmann 2009 menemukan 576 jenis ikan di perairan Nusa Penida yang terdiri dari 68 famili, dan 5 diantaranya adalah jenisspesies baru yang belum ada namanya. Dari 68 famili yang ditemukan terdapat 8 famili yang dominan yaitu Labridae 94 jenis, Acanthuridae 36 jenis, dan Serranidae 32 jenis yang merupakan kelompok ikan target, Chaetodontidae 36 Jenis yang merupakan ikan indikator, Pomacentridae 86 jenis, Gobiidae 24 jenis, Apogonidae 22 jenis dan Scaridae 21 jenis yang merupakan ikan mayor. Ditemukannya ikan dari famili Chaetodontidae yang merupakan ikan indikator pada perairan Nusa Penida menandakan bahwa kondisi terumbu karang di perairan ini cukup baik. Kehadiran spesiesjenis ikan dari famili Chaetodontidae yakni ikan kepe-kepe merupakan salah satu indikator bahwa terumbu karang di perairan Nusa Penida masih sehat. Semakin tinggi keragaman jenis dari ikan indikator pada suatu perairan maka semakin tinggi pula tingkat kesuburan dari terumbu karang di perairan tersebut. Gambar 6 diatas menunjukkan kelimpahan ikan karang di Nusa Penida pada tahun 2010 hingga 2012. Stasiun pengamatan Atuh menjadi stasiun yang kelimpahan ikan karangnya dari tahun 2010 hingga 2012 mengalami peningkatan, sedangkan pada lokasi pengamatan lainnya terjadi fluktuasi. Pada tahun 2012 kelimpahan rata-rata ikan karang sebesar 11.430 indha lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2010 rata-rata kelimpahan ikan karangnya adalah 9.645 indha sedangkan pada tahun 2011 rata-rata kelimpahan ikan karangnya sekitar 6.105 indha. Terjadinya fluktuasi kelimpahan ikan karang di Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida karena masih diperbolehkan melakukan penangkapan pada jam-jam tertentu yang sudah menjadi kesepakatan antara masyarakat dengan pemerintah dan pengelola kawasan konservasi. Gambar 6. Kelimpahan ikan karang di Kawasan Nusa Penida Sumber : CTC, 2010-2012 5000 10000 15000 20000 25000 K elim pa ha n Ik a n I nd ha Stasiun Pengamatan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012