Beberapa perusahaan yang telah diteliti sebagian besar khawatir akan masuknya pendatang baru akan tetapi sebagian tidak khawatir akan masuknya
pendatang baru. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Sumiati 2009 dengan komoditi yang diproduksi adalah udang vaname. Untuk membudidayakan udang
vaname dibutuhkan biaya yang besar sehingga perusahaan tidak khawatir dengan adanya pendatang baru. Namun jika dilihat dari segi kemudahan untuk
mendapatkan bahan baku, kemudahan akses informasi dan pangsa pasar yang besar maka masuknya pendatang baru menjadi ancaman bagi perusahaan. Kendala
ini juga ditemukan pada perusahaan lainnya yang dijadikan tempat penelitian. Dari penelitian terdahulu diketahui bahwa ada beberapa hal yang
mempengaruhi kekuatan tawar menawar pembeli yaitu kualitas produk dan pelayanan, informasi produk, jumlah pembeli, serta kemudahan pembeli beralih
ke produk pesaing yang sejenis maupun substitusinya. Hampir seluruh perusahaan di atas mengahadapi hal ini. Hal terakhir yang dapat dilihat dan dianalisis dari
lingkungan industri adalah produk substitusi. Dari penelitian terdahulu diketahui bahwa perubahan harga sangat mempengaruhi konsumen untuk beralih pada
produk lainnya. Misalnya pada penelitian yang dilakukan oleh Sumiati 2009 diketahui bahwa semakin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk
pengganti maka semakin ketat pembatasan laba industri.
2.2 Alat Analisis
Setelah faktor-faktor internal dan eksternal diidentifikasi maka digunakan matriks IFE, EFE, dan SWOT untuk mengolah data-data tersebut secara deskriptif
dan kuantitatif sebagai dasar dalam penyusunan alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Matriks EFE digunakan untuk merangkum dan
mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hokum, teknologi, dan persaingan. Sedangkan Matriks IFE
digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi
dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Pada penelitian Yuliati 2009 hasil matriks IE menggambarkan
perusahaan pada kuadran II dimana perusahaan berada pada kondisi tumbuh dan
kembangkan. Strategi yang dapat dilakukan adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Strategi ini dijalankan karena
ancaman utama bagi perusahaan adalah adanya produk substitusi sehingga perusahaan harus melakukan pencarian pasar yang lebih besar atau peningkatan
pangsa pasar produk atau jasa yang sudah ada melalui peningkatan usaha pemasaran.
Hasil matriks IE pada kuadran II tidak hanya ditemukan pada penelitian Yuliati 2009 tapi ditemukan juga pada penelitian Wijayanti 2009. Dari hasil
perhitungan matrik IFE dan EFE diketahui bahwa perusahaan sudah memiliki perencanaan tanam yang sudah baik dengan kata lain dari sisi penelitian dan
pengembangan, perusahaan sudah melakukannya dengan baik dan produk yang dihasilkan sudah teruji. Strategi yang cocok dari strategi intensif yaitu
pengembangan produk karena perusahaan memilki keunggulan dalam hal kemampuan litbang yang baik. Sedangkan pada tiga penelitian lain hasil matriks
IE berada pada kuadran V pertahankan dan pelihara yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sumiati 2009, Harianja 2009, dan Poernomo 2007. Strategi
yang dapat dijalankan adalah strategi jaga dan pertahankan, penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Pada penelitian Sumiati 2009 diketahui bahwa hasil IE berada pada kuadran V dan strategi terbaik yang dapat dijalankan adalah strategi jaga dan
pertahankan. Penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang umum digunakan untuk divisi tipe ini. Strategi penetrasi pasar yaitu usaha untuk
meningkatkan pangsa pasar untuk produkjasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar David, 2006. Strategi pengembangan produk adalah strategi
yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produkjasa saat ini David, 2006. Dilihat dari analisis lingkungan eksternal dan
perusahaan diketahui bahwa perusahaan menghadapi persaingan dalam satu industri yang memiliki perkembangan teknologi yang cepat. Hal inilah yang
menyebabkan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk baik untuk dijalankan oleh perusahaan.
Pada penelitian Harianja 2009 diketahui bahwa perusahaan menghadapi persaingan pangsa pasar dan persaingan kualitas produk dengan perusahaan
sejenis lainnya. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar yang dapat dilakukan oleh
perusahaan adalah dengan cara melihat selera konsumen yang cenderung berubah-ubah dan dapat dilakukan dengan cara memperbaiki kinerja pemasaran.
Strategi pengembangan produk yang diterpkan oleh perusahaan adalah dengan cara menghasilkan lebih banyak variasi jenis daging rajungan yang menarik dan
berdaya jual tinggi. Peningkatan variasi produk yang dihasilkan tentunya harus dibarengi dengan peningkatan kualitas daging rajungan.
Pada penelitian Poernomo 2007 dan Sumiati 2009 permasalahan yang ditemukan pada perusahaan yang diteliti hampir sama dengan penelitian Harianja
2009. Dimana
ditemukannya kondisi
lingkungan yang
mendukung digunakannya strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hal inilah yang
menyebabkan perusahaan berada pada kuadran V ketika dipetakan pada matrik IE. Hampir semua penelitian diatas menggunakan SWOT dan matriks IE. Dari
matriks SWOT dihasilkan beberapa strategi akan tetapi tidak semua strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT akan dipilih untuk implementasi. Strategi
yang dihasilkan juga beragam dan tentunya berbeda pada masing masing perusahaan tergantung pada kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan
tersebut. Pada penelitian Wijayanti 2009 strategi SO yang dapat diterapkan adalah
mempertahankan dan meningkatkan pelayanan terhadap konsumen serta memperluas jaringan distribusi dan pemasaran sedangkan pada penelitian yang
dilakukan oleh Evi strategi SO yang dapat diterapkan adalah meningkatkan jumlah produksi untuk memenuhi permintaan konsumen. Selain strategi yang
diterapkan berbeda jumlah dari strategi yang diterapkan juga berbeda pada setiap perusahaan misalnya pada penelitian yang dilakukan oleh Sumiati 2009 strategi
yang dapat diterapkan pada perusahaan ada sembilan strategi yang berasal dari strategi SO, WO, ST dan WT. Harianja 2009 menghasilkan tujuh macam
strategi yang dapat diterapkan pada perusahaan dan Poernomo 2007 menghasilkan delapan strategi dari analisis yang telah dilakukan.
Penelitian yang menggunakan QSPM menunjukkan bahwa prioritas dari setiap perusahaan itu berbeda-beda sesuai dengan visi dan misi dari perusahaan
tersebut, hal ini ditunjukkan dari penelitian Poernomo 2007 dimana yang menjadi prioritas strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan adalah
meningkatkan penjualan di dalam dan di luar negeri. Peningkatan penjualan ini nantinya akan memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan sehingga
perusahaan dapat mengembangkan perusahaannya. Penelitian yang dilakukan oleh Harianja 2009 strategi utama yang dapat dijalankan adalah meningkatkan
kualitas produk dan pelayanan. Strategi ini menjadi strategi utama karena pada analisis lingkungan yang dilakukan permasalahan utama dari perusahaan adalah
menghadapi persaingan dengan perusahaan sejenis. Strategi berikutnya yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah
memanfaatkan perolehan pendanaan yang ditawarkan perbankan untuk meningkatkan kapasitas produksi, mengembangkan produk baru pada pasar
konsumen yang sudah ada, dan mempertahankan dan meningkatkan kerjasama dengan pemasok untuk mendapatkan jaminan bahan baku yang berkualitas.
Hampir seluruh strategi yang ditawarkan berhubungan dengan produk yang dihasilkan. Seperti telah diterangkan sebelumnya bahwa perusahaan menghadapi
banyak persaingan dengan perusahaan sejenis baik yang berskala kecil maupun skala besar sehingga perusahaan menyiasatinya dengan meningkatkan kualitas
produknya. Penelitian yang dilakukan oleh Sumiati 2009 dimana prioritas strategi
yang disarankan
adalah melakukan promosi
secara ekstensif
untuk mengembangkan pasar sebagai prioritas utama dan yang menjadi prioritas
berikutnya adalah mempererat kerjasama dengan sub sistem hulu dan sub sistem hilir serta mempertahankan kualitas produk. Sebelumnya diketahui bahwa
perusahaan terkendala pada penguasaan teknologi sehingga ini menghambat kegiatan promosi. Dengan kata lain strategi yang disarankan berasal dari masalah
utama dalam perusahaan tersebut penelitian yang dilakukan oleh Yuliati 2009 dimana prioritas strategi yang disarankan adalah menjaga stabilitas produksi.
Untuk memenuhi permintaan konsumen perusahaan harus mampu memproduksi komoditas yang bukan hanya berkualitas akan tetapi terpenuhi juga kuantitasnya.
Untuk memperoleh laba yang besar perusahaan tidak hanya harus menjaga kualitas produk yang dihasilkan akan tetapi harus mampu memenuhi permintaan
konsumen. Prioritas strategi yang disarankan pada penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti 2009 adalah memperkuat dan mempertahankan pemasaran yang
sudah ada dengan cara menjaga kualitas produk dan memperthanakan perencanaan tanam yang sudah baik. Hampir seluruh strategi yang disarankan
berhubungan dengan produkkomoditi yang dikembangkan oleh perusahaan akan tetapi masalah yang dihadapi oleh perusahaanditemukan oleh peneliti berbeda-
beda. Perbedaan pada masalah yang dihadapi menjadi salah satu perbedaan
antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu selain perbedaan pada lokasi, perusahaan, dan komoditi yang akan diteliti selain itu penelitian ini akan
menggunakan matriks SWOT saja untuk menghasilkan strategi bagi perusahaan nantinya. Sedangkan persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu berada
pada alat analisis yang akan digunakan. Penelitian ini juga menggunakan konsep manajemen strategi sama seperti penelitian terdahulu.
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1