Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

sangkuriang dan memeriksa tingkat keseragaman benih yang akan dibeli. Bagi konsumen sendiri keseragaman benih adalah hal yang penting agar produktifitas lele yang dihasilkan baik dimana tingkat kelangsungan hidup benih mencapai 90 atau lebih. Hambatan nyata yang akan dihadapi oleh pendatang baru adalah pendatang baru yang ingin melakukan bisnis budidaya pembenihan memerlukan keterampilan dalam membudidayakan benih. Untuk memperoleh keahlianketerampilan dalam membudidayakan lele sangkuriang maka pendatang baru dapat mengikuti pelatihan akan tetapi untuk mengikuti pelatihan si penadatang baru harus mengelurkan biaya. Kegiatan ini tentunya menambah pengeluaran bagi si pendatang baru sebelum memulai usahanya. Apabila keterampilan tidak dimiliki oleh pembudidaya maka akan menimbulkan kerugian bagi si pemilik dimana tingkat kematian benih yang dipelihara dapat meningkat. Tentu saja hal ini menjadi hambatan bagi pendatang baru untuk masuk ke dalam industri lele. Dibutuhkan waktu lama dan ketekunan bagi pendatang baru yang ingin memulai pembenihan lele sangkuriang karena perbedaan lokasi budidaya dengan tempat dilakukannya pelatihan apabila pendatang baru mengikutinya dapat memberikan masalah yang berbeda bagi kegiatan budidaya yaitu adanya penyakit dan hama yang menyerang benih yang dibudidayakan.

3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Kualitas produk dan pelayanan, informasi produk, jumlah pembeli, serta kemudahan konsumen beralih ke produk pesaing yang sejenis maupun substitusinya adalah faktor-faktor yang berpengaruh kuat terhadap kekuatan tawar menawar pembeli. Benih lele sangkuriang adalah salah satu komoditi pertanian dimana satu sisi sangat dibutuhkan tetapi di sisi lain permintaannya bersifat tidak elastis harga tidak berpengaruh besar terhadap permintaan. Dalam hal ini benih lele sangkuriang adalah input bagi petani pembesaran oleh karena itu benih lele sangkuriang merupakan produk primer bagi petani pembesaran maka hukum di atas berlaku bagi permintaan dan penawaran benih lele sangkuriang. Oleh karena itu besar kemungkinan produsen komoditi pertanian di satu sisi akan banyak mengalami kerugian karena harga tidak berpengaruh besar pada permintaan, di sisi lain produsen akan bisa semena-mena menaikkan harga komoditinya karena elastisitasnya bersifat inelastis sehingga akan menguntungkan bila menaikkan harga dengan mengurangi penjualan atau produksiPuttong, 2002. Oleh karena itu untuk mengatasi hal ini maka pemerintah ikut serta dalam penentuan harga agar konsumen dan produsen tidak rugi. Dari sini diketahui bahwa kekuatan tawar-menawar pembeli tidak dapat berpengaruh kepada perusahaan karena harga yang ditawarkan oleh produsen adalah harga pasar. Meskipun harga pasar telah ditetapkan oleh pemerintah masih ada juga produsen lain yang menjual di bawah harga pasar. Akan tetapi konsumen dalam hal ini petani pembesaran tidak hanya memperhatikan harga yang ditawarkan oleh produsen tapi memperhatikan juga kualitas yang ditawarkan oleh konsumen. Jadi dengan harga benih Rp 150 untuk ukuran 4-7 cm konsumen juga melihat kualitas benih tersebut dari keseragaman ukuran, ketahanan benih dan kondisi fisik benih. Pembeli benih ikan lele sangkuriang terkonsentrasi untuk daerah Jabodetabek. Bagi pembeli mutu produk adalah yang paling penting terutama untuk petani pembesaran dimana petani pembesaran mengharapkan benih yang memiliki ketahanan yang tinggi. Ketahanan benih yang tinggi akan mengurangi tingkat kematian benih sehingga jumlah lele yang dipanen sesuai dengan target yang diharapkan. Keunggulan ini diperoleh karena kegiatan budidaya yang dilakukan tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat menurunkan daya tahan benih terhadap penyakit disertai juga dengan penggunaan indukan yang berkualitas yang diperoleh perusahaan dari BBPBAT. Keunggulan yang dimiliki benih inilah yang membuat kekuatan tawar menawar pembeli tidak dapat mempengaruhi perusahaan karena untuk memperoleh benih yang unggul pada saat sekarang ini sulit. Oleh karena itu tidak diragukan lagi jenis benih yang dihasilkan oleh Cahaya Kita. Agar konsumen merasa tertarik dan percaya bahwa benih yang dihasilkan adalah benih lele sangkuriang maka pembenih harus memiliki sertifikat induk karena sulit untuk membedakan lele sangkuriang dan lele dumbo. Antara pembeli dan perusahaan memiliki kesepakatan bahwa setiap kematian benih akan diganti oleh perusahaan sebesar 50 dan pembeli memperoleh tambahan benih sebanyak 30 ekor benih setiap kali pembelian.

4. Ancaman Produk Substitusi