secara  acak  dengan  diberi  nomor  kode,  kemudian  panelis  diminta  untuk memberikan  penilaian  pada  salah  satu  kriteria  skala  hedonik.  Hasil  pengamatan
dinyatakan dengan angka dari 1-7, dengan urutan sebagai berikut : 1 sangat tidak suka, 2 tidak suka, 3 agak tidak suka, 4 netral, 5  agak suka, 6 suka, dan 7
sangat suka.
14 Metode irisan Suntoro 1983
Pengukuran ketebalan edible coating pada udang masak, dilakukan dengan cara membuat preparat dengan gelas objek untuk dilakukan pemotretan di bawah
mikroskop.  Metode  irisan  yang  digunakan  adalah  metode  irisan  dengan  tangan. Metode  irisan  adalah  suatu  metode  pembuatan  sediaan  dengan  jalan  membuat
suatu irisan dengan tebal tertentu, sehingga dapat diamati di bawah mikroskop. Cara  metode  irisan  dengan  tangan  adalah  sebagai  berikut:  sepotong
jaringan  dipegang  diantara  ibu  jari  penunjuk,  kemudian  jaringan  ini  dipotong melintang  menggunakan  pisau  tajam  beberapa  kali  secara  cepat,  paralel  dan
sedekat  mungkin  dengan  permukaan  atas  jaringan  yang  akan  dipotong,  agar diperoleh  irisan  yang  setipis  mungkin.  Selanjutnya  irisan  yang  tipis  ini  dapat
diamati di bawah mikroskop.
3.5   Rancangan Percobaan
Rancangan  percobaan  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah rancangan  acak  lengkap  faktorial  dengan  dua  faktor  dan  tiga  kali  ulangan.
Rancangan percobaan ini terdiri dari : 1.  Pengamatan viskositas terdiri dari dua faktor:
a Perlakuan secang yang terdiri dari edible coating surimi tanpa secang dan edible coating surimi ditambah secang.
b Konsentrasi surimi yang terdiri dari 2, 6, 10, dan 14. Model matematika rancangan acak lengkap pola faktorial sebagai berikut:
Y =  µ + A + B +  AB +
ε
Keterangan:   i = 1,2 j = 1,2,3,4
k = 1,2,3
Y
ijk
= Respon pengaruh perlakuan secang pada proses ke-i dan perlakuan konsentrasi surimi pada persentase ke-j
ulangan ke-k µ
= Rata-rata sebenarnya A
i
= Pengaruh perlakuan secang pada proses ke-i B
j
= Pengaruh perlakuan konsentrasi surimi pada persentase ke-j AB
ij
= Pengaruh interaksi perlakuan secang pada proses ke-i dan perlakuan konsentrasi surimi pada persentase ke-j
ε
ijk
= Pengaruh galat percobaan
2.  Pengamatan perubahan mutu udang rebus terdiri dari dua faktor: a Proses aplikasi edible coating yang terdiri dari:
-
pencelupan  udang  dengan  edible  coating  tanpa  secang  kemudian pemasakan RM tanpa secang
-
pencelupan  udang  dengan  edible  coating  ditambah  secang  kemudian pemasakan RM ditambah secang
-
pemasakan  udang  kemudian  pencelupan  dengan  edible  coating  tanpa secang MR tanpa secang
-
pemasakan  udang  kemudian  pencelupan  dengan  edible  coating  ditambah secang MR ditambah secang.
b Faktor kedua yaitu lama penyimpanan selama 8 hari dengan analisis setiap hari, mulai hari ke-0 sampai hari ke-8.
Model  matematika  rancangan  acak  lengkap  pola  faktorial  adalah  sebagai berikut Steel dan Torrie 1993 :
=   + +
+ +
Keterangan : i = 1,2,3,4
j = 0,1,2,3,4,5,6,7,8 k = 1,2,3
Y
ijk
= Respon pengaruh proses aplikasi edible coating pada proses ke-i dan perlakuan lama penyimpanan udang masak pada hari ke-j
ulangan ke-k µ
= Rata-rata sebenarnya A
i
= Pengaruh perlakuan proses aplikasi edible coating pada proses ke-i
B
j
= Pengaruh perlakuan penyimpanan udang masak pada hari ke-j AB
ij
= Pengaruh interaksi perlakuan proses aplikasi edible coating pada proses ke-i dan perlakuan lama penyimpanan udang masak
hari  ke-j ε
ijk
= Pengaruh galat percobaan
3. Hasil uji organoleptik diolah dengan uji  statistik nonparametrik,  yaitu  Kruskal Wallis  yang  bertujuan  untuk  menegtahui  apakah  antara  perlakuan  berbeda
nyata. Model matematika uji Kruskal Wallis adalah sebagai berikut :
H = 12
n n + 1 R
n
−
3 n + 1
T = t – 1 t t + 1
Pembagi = 1
−
T n
−
1 n n + 1 ,    H
′
= H
pembagi
Keterangan :  n = total pengamatan n
i
= banyaknya pengamatan pada perlakuan ke-i R
j
= jumlah rangking dalam perlakuan ke-j.
Data  hasil  pengamatan  diolah  dengan  analisis  ragam  analysis  variance. Untuk  melihat  tingkat  validitas  analisis  yang  ada  dilakukan  pengujian
kenormalan,  kehomogenan  dan  keaditifan  data.  Bila  hasil  dari  analisis  ragam memperlihatkan pengaruh yang nyata atau sangat nyata, maka dilakukan uji lanjut
berupa  nilai  tengah  dengan  Multiple  Comparison  Tukey-HSD  Steel  dan  Torrie, 1993.