Ekstraksi secang Caesalpinia sappan L.

kecepatan tinggi selama 2 menit. Larutan yang diperoleh adalah pengenceran 1:10, selanjutnya dipipet sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam cawan petri steril dan 1 ml lagi sebagai duplo. Kemudian disiapkan larutan contoh 1:100 dengan dipipet 1 ml larutan 1:10 dan dimasukkan ke dalam 9 ml larutan NaCl fisiologis, lalu divortex sampai homogen sehingga diperoleh larutan contoh 1:100, dipipet larutan contoh 1:100 dan dimasukkan ke dalam cawan petri steril kedua dan dilakukan secara duplo. Selanjutnya dengan cara yang sama dikerjakan inokulasi contoh sampai dengan pengenceran 1:1000.000. Seluruh kegiatan dilakukan secara aseptis. Ke dalam semua cawan petri yang telah berisi larutan contoh di atas, dituangkan secara aseptis media tumbuh plate count agar PCA steril bersuhu 45 o C sebanyak 10-20 ml, dan dibiarkan sampai agar dingin dan memadat. Setelah itu semua cawan petri tersebut diinkubasi pada suhu 37 o C dengan posisi terbalik selama 48 jam. Disamping itu dibuat blanko, yaitu ke dalam cawan petri steril hanya dituangkan media tumbuh PCA 10-20 ml dan 1 ml larutan pepton 1 steril. Selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah bakteri dengan menggunakan colony counter. Perhitungan dilakukan disesuaikan dengan standard plate count SPC. 10 Water holding capacity Hamm 1972 diacu dalam Wahyuni 1992 Daya mengikat air Water holding capacity WHC ditentukan dengan alat carver press. Sebanyak 0,3 gram sampel diletakkan pada kertas saring kemudian dijepit dengan carver press berukuran 35 kgcm 2 selama 5 menit yaitu diantara dua plat jepitan. Luas area basah wetted area adalah luas air yang diserap kertas saring akibat penjepitan, yaitu selisih luas lingkaran luar dan dalam kertas saring. Pengukuran lingkaran dilakukan dengan planimeter merk Hruden. Kertas saring yang digunakan adalah whatman 1 No. 40. Bobot air bebas air produk yang terlepas karena penekanan dapat dihitung dengan rumus berikut : Ber at air mg = luas daer ah basah − 8,0 0.0948 Air bebas = ber at air 30 mg x 100 Dengan mengetahui kadar air total daging, maka air terikat atau WHC dapat ditentukan dengan : WHC = kadar air total – kadar air bebas 11 Uji warna Pengukuran warna secara objektif menggunakan alat Chromometer CR200 dengan sistem notasi Hunter Lab. Tingkat pewarnaan udang ditunjukkan dengan notasi Soekarto 1990 dan Berrang et al. 1990 : L : parameter kecerahan, menyatakan cahaya pantul yang menghasilkan warna akromatik putih, abu-abu dan hitam. Nilai L berkisar dari 0 hitam hingga 100 putih. a : warna kromatik gradasi merah hijau dengan nilai plus + dari 0 hingga 100 untuk warna merah dan minus - a dari nilai 0 hingga- 80 untuk warna hijau. b : warna kromatik gradasi biru kuning dengan nilai plus + b dari 0 hingga 70 untuk warna kuning dan minus - b dari nilai 0 hingga -80 untuk warna biru. 12 Viskositas Pengukuran viskositas digunakan Viscometer Brookfield spindle no.2 dengan kecepatan putar 30 rpm. Sampel terlarut larutan surimi yang telah dibuat sampai tahap penyaringan dimasukkan ke dalam tabung viscometer, kemudian viscometer dinyalakan. Viskositas dipengaruhi oleh jumlah zat terlarut yang ada dalam larutan tersebut. Viskositas dihitung dengan mengalikan hasil pembacaan pada viscometer dial reading dengan faktor kali sesuai dengan nomor spindle dan rpm yang digunakan pada viscometer. Nilai viskositas dinyatakan dalam satuan centipoises cP. 13 Uji organoleptik Soekarto 1985 Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap penampakan, warna, aroma, dan rasa udang masak yang dilapisi edible coating. Cara penilaian organoleptik dilakukan dengan uji hedonik Soekarto 1985, yaitu digunakan panelis agak terlatih sebanyak 30 orang. Bahan disajikan