40 penggilingan yang menggunakan kuesioner, buruh penggilingan, dan pihak-pihak
yang terkait. Data primer yang diambil antara lain data jumlah rata-rata gabah yang digiling perhari dan jam kerja per hari, biaya operasional penggilingan
seperti pemakaian bahan bakar per hari, listrik, upah buruh dan sebagainya, data biaya jasa giling per kilogram, fasilitas yang tersedia dan digunakan di
penggilingan padi yang diperoleh melalui metode wawancara. Data sekunder merupakan data yang diolah lebih lanjut yang diperoleh
dari instansi-instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik BPS, Dinas Pertanian Pangan dan Kehutanan Kabupaten Karawang, Departemen Pertanian, internet,
literatur yang relevan seperti jurnal, buku teks, majalah, surat kabar dan sebagainya serta penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan bahan
rujukan yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder yang diambil antara lain harga gabah dan beras tingkat petani, penggilingan dan pasar, kondisi
wilayah Kabupaten Karawang, harga mesin-mesin penggilingan padi dan sebagainya.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2010 atau selama 2 bulan. Lokasi pengumpulan data meliputi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar,
Perpustakaan IPB, Badan Pusat Statistik. Pada pengumpulan data primer, data diperoleh langsung dari Penggilingan Padi Sinar Ginanjar.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan wawancara langsung, wawancara mendalam dan obesrvasi. Teknik pengumpulan data
tersebut digunakan untuk mengumpulkan data primer. Sedangkan untuk data sekunder, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur dan
browsing internet. Pengambilan data dengan metode pengamatan langsung dilokasi penelitian, yakni dengan wawancara dan pengatan langsung dengan
berbagai pihak yang terkait disekitar lokasi penelitian dan juga pihak atau instansi terkait dengan penelitian mengenai kelayakan investasi penggilingan padi ini.
Selain itu, data juga dikumpulkan melalui penelusuran pustaka ataupun literatur di perpustakaan IPB, instansi terkait dan media cetak maupun internet.
41
4.5. Metode Pengolahan Data
Data dan informasi yang sudah diperoleh diolah dengan bantuan komputer melalui program Excel Windows XP dan kalkulator. Setelah itu dikelompokan dan
disajikan dalam bentuk table tabulasi kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk mempermudah proses analisis data. Analisis secara kualitatif
dilakukan untuk mendapatkan gambaran pengusahaan penggilingan padi secara deskriptif atau dengan cara diinterpretasikan dari tiap-tiap aspek dalam studi
kelayakan investasi ini. Aspek tersebut antara lain aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen, aspek sosial dan aspek hukum.
Analisis secara kuantitatif dilakukan terhadap aspek finansial pengusahaan penggilingan padi, dengan membandingkan biaya dan manfaat yang diperoleh
dimasa sekarang dengan masa mendatang melalui tingkat diskonto tertentu. Selain itu, analisis secara kuantitaif ini juga menganalisis adanya risiko investasi pada
pengusahaan padi yaitu kekurangan bahan baku gabah sehingga volume produksi penggilingan padi menurun, harga output dan bahan baku termasuk mesin-mesin
penggilingan padi yang digunakan. Aspek finansial yang dianalisis adalah Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit per Cost Net
BC dan Pay Back Periode.
4.5.1. Analisis Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut
dibangun. Aspek teknis mencakup lokasi proyek, seberapa skala operasi atau luas produksi yang ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan skala ekonomis, tata
letak layout, bagaimana proses produksi dilakukan, ketepatan penggunaan teknologi Husnan dan Muhamad, 2000. Apabila penggilingan padi Sinar
Ginanjar sudah melakukan kegiatan produksi sesuai kriteria pengelolaan penggilingan padi yang baik seperti, jarak antara lokasi penggilingan dengan
bahan baku dan pasar relatif terjangkau, terdapat akses yang mudah dari dan menuju lokasi penggilingan, tata letak mesin sudah efektif, serta proses kegiatan
penggilingan yang baik, maka usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan.
42
4.5.2. Analisis Aspek Pasar
Analsisi aspek pasar mencakup ada tidaknya pasar, seberapa besarnya pasar yang ada, potensi pasar, dan tingkat persaingan yang ada, termasuk besarnya
market share yang akan direbut dan market share pesaing Kasmir dan Jakfar, 2003. Dalam aspek pasar ini banyak hal yang akan dikaji, antara lain berkaitan
dengan adanya permintaan, baik secara meyeluruh maupun secara terperinci seperti menurut jenis konsumen, daerah dan proyeksi permintaan. Selain itu
adanya penawaran juga mempengaruhi aspek pasar, yaitu penawaran terhadap input dan output yang dibutuhkan dalam sebuah usaha, baik waktu membangun
proyek maupun pada waktu usaha sudah berproduksi, dan menganalisis pemasaran output yang akan diproduksi oleh usaha yang diteliti ini.
Dalam penelitian ini, aspek penawaran dan permintaan mencakup kebutuhan bahan baku penggilingan seperti gabah, alat mesin penggilingan padi
sampai distribusi dan pemasaran hasil yaitu pemasaran hasil penggilingan padi. Segemen pasar yang ada juga menjadi kajian dalam aspek pasar ini, dimana
segmen pasar berdasarkan geografis, status sosial, ataupun atas dasar-dasar lainnya. Sehingga hal tersebut juga menentukan strategi pemasaran yang
digunakan dalam pemasaran produk penggilingan padi. Apabila semua aspek tersebut dapat dipenuhi oleh penggilingan padi Sinar Ginanjar, maka usaha
penggilingan padi Sinar Ginanjar pada aspek pasar layak untuk dijalankan.
4.5.3. Analisis Aspek Manajemen dan Hukum
Aspek manajemen merupakan aspek yang cukup penting untuk kelayakan suatu proyek investasi. Karena walaupun suatu proyek investasi telah dinyatakan
layak untuk diusahakan tanpa dukungan dengan manajemen yang baik, maka bukan tidak mungkin proyek tersebut tidak akan berjalan dengan lancar bahkan
mengalami kegagalan. Aspek manajemen yang akan dikaji dalam penelitian ini menyangkut sumberdaya manusia SDM yang digunakan dalam kegiatan
pengusahaan kegiatan pengilingan padi, serta fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang diterapkan
dalam proses operasional maupun non operasional. Dalam hal ini termasuk bahan kajian adalah mengenai pembagian kerja di pengusahaan penggilingan padi.
43 Apabila penggilingan padi Sinar Ginajar dapat melakukan pengelolaan dan
pembagian kerja pada kegiatan usahanya maka usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar pada aspek manajemen layak untuk dijalankan.
Tujuan dari analisis aspek hukum ini adalah meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Aspek hukum
ini berkaitan dengan prosedur yang berkaitan dengan izin-izin usaha atau berbagai persyaratan yang harus terlebih dahulu terpenuhi. Aspek hukum ini meliputi
badan hukum pengusahaan penggilingan padi, izin-izin yang dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan usaha penggilingan padi.
Persyaratan hukum seperti izin usaha, kepemilikan dokumen-dokumen tersebut sudah dipenuhi oleh penggilingan padi Sinar Ginanjar, maka penggilingan padi
Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan pada aspek hukum.
4.5.4. Analisis Sosial dan Lingkungan
Analisis proyek investasi akan selalu ingin mempertimbangkan secara teliti pengaruh yang akan merugikan suatu proyek pada golongan-golongan
tertentu dalam daerah-daerah tertentu Gittinger, 1986. Pada aspek ini, analisis akan dilakukan untuk menilai apakah pengusahaan penggilingan padi memiliki
dampak positif atau negatif setelah dan sebelum adanya investasi. Dampak positif dan negatif ini akan dirasakan oleh berbagai pihak, baik pengusaha sendiri
maupun masyarakat luas termasuk pemerintaan. Apabila dalam pengelolaannya penggilingan padi Sinar Ginajar mampu mengelola limbah kegiatan produksinya
dengan baik, maka penggilingan padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan pada aspek sosial lingkungan.
4.5.5. Analisis Aspek Finansial
Aspek ini membandingkan antara pengeluaran dan penerimaan suatu proyek. Analisis finansial mengkaji berbagai kebutuhan dana investasi, baik
kebutuhan dana untuk aktiva tetap yang meliputi tanah dan pengembangan lokasi, pabrik dan mesin-mesinnya, maupun dana untuk modal kerja Husnan dan
Muhamad, 2000. Secara keseluruhan penilaian dalam aspek finansial ini meliputi sumber-sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan biaya investasi, estimasi
44 pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis dan
jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur proyek, proyeksi neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode ke depan, kriteria penilaian investasi dan rasio
keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan. Setiap kriteria investasi menggunakan present value yang telah didiskonto
dari arus-arus benefit dan biaya selama umur proyek.
1. Net Present Value NPV
Menurut Ibrahim 1998, NPV merupakan selisih antara Present Value dan Benefit dan present value dari biaya. Dalam evaluasi suatu proyek investasi,
apabila perhitungan nilai NPV ≥ 0 menandakan bahwa proyek tersebut layak
untuk dijalankan. Jika nilai NPV = 0, maka proyek tersebut dikembalikan tepat sebesar Social Opportunity Cost of Capital atau berada pada posisi break event
point BEP dimana TR = TC. Jika nilai NPV ≤ 0, maka proyek tersebut tidak
layak untuk dijalankan. Menurut Kadariah et al 1999 penentuan nilai NPV dapat dituliskan sebagai berikut:
∑
=
+ −
=
n t
t t
t
i C
B NPV
1
Dimana : NPV = Net Present Value Nilai Bersih sekarang
N = Umur proyek
Bt = Penerimaan benefit pada tahun ke-t
Ct = Biaya cost pada tahun ke-t
i = Tingkat suku bunga yang berlaku
t = 1,2,3,4 dst
2. Internal Rate of Return IRR
IRR merupakan suatu tingkat discount rate yang menghasilkan net present value sama dengan nol dalam suatu proyek. Setiap benefit bersih yang diwujudkan
secara otomatis ditanam kembali dalam tahun berikutnya dan mendapat tingkat keuntungan suku bunga yang sama yang diberi bunga selama sisa umur proyek.
45 Jika ternyata IRR dari suatu proyek sama dengan nilai i yang berlaku sebagai
social discount rate, maka NPV dari proyek itu adalah sebesar 0. Jika IRR social discount rate, maka NPV 0. Oleh karena itu, jika suatu nilai IRR yang
lebih besar daipadasama dengan social discount rate menunjukan suatu proyek tersebut layak untuk dijalankan, sedangkan IRR kurang dari social discount rate-
nya memberikan tanda tidak layak untuk dijalankan Ibrahim ,1998. Penentuan IRR sebagai berikut:
[ ]
2 1
2 1
1 1
i i
NPV NPV
NPV i
IRR −
× −
+ =
Di mana : IRR
= tingkat pengembalian internal NPV1 = nilai sekarang bersih pada discount rate
NPV2 = nilai sekarang bersih pada discount rate i
1
i = discount rate percobaan pertama
2
= discount rate percobaan kedua
3. Net Benefit per Cost Net BC
Net Benefit per Cost Net BC merupakan perbandingan antara net benefit yang telah di discount positif dengan net benefit yang telah di discount negatif.
Apabila Net BC ≥ 1 menandakan bahwa proyek layak untuk dijalankan dan bila
Net BC 1 menandakan bahwa proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan Kadariah,1999. Penentuan Net BC sebagai berikut:
∑ ∑
= =
+ −
+ −
=
n t
t n
t t
i Ct
Bt i
Ct Bt
C NetB
1 1
Dimana: Bt
= Penerimaan benefit pada tahun ke-t Ct
= Biaya cost pada tahun ke-t n
= Umur proyek tahun i
= Discount rate Untuk pembilang yaitu Bt – Ct 0 dan penyebut yaitu Bt – Ct 0.
46
4. Payback Periode
Payback periode merupakan jangka waktu tertentu yang menunjukan terjadinya arus penerimaan cash in flow secara kumulatif sama dengan jumlah
investasi dalam bentuk present value. Analisis payback periode dalam studi kelayakan perlu juga ditampilkan untuk mengetahui berapa lama usaha yang
dikerjakan baru dapat mengembalikan investasi. Metode ini juga membantu dalam memilih investasi yang terbaik diantara dua perusahaan yang mempunyai rate of
return dan risiko yang sama. Semakin pendek periode pengembalian investasi suatu proyek akan semakin lancar perputaran modal Ibrahim ,1998.
Menurut Kasmir dan Jakfar 2003, ada dua macam model perhitungan yang akan digunakan dalam menghitung masa pengembalian investasi, yaitu
sebagai berikut: a.
Apabila kas bersih setiap tahun sama b.
Apabila kas setiap tahun berbeda Investasi
PP = x 12 bulan
Kas bersihTahun Kelemahan metode payback periode ini adalah mengabaikan time value of
money dan tidak mempertimbangkan arus kas yang terjadi setelah masa pengembalian.
4.4.7. Penilaian Risiko dalam Investasi
Setiap keputusan investasi pastia akan menghasilkan return dan mempunyai risiko tertentu yang beragam. Berdasarkan pada kenyataan tersebut,
semua harus ditinjau dari pengembalian yang diharapkan dan risiko yang dihadapi. Semakin tinggi risiko dari suatu investasi maka semakin besar tinggi
tingkat pengembaliannya. Penelitian ini, teknik mengukur risiko yang digunakan adalah analisis
skenario. Analisis skenario merupakan teknik menganalisis dan mengidentifikasi hasil yang mungkin terjadi dalam kategori pada kondisi buruk dan terbaik, serta
kejadian yang plaing mungkin terjadi. Skenario terburuk adalah keadaan dimana semua variabel masukan diberi nilai terburuk berdasarkan perkiraan yang masih
47 wajar. Skenario terbaik adalah keadaan dimana semua variabel masukan diberi
nilai terbaik berdasarkan perkiraan yang wajar. Skenario dasar merupakan keadaan dimana untuk semua variabel diberikan nilai yang paling memungkinkan.
Dalam analisis skenario terdapat ukuran untuk menilai tingkat risiko dalam investasi yaitu NPV yang diharapkan, deviasi standar dari pengembalian yang
diharapkan dan Coefficient Variation.
4.4.7.1. NPV yang Diharapkan Pengembalian yang Diharapkan
Keuntungan atau pengembalian yang diharapkan didapat dalam bentuk arus kas. Tingkat pengembalian yang diharapkan merupakan rata-rata tertimbang
semua kemungkinan pengembalian dengan pengembalian ditimbang atas probabilitas yang terjadi Weston dan Brigham, 2001 . Penentuan nilai NPV
yang diharapkan sebagai berikut : NPV Yang Diharapkan =
� �
�
���
� �
�=1
Dimana : P
i
= i
= 1,2,3….dst 1=Kondisi Tertinggi, 2 = Kondisi Normal, 3 = Kondisi Terendah… dst
Probabilitas tingkat pengembalian ke-i yang mungkin dihasilkan
NPV = Tingkat Pengembalian ke-i yang mungkin dihasilkan
Semakin tinggi NPV yang diharapkan, maka tingkat risiko yang dihadapi semakin besar.
4.4.7.2. Deviasi Standar dari Pengembalian yang Diharapkan
Menurut Weston dan Brigham, 2001 standar deviasi σ adalah akar dari
rata-rata penyimpangan pangkat dua dari setiap kemungkinan pengembalian terhadap pengembalian yang diharapkan. Makna dari ukuran standar deviasi dari
NPV adalah semakin kecil nilai standar deviasi dari NPV maka semakin rendah risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. Secara matematis standar deviasi dari
NPV dapat dituliskan sebagai berikut :
48 � = �� �
� �
�=1
���
�
− � NPV
2
Dengan : n
= Jumlah hasil yang memungkinkan atau banyaknya tingkat pengembalian investasi yang berbeda
NPV
i
E NPV = Tingkat pengembalian yang diharapkan
= Nilai tingkat pengembalian ke-i yang diharapkan
P
i
� = standar deviasi dari pengembalian yang diharapkan
= Kemungkinan atau probabilitas hasil pengembalian ke-i akan terjadi
4.4.7.3. Coefficient Variation CV
Coefficient Variation dari tingkat pengembalian yang diharapkan diukur dari rasio standar deviasi dari pengembalian yang diharapkan dengan
pengembalian yang diharapkan. Semakin kecil nilai Coefficient Variation maka
semakin rendah risiko yang dihadapi Weston dan Brigham, 2001. Secara matematis CV
NPV
dapat dituliskan sebagai berikut: ��
NPV
= �
���
E NPV Dengan:
��
NPV
= Coefficient Variation dari tingkat pengembalian yang diharapkan �
���
= Standar deviasi dari pengembalian yang diharapkan E NPV
= Tingkat pengembalian yang diharapkan
4.6. Asumsi Dasar
Analisis kelayakan investasi pada pengusahaan penggilingan padi Sinar Ginajar di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang
menggunakan asumsi sebagai berikut: 1.
Penggilingan padi yang dianalisis adalah penggilingan padi berskala kecil. Studi kasus penelitian ini pada penggilingan padi Sinar Ginanjar milik Bapak
49 Candran, penggilingan padi Sinar Ginanjar menggunakan konfigurasi mesin
penggilingan Husker-Separator-Polisher. 2.
Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berproduksi hanya 22 hari dalam 1 bulan, yaitu pada hari senin dan jumat tidak melakukan produksi atau 8,8 bulan
berproduksi dalam satu tahun. 3.
Seluruh modal yang digunakan dalam usaha penggilingan padi adalah modal sendiri, yaitu yang berasal dari investor sebesar Rp.70,000,000,-
4. Analisis kelayakan ini menggunakan dua kondisi yaitu kondisi I dan kondisi
II. Kondisi I merupakan analisis kelayakan tanpa risiko kondisi normal dan kondisi II merupakan analisis kelayakan dengan adanya risiko yaitu Risiko
Harga dan Risiko Produksi. Kondisi II memiliki tiga skenario yaitu skenario I analisis dengan kondisi terbaik, skenario II dengan kondisi nomal, dan
skenario III dengan kondisi terburuk. 5.
Umur proyek analisis kelayakan investasi penggilingan padi ini didasarkan pada umur teknis aset terpenting pada penggilingan padi yaitu mesin
penggilingan padi. Umur proyek dari analisis kelayakan investasi penggilingan padi ini untuk mesin penggilingan adalah 15 tahun
6. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga pinjaman di
Bank Rakyat Indonesia yaitu 12 persen per 12 bulan pada bulan Maret tahun 2010 dan diasumsikan konstan, dengan alasan pemilihan tingkat suku bunga
pinjaman tersebut dikarenakan untuk lebih menarik minat investasi yang lebih tinggi.
7. Biaya investasi yang dikeluarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
dikeluarkan setelah dikurangi nilai penyusutan per tahun selama Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak dikelola oleh Bapak Candran.
8. Penerimaan untuk hasil sampingan beras dedak, menir dan sekam dan jasa
giling dianggap tetap setiap tahunnya. 9.
Penerimaan hasil jasa giling mengikuti produksi beras Penggilingan Padi Sinar Ginanjar.
10. Harga beras dan bahan baku gabah yang digunakan untuk kondisi tanpa risiko
adalah harga yang berlaku di pasar yaitu pada bulan mei sesuai dengan harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintahBULOG mengenai bahan baku gabah.
50 11.
Beras yang dihasilkan diasumsikan sudah berupa beras kepala yang utuh 12.
Nilai sisa yang diperoleh dari nilai sisa brang-barang yang sifatnya investasi dan masih bernilai serta berada di akhir tahun proyek, seperti bangunan dan
mesin-mesin peralatan pendukung kegiatan lainnya. Perhitungan nilai sisa peralatan ditetapkan sebesar 5 persen.
13. Biaya yang digunakan untuk kegiatan pengusahaan penggilingan padi adalah
biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun ke-0 dan terdapat biaya reinvestasi yang dikeluarkan untuk peralatan-
peralatan yang sudah habis umur ekonomisnya. Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan pada saat melakukan usaha. Biaya operasional
Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dibagi menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
14. Biaya variabel di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar diasumsikan terus
meningkat setiap tahunnya sebesar 1 persen. 15.
Biaya investasi dan biaya operasional Penggilingan Padi Sinar Ginanjar diasumsikan sama untuk kondisi tanpa risiko dan kondisi dengan risiko harga.
16. Pajak Pendapatan yang digunakan sesuai dengan Tarif dan PTKP yang
dikeluarkan oleh Direktorat Pajak tentang penghasilan sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan, Pasal 17 ayat 2 a, yang merupakan perubahan keempat atas Undang-Undang nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan yaitu:
- Pasal 17 ayat 1 b : Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha
tetap adalah sebesar 28 dua puluh delapan persen untuk tahun 2010. -
Pasal 17 ayat 2 a : Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b menjadi 25 dua puluh lima persen yang mulai berlaku sejak tahun
2010.
V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1. Latar Belakang Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
Pada tanggal 1 September 1994 Penggilingan Padi Sinar Ginanjar didirikan, perusahaan ini bergerak dibidang pengolahan padi dan penjualan beras.
Usaha penggilingan padi ini berskala kecil dan masuk kedalam kategori usaha Perdagangan Eceran Khusus Beras. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berlokasi
di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang. Kepemilikan penggilingan padi ini secara bergantian. Pada awalnya Penggilingan Padi Sinar
Ginanjar didirikan oleh Almarhum Bapak Zaenal Abidin,namun dikarenakan permasalahan ekonomi pada tahun 1998, akhirnya pada tahun 1998 Penggilingan
Padi Sinar Ginanjar dipindahalihkan atas nama Bapak Candran pemilik penggilingan padi sampai saat ini.
Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dilatarbelakangi oleh pemilik penggilingan melihat peluang dengan keberadaan areal sawah yang ada masih
relatif banyak, saat ini areal sawah Kecamatan Kota Baru mencapai 1.276.558 Ha, sehingga dengan melihat besarnya areal sawah tersebut pemilik Penggilingan
Padi Sinar Ginanjar yang saat itu masih milik Almarhum Bapak Zaenal Abidin melihat peluang untuk membuka usaha di bidang pengolahan padi. Saat itu jumlah
penggilingan padi di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang masih sedikit, kalaupun ada lokasinya relatif jauh khususnya akses
dengan jalan raya. Untuk itu dengan keuntungan lokasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar atas kemudahan akses yang dimilikinya, berdirilah sebuah penggilingan
padi skala kecil dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dibandingkan dengan penggilingan yang ada sebelumnya.
Adapun maksud dan tujuan didirikannya Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ini diantaranya untuk mendapatkan keuntungan dengan usaha penjualan baik
berupa beras, gabah kering dan basah dan jasa penggilingan padi untuk masyarakat sekitar. Selain itu maksud lain pendirian Penggilingan Padi Sinar
Ginanjar adalah untuk memudahkan akses para pemilik gabah atau petani untuk melakukan penggilingan, karena jarak Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dengan
jalan raya tidaklah jauh.