98 Sinar Ginanjar. Penetapan waktu untuk memprediksikan berbagai kondisi risiko
pada pengusahaan penggilingan padi, baik dari risiko produksi maupun risiko harga adalah selama satu tahun yaitu pada tahun 2009. Hal tersebut dikarenakan
keterbatasan data yang dimiliki oleh penggilingan padi Sinar Ginanjar.
6.3.1. Risiko Produksi
Produksi beras pada kondisi terbaik di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dalam satu kali produksi adalah 2,5 ton beras dari 3,5 ton GKG. Kondisi ini
terjadi selama 3 kali dalam satu periode terakhir, sedangkan produksi beras pada kondisi terburuk adalah 1 ton dari penggunaan 2 ton GKG. Kondisi produksi
beras terburuk terjadi selama 21 kali. Adapun peluang risiko produksi pada usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16
. Frekuensi dan Produksi Beras Di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Setiap Kondisi
Kondisi Frekuensi
Produksi Ton Terbaik
3 2,5
Normal Dasar 23
1,5 Terburuk
10 1
Adanya risiko pada produksi beras akan mempengaruhi penerimaan penggilingan padi Sinar Ginanjar. Penerimaan awal penggilingan padi Sinar
Ginanjar sama dengan kondisi tanpa risiko, yakni dimulai bulai ke sembilan pengoperasian penggilingan maka pada tahun pertama penerimaan yang diperoleh
belum optimal. Harga jual untuk beras pada kondisi risiko produksi disesuaikan dengan harga jual pada kondisi tanpa risiko yaitu Rp.6200 per kilogram. Namun
ada perbedaan pada kondisi risiko produksi dan tanpa risiko, yaitu jumlah produksi yang dihasilkan. Pada kondisi terbaik, di tahun pertama jumlah total
penerimaan yang dihasilkan dari penjualan beras dan hasil sampingannya serta jasa giling mencapai Rp. 548.708.602. Penerimaan pada tahun ke-2 sampai ke-14
diasumsikan konstan sehingga penerimaan yang di terima sudah optimal yaitu Rp
.
1.341.287.693, hal tersebut dikarenakan produksi yang dilakukan oleh
99 Penggilingan Padi Sinar Ginanjar sudah optimal selama 8,8 bulan. Pada tahun ke
lima belas penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mendapatkan tambahan dari nilai sisa barang-barang investasi yaitu sebesar Rp. 6.290.500 sehingga total
penerimaan menjadi Rp. 1.347.578.193 Tabel 17
Tabel 17 . Penerimaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Kondisi Tiga
Skenario Risiko Produksi
Penerimaan Tahun Ke-1 Rp
Tahun Ke-2 Rp Tahun Ke-15 Rp
Terbaik 548.708.602
1.341.287.693 1.347.578.193
Normal 437.108.602
1.068.487.693 1.074.778.193
Terburuk 325.508.602
795.687.693 801.978.193
Sementara itu, penerimaan penggilingan padi Sinar Ginanjar untuk kondisi normal pada tahun pertama mencapai Rp. 437.108.602 dan pada tahun ke-2
sampai dengan tahun ke-14 penerimaan mencapai Rp. 1.068.487.693 peningkatan pernerimaan tersebut dikarenakan adanya peningkatan produksi dari tahun
pertama ke tahun ke-2. Pada tahun ke-15, penerimaan penggilingan padi mendapatkan tambahan dari nilai sisa yang diperoleh dari barang-barang
investasi, sehingga penerimaan tahun ke-15 menjadi Rp.1.074.778.193. Penerimaan pada kondisi ketiga yaitu kondisi terburuk, ditahun pertama
penerimaan sebesar Rp. 325.508.602. Sedangkan ditahun kedua sampai dengan tahun ke-14 penerimaan mencapai Rp. 795.687.693 karena produksi sudah
optimal. Pada tahun ke-15 seperti pada kondisi sebelumnya diakhir tahun umur usaha penerimaan penggilingan padi mendapatkan tambahan dari nilai sisa
barang-barang investasi, sehingga penerimaan di tahun ke-15 adalah Rp.801.978.193.
Perubahan jumlah penerimaan yang dihasilkan dengan adanya risiko produksi, akan memberikan perubahan juga terhadap biaya variabel yang
dikeluarkan, khususnya biaya pembelian bahan baku dan produksi seperti bahan bakar mesin penggilingan, biaya pembelian karung dan benang, biaya kuli angkut
dan biaya sewa kendaraan. Apabila terjadi perubahan pada produksi yang dihasilkan, jumlah biaya pembelian bahan baku dan biaya produksi juga akan
100 mengalami perubahan. Namun untuk besarnya biaya tetap, ketiga kondisi pada
risiko produksi dianggap tetap seperti pada kondisi tanpa risiko. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18 . Biaya Variabel Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Kondisi Risiko
Produksi
Biaya Variabel Tahun Ke-
1 6
15
Terbaik 774.396.000
918.347.358 1.004.382.980
Normal 644.877.000
764.769.565 836.417.210
Terburuk 515.358.000
635.759.255 759.791.161
Pada kondisi terbaik, dimana jumlah produksi beras berada pada posisi terbaik yaitu mencapai 2 ton per satu kali produksi, biaya variabel yang
dikeluarkan pada tahun pertama investasi yaitu sebesar Rp. 774.396.000, hal tersebut dikarenakan usaha yang dimulai pada bulan ke sembilan. Sementara itu,
pada tahun kedua sampai tahun ke-15 jumlah pengeluaran untuk biaya variabel seperti halnya pada kondisi tanpa risiko, biaya variabel meningkat sebesar 1
persen. Biaya pada tahun ke-15 mencapai Rp. 1.004.382.980. Pada kondisi normal, biaya variabel belum maksimal, tahun awal investasi
yang dimulai pada bulan ke sembilan besarnya biaya variabel sebesar Rp.644.877.000. Perubahan biaya variabel pada kondisi normal risiko produksi
diasumsikan meningkat sebesar 1 persen seperti pada kondisi tanpa risiko. Sehingga pada tahun ke-15 biaya variabel mencapai Rp. 836.417.210. Risiko
produksi pada kondisi terburuk juga mengalami hal yang sama, dimana pada awal investasi usaha baru berjalan pada tahun ke-9, sehingga biaya variabel yang
dikeluarkan sebesar Rp. 515.358.000 dan untuk tahun berikutnya biaya variabel diasumsikan mengalami kenaikan sebsar 1 persen.
Adanya perubahan pada penerimaan dan biaya usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar karena adanya risiko produksi, kriteria investasi dari ketiga
skenario yang sudah ditetapkan pun mengalami perbedaan dengan kondisi tanpa risiko Tabel 19. Kriteria yang digunakan untuk menilai kelayakan investasi pada
101 kondisi risiko produksi sama dengan kriteria yang digunakan pada kondisi tanpa
risiko, yakni NPV, IRR, Net BC serta Payback Periode.
Tabel 19 . Kriteria Investasi Pada Ketiga Kondisi Risiko Produksi Usaha
Penggilingan Padi Sinar Ginanjar
Kriteria Investasi Terbaik
Normal Terburuk
NPV 1.138.014.178
630.318.189 16.059.645
Net BC 4,97
2,97 0,96
IRR 53
38 11
PP 1 Tahun
1 Tahun 6 Bulan 14 Tahun
Berdasarkan perhitungan untuk kriteria investasi kondisi risiko produksi, pada skenario terbaik, nilai NPV yang dihasilkan mencapai Rp. 1.138.014.178,
nilai IRR sebesar 53 persen, serta Net BC sebesar 4,97. Hal tersebut
menunjukan bahwa usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar pada kondisi risiko produksi layak untuk dijalankan dan dilakukan investasi, dengan waktu
pengembalian 1 tahun, namun karena mengikuti bulan produksi per tahun Penggilingan Padi Sinar Ginanjar 8,8 bulan maka waktu pengembaliannya
menjadi 1 tahun 4 bulan. Sedangkan pada kondisi normal, nilai NPV yang dihasilkan sebesar Rp. 630.318.189, IRR sebsar 38 persen dan Net BC sebsar
2,97. Hal tersebut juga menunjukan bahwa pada kondisi normal risiko produksi usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan dan untuk
diinvestasikan dengan waktu pengembalian 1 tahun 6 bulan, namun karena mengikuti waktu produksi penggilingan padi Sinar Ginanjar per tahun 8,8 bulan
maka waktu pengembaliannya mencapai 2 tahun 0,4 bulan. Pada kondisi risiko produksi skenario terburuk usaha penggilingan padi
Sinar Ginanjar menunjukan ketidaklayakan. Hal ini terlihat dari nilai NPV yang bernilai negatif yaitu sebesar Rp. 16.059.645, nilai IRR yang lebih kecil dari
tingkat diskonto yaitu sebesar 11 persen dan Net BC yang lebih kecil dari satu yaitu 0,96. Pada kondisi risiko produksi skenario terburuk waktu pengembalian
atas investasi meunjukan kelayakan, hanya saja waktu pengembaliannya yang lebih lama dari dua skenario lainnya yaitu 14 tahun. Namun dengan mengikuti
102 asumsi yang digunakan untuk waktu produksi penggilingan padi sekitar 8,8 bulan
per tahun, maka hasil yang diperoleh yaitu 19 tahun 0,9 bulan.
6.3.2. Risiko Harga